Liputan6.com, London - Amarah manajer Fulham, Claudio Ranieri terhadap salah satu pemainnya, Aboubakar Kamara kini sudah reda. Dia mengaku sudah tak marah lagi dengan Kamara yang tak mendengarkan perintahnya saat insiden penalti lawan Huddersfield Town.
Sebelumnya, Ranieri mengaku marah besar terhadap Kamara. Pasalnya ia merebut jatah penalti timnya yang seharusnya dieksekusi oleh Aleksandar Mitrovic.
Advertisement
Baca Juga
Insiden itu sempat membuat Kamara dan Mitrovic sempat adu mulut di lapangan. Parahnya, pada akhirnya Kamara gagal mengeksekusi penalti itu karena bol tendangannya sukses diblok oleh Jonas Lossl.
Untungnya bagi Fulham, kegagalan itu justru bisa dibayar tuntas oleh Mitrovic. Pemain asal Serbia ini berhasil mencetak gol pada menit 90+1 dan membuat timnya menang 1-0.
Â
Â
Dihabisi
Aksi Kamara kemudian membuat Ranieri marah besar. Sampai-sampai dihadapan media, manajer asal Italia itu mengaku ingin menghabisi pemain asal Prancis tersebut.
"Saya ingin membunuhnya," ketus eks bos Leicester City itu.
"Saya bilang pada Aboubakar Kamara untuk menyerahkan bola kepada Aleksandar Mitrovic. Ia yang menendang penalti," tegasnya.
"Tak bisa dipercaya, [Kamara] tidak menghormati saya, klub, tim dan para suporter. Saya bicara dengannya, itu salah. Saya ingin membunuhnya."
Advertisement
Dimaafkan
Namun emosi Ranieri sudah mereda. Ia mengaku kini permasalah dengan pemain berusia 23 tahun itu telah tuntas.
"Sekarang semuanya sudah selesai. Ia datang kepada saya setelah saya memanggil semua pemain, semua orang di sekitar kami, dan mereka (semua) meminta maaf," bebernya.
"Bagi saya sudah selesai," tegas Ranieri seperti dilansir Sky Sports.
"Tim adalah yang pertama dalam ide saya, jika saya membutuhkannya ia terus bermain tetapi ia harus meningkatkan apa yang saya minta. Ia orang yang baik dan saya harap juga para penggemar mendukungnya dan semua tim," pungkasnya.
Sumber: Bola.net