Tarkam, Rela Jorjoran demi Angkat Trofi

Mistis hingga judi jamak terjadi di pada turnamen antarkampung alias Tarkam.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 22 Jan 2019, 20:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 20:30 WIB
Turnamen antarkampung
Turnamen antarkampung (Marco/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Turnamen sepak bola antarkampung atau dikenal dengan Tarkam bukan kegiatan baru di Indonesia. Hampir di setiap daerah di Tanah Air kerap menggelar kejuaraan seperti ini. 

Saat sepak bola Indonesia mati suri 2015 lalu akibat sanksi FIFA, Tarkam bahkan sempat menjadi wadah bagi sebagian pemain profesional dalam mengais rezeki. Mereka rela tampil di lapangan kampung yang tidak memenuhi standar demi bayaran yang menggiurkan.  

Saat kompetisi kembali bergulir, Tarkam tidak lantas meredup. Berbagai kejuaraan tetap berlangsung di berbagai daerah. Ambisi untuk menyalurkan kegilaan terhadap sepak bola membuat banyak pihak rela merogoh kocek melebihi hadiah yang ditawarkan panitia. 

Liputan6.com dan Bola.com, sempat menyambangi salah satu Tarkam yang berlangsung di Lapangan Garem, Gunung Sindur, beberapa waktu lalu. Dalam perbincangan dengan panitia dan pemilik klub, terungkap berbagai informasi menarik seputar kejuaraan mini tersebut.

Seperti apa liputan lengkapnya, saksikan video di halaman berikutnya:

Tarkam, Sepak Bola Tanpa PSSI

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya