6 Pemain Brasil yang Hancur di Usia Emas

Para pemain Brasil hancur di usia yang sedang produktif. Cedera dan kehidupan mewah menjadi penyebab utama.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 12 Okt 2021, 20:34 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2019, 19:00 WIB
7 Aksesoris Pesepak Bola
Ronaldinho, salah satu pemain asal Brasil yang kariernya hancur di usia emas. (AFP/Andrew Yates)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Sepak bola merupakan agama di Brasil. Hal itu membuat Negeri Samba memiliki banyak pemain top yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Negara yang terdapat di Benua Amerika Selatan tersebut tak pernah berhenti menelurkan bintang-bintang dunia. Bahkan, Brasil bisa disebut sebagai gudangnya pesepak bola.

Kehebatan para pemain Brasil sudah diakui, dirasakan, dilihat, dan diketahui seluruh dunia. Brasil adalah negara yang paling banyak menjuarai Piala Dunia, yakni sebanyak lima kali.

Namun sayangnya, di balik kehebatan Brasil dalam mencetak pemain, ada hal buruk yang menghantui. Para pemain Brasil hancur di usia yang sedang produktif. Cedera dan kehidupan mewah menjadi penyebab utamanya.

Siapa saja pemain sepak bola Brasil yang hancur saat berada di usia emas? Lihat di halaman selanjutnya.

1. Ronaldinho

Pesepak Bola dengan Prestasi Menawan yang Gemar Tebar Senyuman
Ronaldinho. (AFP/Pau Barrena)

Kita harus mengakui kalau Ronaldinho adalah salah satu produk Brasil paling hebat. Dia pernah meraih gelar Ballon d'Or sekali pada tahun 2005.

Namun sayang, kariernya sebagai pesepak bola hancur karena kehidupan yang glamor. Dia tak bisa mengontrol dirinya untuk berdekatan dengan wanita.

Bahkan pada tahun 2014, pria yang saat ini sudah berusia 39 tahun tersebut memilih bergabung dengan klub asal Meksiko, Queretaro karena disodorkan wanita-wanita cantik.

 

 

2. Adriano

Pesepak Bola Bertubuh Gemuk Saat Merumput
Adriano. (AFP/Damien Meyer)

Pada tahun 2005 hingga 2009, nama penyerang Inter Milan, Adriano sangat ditakuti oleh lini pertahanan lawan. Tendangan keras nan akurat menjadi salah satu andalannya untuk mencetak gol.

Sayang, kelakuannya membuat karier Adriano hancur. Pengaruh alkohol, narkotika, dan wanita mengubahnya menjadi pemain yang sukar diatur.

Pada tahun 2016, Adriano sempat bergabung dengan klub Amerika Serikat. Namun, pria yang sudah berusia 37 tahun tidak mendapat kesempatan bermain karena tubuhnya sudah terlalu gemuk.

 

3. Ronaldo

Ronaldo Luiz
Ronaldo saat membela Timnas Brasil di Piala Dunia 2002. (Bola.com/Dok. FIFA)

Ronaldo meruapakan bintang Timnas Brasil di Piala Dunia 2002. Hingga saat ini, belum ada striker yang bisa menyamai kemampuannya menggiring bola dan naluri mencetak golnya. Selama masih menjadi pesepak bola, Ronaldo adalah pemain yang paling ditakuti bek lawan.

Namun, kebiasaan buruk mantan pemain Inter Milan, Real Madrid, Barcelona dan AC Milan itu membuat dampak negatif untuk dirinya sendiri. Ronaldo tidak bisa mengatur pola makannya.

Saat masih 27 tahun, usia yang masih sangat produktif sebagai pesepak bola, berat badannya sudah mencapai 98 kg. Ronaldo sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Selain kegemukan, hal lain yang membuat karier Ronaldo meredup adalah cedera. Striker yang mengakhiri kariernya bersama Corinthians pernah cedera lutut selama satu tahun pada musim 2001-2002.

 

4. Diego Ribas

img_diego-210212.jpg
Diego Ribas. (AFP PHOTO/PEDRO ARMESTRE)

Tampil sangat mengesankan di Werder Bremen pada tahun 2006-2009, Diego Ribas disebut-sebut sebagai salah satu gelandang muda terbaik di dunia.

Namun, dia membuat keputusan yang salah pada tahun 2009 dengan memilih bergabung bersama Juventus. Gaya permainan pria kelahiran Ribeirao Preto itu tidak cocok dengan Juventus. Diego hanya semusim merumput di Italia.

Dia pun memilih kembali ke Liga Jerman dan memperkuat VfL Wolfsburg. Maksud hati ingin menemukan performanya, Diego malah semakin terpuruk.

Pria yang kini berusia 34 tahun tersebut sempat memperkuat raksasa Turki, Fenerbahce pada 2014/2015, tapi kariernya lebih banyak duduk di bangku cadangan.

 

5. Robinho

AC Milan-Robinho
Robinho. (AFP Photo/Juan Mabromata)

Saat masih memperkuat klub asal Brasil, Santos, Robinho merupakan pemain yang paling bersinar bersama Diego Ribas. Robinho berhasil mempersembahkan dua trofi Liga Brasil.

Kecemerlangan dan kehebatan Robinho membuat Real Madrid tertarik mendatangkannya ke Santiago Bernabeu pada tahun 2005. Tiga musim di Madrid terbilang sukses, karena dia selalu masuk tim inti. Namun, cedera dan tidak banyak mencetak gol membuatnya tersingkir dari Los Blancos pada tahun 2008.

Setelah ditendang Madrid, Manchester City menampung winger lincah Brasil tersebut. Nasib sial rupanya belum pergi dari tubuh Robinho, cedera dan inkonsistensi menjadi hal yang meredupkan kariernya.

Manajemen Manchester Biru pun membuangnya ke klub asal Italia, AC Milan. Pada musim pertamanya, Robinho berhasil mencetak 14 gol dari 34 pertandingan pada musim 2010-11 dan membuat kagum Milan.

Lagi-lagi, konsistensi permainan Robinho tidak stabil. Dia pun tidak mendapat perpanjangan kontak dan kembali ke Santos pada tahun 2014.

 

6. Alexandre Pato

Mantan Pemain Chelsea yang Bermain di Liga China
Alexandre Pato. (AFP/Oli Scarff)

Tahun 2007, AC Milan mendatangkan penyerang yang digadang-gadang sebagai duplikat Ronaldo, Alexandre Pato. Saat itu, pemain yang dijuluki Si Bebek tersebut masih berusia 18 tahun.

Dua musim pertama di San Siro, Pato menunjukkan talentanya dengan mencetak 27 gol dari 62 pertandingan di semua kompetisi.

Petaka untuk Pato datang di musim 2010-11, dia mengalami cedera panjang. Setelah pulih, cedera itu sangat berpengaruh kepada performa Pato. Kecepatan dan naluri mencetak golnya berkurang.

Karena hal tersebut, pada tahun 2013, Pato dijual ke klub asal Brasil, Corinthians. Dia hanya dua musim di Corinthians dengan mencetak 17 gol dari 62 pertandingan.

Saat ini, striker berusia 29 tahun tersebut sempat memperkuat klub asal Tiongkok, Tianjin Tianhai. Namun kontraknya tak diperpanjang pada 2019.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya