Terlibat Pengaturan Skor, 3 Pria Ini Sempat Merintis Karier di Real Madrid

Operasi Oikos yang digelar kepolisian Spanyol mengamankan 10 orang yang diduga terlibat dalam skandal pengaturan skor pada musim 2016/17 dan 2017/18.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 29 Mei 2019, 18:10 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2019, 18:10 WIB
Logo La Liga
Logo La Liga (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Lewat Operasi Oikos, polisi Spanyol menangkap 10 orang yang diduga terlibat dalam skandal pengaturan skor atau match fixing. Tiga di antaranya ternyata pernah berkostum Real Madrid. 

Raul Bravo, Borja Fernandez, dan Carlos Aranda, seluruhya pernah memperkuat Real Madrid Castilla di awal abad ke-20. Mereka bahkan sempat memenangkan kompetisi Segunda B di bawah asuhan pelatih, Juan Ramon Lopez Caro--kini menangani Shenzhen. 

Raúl Bravo ditengarai sebagai pimpinan sindikat pengaturan skor tersebut. Sementara dua rekannya, Borja Fernández and Carlos Aranda merupakan kaki tangannya. Mereka ditangkap bersama tujuh lainnya yang dianggap terlibat kasus match fixing musim 2016/17 dan 2017/18.

Seperti dilansir AS, Bravo, Borja, dan Aranda memperkuat Real Madrid Casilla pada musim 2001-2002. Mereka sukses merebut Seguna B Grup III dengan 80 poin atau 11 poin di depan Valencia B. Namun mereka gagal naik ke Segunda setelah kalah dari Almeria dan Pontevedra.  

Rekam jejak mereka bersama Real Madrid Castilla terekam dalam sebuah foto yang diabadikan pada 30 September 2001. Pada foto tersebut, tampak wajah Rau Bravo dan Borja Fernández berdiri dekat penjaga gawang, Carlos Sanchez. Sementara Aranda jongkok di sisi kiri bawah. 

 

 

 

Satu Tim Bek Legendaris Madrid

Logo dan ilustrasi Real Madrid
Logo dan ilustrasi Real Madrid. (AFP/Christof Stache)

Di bawah asuhan Juan Ramon Lopez Caro, ketiga pemain Real Madrid satu tim dengan Francisco Pavon. Pemain kelahiran 9 Januari 1980 ini merupakan bek tangguh yang pernah dimiliki Los Galacticos. Pavon memperkuat Real Madrid sejak 2001 hingga 2007. 

Di eranya, Pavon dianggap sebagai pemain ideal bagi Real Madrid. Presiden Real Madrid, Florentino Perez bahkan berjanji membangun tim dengan kombinasi pemain mahal berkelas seperti Zinedine Zidane dan jebolan akademi Real Madrid yang matang seperti Pavon.  

Libatkan Presiden Klub

Pengaturan skor tidak hanya terjadi di La Liga Primera, tapi merebak ke divisi Segunda. Polisi juga menangkap Presiden Huesca, Agustín Lasaosa dan kepala tim medis, Juan Carlos Galindo Lanuza. Mereka dianggap telibat dan menghadapi tuduhan pencucian uang, suap dan korupsi.

Demi menemukan barang bukti, polisi juga menggeledah kantor mereka, Selasa kemarin. Laporan lain menyebutkan bahwa pemain Leeds, Samu Saíz, yang sempat dipinjamkan ke Getafe pada paruh kedua musim 2018/19 juga ikut diamankan. Namun radio Spanyol Cadena Cope mengklarifikasi kalau pemain tersebut tengah diselidiki polisi meski tidak ditangkap. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya