HEADLINE: Jadi Tuan Rumah Formula E 2020, Bagaimana Persiapan Jakarta?

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan Jakarta akan jadi salah satu kota tuan rumah penyelenggara Formula E pada 2020.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 17 Jul 2019, 00:05 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 00:05 WIB
Sebastien Buemi
Jakarta akan menjadi salah satu kota tuan rumah penyelenggara ajang Formula E pada tahun 2020. (Yann COATSALIOU / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Formula E tiba-tiba saja jadi populer di Indonesia. Tak hanya media yang membicarakannya, orang perorangan, hingga warganet pun mulai berkomentar mengenai lomba balap mobil kursi tunggal yang menggunakan energi listrik itu.

Padahal, sejak pertama kali digelar di Tiongkok, September 2014, gaung Formula E seperti tidak sampai ke Indonesia.

Namun, sejak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan ibu kota Negara ini akan jadi salah satu kota tuan rumah penyelenggara Formula E pada 2020, orang pun mulai aware. Seperti juga Formula 1, Formula E berada di bawah naungan Federation Internationale de l'Automobile (FIA), sama seperti Fomula 1 ini.

Di akun Instagram-nya, Minggu (14/7/2019) Anies mengungkapkan negosiasinya dengan pihak FIA dan Formula E di New York, Amerika Serikat telah membuahkan hasil.

"Alhamdulillah, berhasil! Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah balap mobil bergengsi Formula E di tahun 2020," begitu tulis Anies di bawah foto dirinya tengah berada di lintasan balap Formula E di Brooklyn, New York.

Tentu negoisasi ini tidak ujug-ujug terjadi. Persiapan negosiasi ini kabarnya telah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Tim dari Formula E juga sudah datang khusus untuk melakukan uji lapangan di Jakarta pada 8-9 Juli lalu.

Infografis Jakarta Siap Gelar Formula E 2020?
Infografis Jakarta Siap Gelar Formula E 2020? (Liputan6.com/Triyasni)

Pada unggahan selanjutnya, Anies menjelaskan ajang Formula E bertujuan memperkenalkan mobil listrik dan mengurangi emisi karbon melalui balapan yang serupa Formula 1. Maka itu, balapan ini pun dilakukan di jalur jalanan dalam kota.

Anies menulis, selain akan mempromosikan Jakarta sebagai ibu kota negara, ajang Formula E juga berpotensi menghadirkan manfaat ekonomi di ibu kota senilai 78 juta Euro atau sekitar Rp 1,2 triliun.

Dia juga memprediksi akan terhasilkan transaksi ekonomi mencapai 1,6 juta euro selama Formula E digelar. Jumlah itu dihitung dari sekitar 35 ribu penonton yang diprediksikan datang ke Jakarta menyaksikan ajang ini, meliputi industri konsumsi, transportasi maupun akomodasi. Dengan begitu, sektor pariwisata pun terangkat dengan sendirinya.

 

Dukungan Mengalir

Pemprov DKI Jakarta Segera Ambil Alih Pengelolaan Air dari Swasta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan siap membawa ajang Formula E ke Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Singkat kata, banyak keuntungan yang akan didapat jika Formula E jadi digelar di Jakarta. Tak heran rencana ini pun banyak mendapat dukungan.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik menyambut baik ide membawa Formula E ke Jakarta. Taufik mengatakan, dirinya sangat mendukung dijadikannya Jakarta sebagai tuan rumah perlombaan Formula E. Sebab, hal ini dapat membawa dampak ekonomi yang baik bagi Indonesia.

Taufik pun mengaku yakin, Jakarta sudah siap untuk menjadi tuan rumah perlombaan bertaraf internasional balap mobil Formula E. Menurutnya, Jakarta bisa mencontoh Monako yang pernah mengadakan perlombaan balap Formula 1 di jalanan kotanya.

"Saya kira Jakarta sudah memadai. Monako saja bisa di jalanan, masa Jakarta tigak bisa. Tapi, soal itu nanti dibahas oleh tim teknis," ujar Taufik saat dihubungi wartawan, Selasa (16/7/2019).

Opsi Lintasan

Formula E
Suasana balap Formula E 2018/19 putaran 12 yang digelar di Brooklyn Street Circuit, AS, Sabtu (13/7). (AFP/David Dee Delgado)

Untuk lintasan sendiri, pihak Pemprov DKI sudah menyiapkan. Kadishub DKI Syafrin Liputo mengungkapkan, ada dua usulan lintasan yang akan digunakan untuk Formula E tersebut. Rencana pertama ialah di sekitaran kawasan Gambir dan Monas. Sementara lokasi opsi kedua adalah di bagian dalam Monas.

Syafrin menjelaskan, untuk opsi pertama, Pit Stop akan berada di Monas, di belakang Stasiun Gambir. Dari Monas, lintasan akan memasuki Jalan Ridwan Rais lalu berputar menuju Monumen Tugu Tani.

Sedangkan untuk opsi kedua, lintasan akan dimulai dari Silang Monas Tenggara- MI Ridwan Rais-Tugu Tani-MI Ridwan Rais-Merdeka Selatan-Wisma Antara-Berputar ke Kedubes AS-Monas-Ridwan Rais.

Syafrin tak menampik kondisi jalan masih banyak yang bergelombang. Namun, dia menegaskan, Pemprov DKI akan memperbaikinya. "Kami masih menunggu karena memang dari penyelenggara memang belum konfirmasi dengan rute yang yang fixed akan digunakan apa," ujar Syafrin.

Pernyataan Syafrin juga mendapat dukungan dari Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho. Hari menyebut, siap membenahi jalanan Jakarta yang masing berlubang dan bergelombang yang akan dijadikan arena balap.

Hari juga menyatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan panitia untuk penyelenggaraan balap Formula E di Jakarta. "Kalau lintasan itu yang dipakai, itu nanti kita tanya panitia internasional itu bagaimana standarnya, harus seperti apa,” ucap Hari saat dihubungi, Selasa (16/7/2019).

 

Bukan Cuma soal Jalan Berlubang

Namun, tentu masalah bukan selesai di situ. Sebab, masih banyak aspek lain yang harus dipikirkan, selain soal jalan berlubang. Harus dipikirkan juga dampak dari penyelenggaran ajang Formula E, meski mungkin penyelenggaraannya hanya sehari. Soal pengalihan jalan misalnya, agar tidak menimbulkan kemacetan yang parah.

Atau soal penataan trotoar di lokasi balapan. Sebab, dipastikan akan banyak masyarakat dan wisatawan dalam dan luar negeri yang akan memenuhi trotoar demi menyaksikan balap. Selain itu, harus juga disiapkan fasilitas-fasilitas apa saja yang diperlukan untuk keperluan lomba.

Jeffrey JP, Sekjen PP Ikatan Motor Indonesia (IMI), menyebut dalam hal ini, pihak tata kota jelas harus dilibatkan. "Sebab, mereka yang paling mengerti terkait masalah seperti ini," ujarnya.

Jeffrey sendiri mengaku percaya, Jakarta mampu menggelar Formula E, tinggal persiapanya saja yang harus benar-benar serius. "Ya, minim-minim kita butuh waktu satu hingga satu setengah tahun untuk menyiapkan pagelaran Formula E ini," ujar Jeffrey.

Jeffrey menyebut, sebelumnya memang sudah ada pemberitahuan kepada Ketua Umum IMI, Sadikin Aksa, terkait rencana Jakarta sebagai salah satu tuan rumah penyelenggara ajang Formula E. Dan, IMI, kata Jeffrey, sangat mendukung, karena Formula E merupakan salah satu kejuaraan yang mereka rekomendasikan, selain rally dan motocross.

Nantinya, kata Jeffrey IMI siap terlibat secara langsung membantu memberikan masukan dalam persiapan penyelenggaraan. "Tentu, kami akan membantu dalam hal teknis serta regulasi yang berlaku baik soal rute lintasan dan juga penyelenggaran lomba," ujarnya.

Formula E
Suasana para penonton yang menyaksikan balap Formula E 2018/19 putaran 12 yang digelar di Brooklyn Street Circuit, AS, Sabtu (13/7). (AFP/David Dee Delgado)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya