Jakarta - Anak angkat Cristiano Ronaldo, Martunis, adalah salah satu korban selamat tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Itu artinya, kemarin tepat 15 tahun lalu terjadi bencana gempa serta tsunami yang menimpa provinsi Aceh dan sekitarnya.
Di sisi lain, Martunis menjadi satu di antara seseorang yang beruntung karena selamat dari bencana yang menewaskan sekitar lebih dari seratus ribu orang tersebut. Momen tersebut turut dibagikan Martunis di akun Instagramnya. Ia mengunggah dua momen bersama Ronaldo.
Unggahan pertama Martunis berisi video dirinya pertama kali bertemu dengan Ronaldo di sebuah bus. Dalam unggahan tersebut Martunis memberikan memberikan semangat dan doa untuk para korban.
Advertisement
"15th Tsunami Aceh. Bangun Bersama, Siaga Bencana," tulis Martunis.
"Al-Fatihah untuk keluarga dan semua para korban Tsunami. Tetap semangat, berusaha dan Berdoa," tambahnya.
Kemudian untuk unggahan yang kedua, Martunis memposting dirinya memakai jersey Timnas Portugal. Dalam postingan tersebut Martunis mengungkapkan untuk selalu berdoa dan berusaha dalam hal apa pun.
"Hal yang tidak akan pernah saya lupakan selama hidup saya. Tetap Semangat dalam hidup ini, karena hidup cuma sekali. Terus Berdoa dan berusaha dalam segi apa pun @cristiano," tulis Martunis dalam postingan terakhirnya.
Saksikan video pilihan berikut ini
Belajar Sepak Bola di Sporting Lisbon
Bencana gempa dan tsunami Aceh pada 2004 tercatat menewaskan sekitar 227 ribu korban jiwa dari berbagai negara sekitar Indonesia. Jumlah korban terbanyak berada di Indonesia dengan korban sekitar 130 ribu hingga 160 ribu jiwa.
Kala itu, Martunis selamat dari bencana tsunami. Kemudian sosok Martunis mencuri perhatian karena saat selamat sedang mengenakan jersey Timnas Portugal bernama Cristiano Ronaldo. Menariknya, Ronaldo mengetahui ada seorang anak selamat dari bencana besar dengan memakai jersey dengan namanya.
Bahkan, Ronaldo sampai datang ke Indonesia dan menjadikan Martunis sebagai anak angkatnya.
Seperti anak bintang top dunia pada umumnya, Martunis diberi banyak kesempatan untuk belajar sepak bola langsung dari ahlinya. Pada 2015 bocah asal Aceh tersebut sempat mencicipi sederet kurikulum di Akademi Spoting Lisbon.
Disadur dari Bola.com (Penulis Faozan Tri Nugroho / Editor Yus Mei Sawitri, Published 26/12/2019)
Advertisement