Liputan6.com, London - Toni Terry mendesak suaminya yang merupakan legenda Chelsea, John Terry, menjual rumah mewahnya di Oxshott, Surrey. Rumah tersebut seharga 5,5 juta pound sterling atau setara dengan Rp 102 miliar.
Mengutip dari Daily Star, Toni diberitakan trauma karena pada Februari 2017, rumah legenda Chelsea berusia 39 tahun itu dibobol oleh pencuri. Rumah Terry dibobol saat mereka sedang liburan di Swiss.
Pencuri berhasil menggasak 28 tas mahal yang sudah dikoleksi oleh Toni. Selain itu, semua perhiasan yang dimiliki oleh Toni juga raih oleh pencuri. Mereka pun mengalami kerugian hingga 400 ribu pound sterling.
Advertisement
Tak hanya itu saja, pencuri juga membuang kotorannya di tempat tidur yang biasa digunakan oleh Toni dan John Terry. Faktor tersebut membuat Toni mengalami trauma yang hingga saat ini masih dirasakan.
Pencuri rumah mantan kapten Chelsea itu sudah berhasil diringkus oleh polisi beberapa hari setelah kejadian. Polisi berhasil meringkus pencuri menggunakan DNA dari kotoran yang berada di tempat tidur.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Trauma Mendalam
Seorang teman dekat John Terry, yang tidak disebutkan namanya membenarkan kalau Toni masih mengingat kejadian tersebut. Oleh karena itu, wanita berambut pirang tersebut sudah tidak mau lagi tinggal di sana.
"Rumah itu mengingatkannya (Toni) akan malam horor di masa lalu. Faktanya, salah seorang pencuri meninggalkan kotoran di ujung tempat tidur yang membuat mereka marah."
"Kasihan Toni jika mengingatnya terus. Mereka mulai mencari rumah baru dan segera pindah," kata sang teman.
Advertisement
Pencuri Diduga Fans Arsenal
Dalam laporan di media-media Inggris, empat pencuri yang masuk ke rumah John Terry diduga penggemar berat Arsenal, rival sekota Chelsea. Keempat pencuri itu divonis penjara hingga 27 tahun.
Terry memmbeli rumah tersebut seharga 2,5 juta pound sterling dari pemilik lamanya, seorang pegolf, Colin Montgomerie.