Jakarta - Work From Home (WFH) dan mendekam di rumah sepanjang pandemi corona Covid-19Â menjadi tantangan bagi setiap individu. Maklum, berada di rumah justru menimbulkan tekanan yang akan berpengaruh terhadap kualitas psikis seseorang.
Mengurung diri di rumah selama beberapa waktu pada saat wabah infeksi corona Covid-19 ini dilakukan untuk terhindarkan dari infeksi tersebut. Hanya saja, hal ini ternyata malah bisa meningkatkan kecemasan kita dan mencederai kesehatan mental.
Menurut Psikolog Intan Erlita, M.Psi, kecemasaan sebenarnya sesuatu yang alami atau normal. Penanganan yang tepat, kecemasan justu menjadi penanda bagi tubuh untuk melakukan hal yang disarankan, seperti dalam keadaan pandemi virus corona.
Advertisement
"Kecemasan merupakan alarm tubuh untuk kita lebih mawas diri seperti ada wabah virus corona. Kita lebih sadar akan kesehatan tubuh, minum vitamin, makan-makanan sehat, dan rajin cuci tangan. Jadi kita tahu harus melakukan apa," ujar Erlita.
Kecemasaan tetap dibutuhkan agar tidak cuek dengan keadaan, namun jangan sampai berlebihan. Sebab kita nantinya malah sulit membedakan mana benar atau salah jika cemas berlebih.
"Jadi kalau berlebih malah jadi stres hingga depresi. Malah nantinya ada masalah psikologis. Cemas boleh untuk alarm diri namun tidak berlebih," tambahnya. Berikut ini beberapa tips agar tetap menjaga kesehatan mental dan tidak kebingungan dalam menerima informasi seperti mengenai corona Covid-19.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Hindari Berita Negatif
Setiap hari kita membaca informasi dari media sosial atau grup WhatsApp. Dalam informasi tersebut biasanya didominasi berita-berita negatif seperti update korban virus corona, negara akan lockdown dan bagaimana nasib warga negaranya?
"Bayangkan kalau kita setiap hari mendapatkan berita negatif terus menerus, jadi kita berasumsi dengan hal yang belum tentu benar. Berita negatif tersebut tertanam dalam benak kita, akhirnya stres dan daya tubuh menurun karena cemas dan takut berlebih," papar Intan.
Â
Advertisement
Cek Fakta
Memilih Media Sosial
Intan mengatakan, media sosial dapat membantu kita jika digunakan secara bijak, namun juga dapat 'membunuh'. Jadi ada baiknya menyortir akun-akun apa yang harus kita follow atau unfollow. Atau mute teman-teman atau akun-akun yang selalu menyebarkan berita negatif.
"Tujuannya untuk mengkarantina dari fisik dan psikis agar pikiran tidak negatif," sebut Intan.
Cek Kebenaran Berita
Jika di grup WhatsApp tersebar berita-berita negatif, ada baiknya cek kebenarannya. Bisa melihat dari media terpercaya atau akun-akun Instagram pemerintah.
Informasi benar kita bisa cek Instagram presiden, gubernur, dan akun pemerintah lainnya. Kunci di tangan kita, masa karantina bukan hanya fisik tapi bagaimana psikis kita dikaratina agar tidak membuat diri ini jauh lebih sakit hanya karena informasi yang tidak benar dan memengaruhi psikis.
Â
Tetap Beranjangsana
Tetap Beranjangsana
Social distancing bukan kita menutup diri untuk bersilaturahmi. Kita bisa menyambung pertemuan dengan cara online seperti menggunakan aplikasi. Hal ini dibutuhkan agar kita tidak merasa sendirian menghadapi permasalahan wabah ini.
"Jadi kita tidak merasa cemas, bisa sharing sama teman mengenai apapun seperti resep masakan," timpalnya.
Aktif Bergerak
Bukan berarti di rumah hanya bisa tidur-tiduran atau menonton TV. Tapi kita tetap olahraga dengan melakukan gerakan ringan atau membersihkan rumah.
Bukan Akhir dari Segalanya
Pandemi virus corona bukan akhir dari segalanya, kita tetap bisa berkarya melalui online. Hanya saja kita membutuhkan adaptasi, jika biasanya berkarya harus keluar rumah, saat ini bisa via online.
Berdoa
Jika kita sudah melakukan segala hal, berdoa tidak boleh dilupakan. Kita berdoa agar selalu dilindungi dan dijauhakan dari wabah yang sedang melanda dunia.
"Dengan menjalankan langkah-langkah tersebut, kita pun tidak akan merasakan cemas yang berlebih," tutup Intan.
Sumber: Fimela.com
Disadur dari: Fimela.com
Penulis: Anisha Saktian Putri (29/3/2020)
Advertisement