Tontowi Ahmad Tak Penasaran dengan Medali Emas Asian Games

Tontowi Ahmad mengaku tidak ada gelar yang membuatnya penasaran, meski belum pernah meraih emas Asian Games.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Mei 2020, 08:20 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2020, 08:20 WIB
Indonesia Masters 2019
Pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir, saat melawan wakil Cina, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, pada laga Indonesia Masters 2019 di Istora, Jakarta, Minggu (27/1). Tontowi/Liliyana kalah 21-19, 19-21, 16-21. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Tontowi Ahmad puas atas pencapaiannya sebagai pebulu tangkis elit dunia. Hingga akhir kariernya, atlet yang akrab disapa Owi ini mengaku tidak ada gelar yang membuatnya penasaran, meski belum berhasil mendapatkan emas Asian Games.

Seperti diketahui, Tontowi Ahmad resmi mundur dari tim bulu tangkis Indonesia pada Senin (18/5/2020). Selama berkiprah di kancah bulutangkis ia telah meraih berbagai gelar bergengsi saat berpasangan dengan Liliyana Natsir.

Pasangan tersebut berhasil mengukir hattrick gelar All England pada 2012-2014, serta menyabet medali emas Kejuaraan Dunia pada 2013 dan 2017. 

Puncak pencapaian Tontowi/Liliyana saat merengkuh medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Belum lagi menghitung deretan gelar super series, seperti Indonesia Open hingga China Terbuka.   

Namun, Tontowi/Liliyana belum pernah mencicipi gelar di Asian Games. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Tontowi/Liliyana meraih medali perak, sedangkan pada Asian Games 2018 di negeri sendiri, pasangan ini mempersembahkan medali perunggu.

"Enggak ada yang bikin penasaran, tidak apa-apa belum rezeki dapat emas Asian Games, tapi kan sudah dapat emas olimpiade yang levelnya lebih tinggi. Saya tetap bersyukur," kata Tontowi Ahmad, melalui rilis dari PBSI, Rabu (20/5/2020). 

 

Banyak Belajar dari Liliyana

Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu
Pebulutangkis Indonesia, Tontowi Ahmad usai melawan Seo Seung Jae/Chae Yujung (Korea Selatan) pada babak pertama ganda campuran Indonesia Master 2020 di Istora GBK, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Pertandingan tidak dilanjutkan karena Chae Yujung cedera. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tontowi juga bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang berpengaruh dalam perkembangan kariernya seperti Liliyana dan pelatihnya, Richard Mainaky. Begitu banyak kenangan bersama orang-orang terdekatnya, juga dengan teman-temannya sesama pemain bulutangkis seperti Mohammad Ahsan dan Praveen Jordan.

"Memang saya banyak belajar dari cik Butet, prinsipnya dia itu kalau sekarang juara, besok bukan juara lagi, kita harus selalu mengejar gelar. Kalau kak Richard sih semua tahu ya, beliau adalah pelatih bertalenta, saya bahkan sering memanggilnya Suhu," ujar Tontowi.

Momen emas di Olimpiade Rio 2016 dikatakan Tontowi sebagai momen terberat sekaligus terindah dalam kariernya. Sebelum merebut emas, Tontowi mengatakan bahwa perjuangannya begitu luar biasa, mulai dari latihan hingga malam hari, tidak bisa pulang ke rumah dan harus tinggal di asrama, sampai kendala nonteknis bersama Liliyana.

Namun ia dan Liliyana ternyata berhasil mengatasi segala kesulitan yang ada dan membalikkan kenyataan pahit tanpa medali di Olimpiade London 2012 menjadi sukses besar dengan kepingan emas di Olimpiade Rio 2016. 

 

Disadur dari Bola.com (Penulis / Editor Yus Mei Sawitri, Published 20/5/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya