Jakarta Istanbul sedikit khawatir UEFA mengalihkan status tuan rumah Final Liga Champions musim ini. Federasi Sepak Bola Turki (TFF) juga mengaku siap menggelar partai pamungkas kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut.
Pada 23 Maret silam, UEFA memutuskan untuk menghentikan Liga Champions karena pandemi virus corona. Kini, kembalinya sepak bola di Eropa sudah menggema seiring dilanjutkannya Bundesliga.
Meski belum ada konfirmasi dari UEFA perihal kapan Liga Champions akan dilanjutkan, TFF menegaskan kesanggupan dan kesiapannya menggelar partai final.
Advertisement
"Apapun format dan skenarionya, entah itu turnamen mini atau seperti biasa, kami siap menggelar Liga Champions," kata TFF dinukil dari Jakarta Post.
Ankara, di sisi lain, mengklaim telah bisa mengontrol penyebaran virus. Akan tetapi, Emre Sarigul, co-founder Turkish Football, lebih mencemaskan kepada suporter, apakah akan datang atau tidak.
"Saya tidak memikirkan pasokan logistik buat final nanti," kata Emre mengacu pada kesiapan Istanbul dan Ataturk Stadium sebagai venue final Liga Champions. "Yang membuat saya cemas adalah, apa ada suporter yang mau berangkat ke sini."
Fans Turki Sudah Tak Sabar
Turki merupakan satu dari sekian negara Eropa dengan basis suporter terbanyak. Di Istanbul saja, ada beberapa klub dengan jumlah fans yang tak sedikit, sebut saja Fenerbahce, Galatasaray, dan Besiktas.
Atakan Bodan, anggota ultrAslan, mengungkapkan, dirinya sudah merindukan sepak bola. Baginya, tak peduli apakah itu tim favoritnya atau bukan, yang penting bisa menyaksikan pertandingan lagi.
"Saya menonton Bundesliga dan beberapa pertandingan Belarusia. Tapi, saya mau Liga Champions," kata Bodan.
"Menjadi tuan rumah final Liga Champions adalah kebanggaan. Istanbul adalah kota sepak bola, semua orang bergairah," ujarnya lagi.
Advertisement
Digelar di Jerman?
UEFA dikabarkan akan memakai sistem final four untuk semifinal dan final Liga Champions 2019-2020. UEFA juga dilaporkan bakal memindahkan tempat pertandingan dari Turki ke Jerman.
Konsep sistem final four ialah sejak babak semifinal tidak ada laga kandang-tandang. Pertandingan digelar dalam empat hari di satu kota.
Penanganan wabah virus corona yang baik disebut menjadi alasan UEFA memindahkan laga semifinal dan final ke Jerman.
Di antara negara Eropa, Jerman terhitung cukup baik dalam mengendalikan penyebaran virus. Kasus COVID-19 di Jerman memang mencapai 182.452 per Jumat (29/5/2020). Namun, tingkat kematian di Jerman cenderung kecil, yakni 8.570 dan 164.100 sudah sembuh.
Catatan kematian di Jerman juga paling rendah di antara negara Eropa lainnya yang mencapai puluhan ribu. Itu sebabnya, Jerman sudah memulai aktivitas kembali, termasuk Bundesliga, dengan protokol kesetahan yang ketat.
Bundesliga juga menjadi percontohan bagi liga-liga Eropa yang akan melanjutkan kompetisi di tengah pandemi.
Sky Sport Italia mengklaim, UEFA ingin melanjutkan Liga Champions pada 7 dan 8 Agustus. Pertandingan 16 besar yang tersisa ialah Barcelona versus Napoli, Juventus kontra Lyon, Manchester City versus Real Madrid, dan Bayern Munchen melawan Chelsea. Kemudian, perempat final akan digelar pada 13 dan 14 Agustus.
Sebelumnya, sudah ada pembicaraan tentang formula Final Four di Instabul, Turki. Tetapi laporan itu juga mengklaim semifinal dan final mungkin dimainkan di Jerman.
Sumber: Football Italia, Jakarta Post
Disadur dari Bola.com (Gregah Nurikshani,published 29/5/2020)