Lewat Gerakan BISA, Kemenparekraf Ingin Angkat Pariwisata Lombok Pasca Covid-19

Kemenparekraf mencoba populerkan Bong, sebuah kerajinan khas Lombok yang dipakai untuk wastafel cuci tangan.

oleh Defri Saefullah diperbarui 25 Jul 2020, 20:02 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2020, 18:30 WIB
Kemenparekraf
Kemenparekraf saat menggelar gerakan BISA di NTB Lombok (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kemenparekraf tak hanya menggelar gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) untuk tujuan kesehatan. Program yang diluncurkan Kemenparekraf/Baparekraf ini juga mengusung tujuan lain.

Seperti rilis yang diterima media, gerakan BISA sudah berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gerakan BISA ini memiliki nilai lebih, karena selain mempersiapkan destinasi wisata, kegiatan ini juga mengangkat kerajinan lokal, Bong.

Kali ini, Gerakan BISA yang dilaksanakan Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf berlangsung di Desa Bonjeruk, Lombok Tengah, 25-26 Juli 2020. Kegiatan ini dibuka Analis Perencanaan SDM Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf Guntur Sakti, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Moh Fauzal.

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran dinas pariwisata NTB, camat, serta perangkat desa.

Gerakan BISA Kemenparekraf disambut antusias. Sekitar pukul 08.00 WIB, sekitar 100 peserta gerakan BISA mulai membersihkan lingkungan dan menata serta memperindah fasilitas umum di empat lokasi di Desa Wisata Bonjeruk. Meliputi batas Desa Bonjeruk hingga Desa Ubung, Presa, Ombak, dan Pusat Desa.

"Gerakan BISA adalah implementasi dari program CHSE,protokol kesehatan yang diusung Kemenparekraf, selain tentunya merupakan program padat karya bagi pelaku Parekraf untuk meningkatkan kualitas serta daya saing destinasi pariwisata. Kegiatan ini juga menjadi upaya persiapan menyambut wisman pasca pandemi Covid-19 nanti, juga berusaha mengangkat kerajinan lokal," ujar Guntur.

 

Saksikan Video Kemenparekraf di Bawah Ini:

Kendi Tradisional

Kemenparekraf
Kemenparekraf saat menggelar gerakan BISA di NTB Lombok (istimewa)

 

Ditambahkannya, Kemenparekraf memberdayakan pengerajin lokal, dengan menggunakan kendi tradisional masyarakat Lombok atau Bong untuk wastafel cuci tangan.

"Bong yang digunakan untuk mencuci tangan, diberikan sebagai salah satu bantuan alat kebersihan dari Kemenparekraf kepada Desa Bonjeruk. Alat kebersihan lainnya adalah sapu, tempat sampah, dan alat pemotong rumput," kata Guntur.

Desa Bonjeruk merupakan desa wisata kerja sama antara pemerintah daerah Lombok dengan Air Asia, yang diresmikan pada 26 November 2019. Desa ini kerap dikunjungi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya