Liputan6.com, Jakarta Indonesia menargetkan masuk 40 besar di Olimpiade Tokyo 2020. Hal itu disampaikan Ketua Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari dalam jumpa pers virtual, Kamis (22/7/2021) WIB.
"Kita tidak menargetkan medali, tetapi kenaikan peringkat. Targetnya adalah 40. Mudah-mudahan bisa naik enam peringkat ke atas," ujarnya.
Baca Juga
Raja Sapta diketahui saat ini sedang mendampingi kontingen Indonesia di Tokyo. Indonesia mengirim 28 atlet yang akan berkompetisi di bulutangkis, atletik, angkat besi, dayung, renang, atleetik, panahan dan selancar.
Advertisement
Bulutangkis dan angkat besi menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali. Tak heran, bulutangkis pun mengisi kuota atlet terbanyak yakni 11, disusul angkat besi dengan lima atlet.
Raja Sapta menuturkan, Olimpiade Tokyo 2020 berjalan sangat berbeda dari Olimpiade sebelumnya. Selain karena pandemi covid-19, perebutan medali juga sudah berlangsung sejak hari-hari awal.
"Karena tanggal 23, merupakan positioning atau klasifikasi untuk panahan. Di tanggal 24 sudah ada potensi medali di panahan ganda campuran mixed," katanya.
"Tanggal 25 ada Eko Yuli dan Deni (angkat besi, red). Insyaallah potensi medali juga," ujar Raja Sapta menambahkan.
Â
Â
Saksikan Video Olimpiade di Bawah Ini
Terbanyak Ketiga dari Asia Tenggara
Sementara itu, Raja Sapta juga menuturkan Indonesia mendapat kuota ketiga terbanyak soal jumlah atlet di antara negara Asia Tenggara. Meskipun demikian, ia menuturkan KOI belum puas dengan kuota itu.
"Dari target 22 atlet yang bisa kita berangkatkan ,ternyata kita bisa berangkat 28 atlet, lebih baik dari target yang kita rencananakn. Tetapi itu tidak membuat kita puas karena Malaysia mengiriman 30 atlet, Thailand 42 atlet. Jadi kalau di Asia Tenggara, kita di peringkat ketiga," katanya.
Advertisement
Upacara Pembukaan
Di sisi lain, Indonesia mengutus 10 orang untuk mengikuti upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat (23/7/2021) besok di Tokyo Stadium. Atlet angkat besi, Nurul Akmal dan atlet selancar, Rio Waida akan menjadi pembawa bendera.
Dari 10 orang itu, beberapa di antaranya merupakan pelatih dan ofisial Chief de Mission (CdM) Indonesia, Rosan P. Roeslani menuturkan jumlah atlet yang ikut dibatasi demi menjaga kesehatan mereka yang akan bertanding.
"Kita mendapat masukan dari para pelatih agar mengkonsentrasikan para atlet untuk pertandingan dalam rangka memastikan kesehatan mereka," ujar Rosan.