Penyintas Covid-19 Bisa Kena Brain Fog, Apa Itu?

Penyintas Covid-19 kemungkinan akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan fokus kepada satu hal.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 01 Apr 2022, 09:34 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 09:25 WIB
Pasca Mudik Penghuni Apartemen Ikuti Swab Antigen Gratis
Petugas medis melakukan tes swab antigen di Tower Alamanda Apartemen GNR, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Kegiatan yang digelar untuk menekan penyebaran Covid-19 merupakan komitmen untuk melindungi penghuni lain yang tidak mudik sehingga tercipta hunian yang nyaman. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Penyintas Covid-19 kemungkinan akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan fokus kepada satu hal. Demikian diungkapkan Arief Bakhtiar dr SpP(K) FAPSR Dosen Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair)

Arief menyebut, penyintas Covid-19 akan mengidap brain fog.

"Brain fog adalah kondisi dimana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal," jelas Arief, Kamis (31/3/2022) melalui rilis Unair.

Arief menyebut brain fog sejatinya bukanlah penyakit. Namun itu merupakan sebuah gejala yang bisa memengaruhi kemampuan berpikir dan mengingat seseorang.

Pernyataan Arief senada dengan penelitian dari Universitas Oxford. Dari penelitian itu disebutkan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan abnormalitas otak jika dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi.

Penelitian tersebut menganalisa perbedaan hasil Magnetic Resonance Imaging (MRI) sebelum dan setelah terkena Covid-19.

Hal ini sejalan dengan temuan lapangan bahwa mereka yang baru saja pulih dari Covid-19 merasa sedikit lebih sulit untuk melakukan tugas mental yang kompleks.

 

 

Masih Butuh Penelitian

Libur Nataru, Aturan Terbaru Perjalanan Wajib Vaksin 2 Dosis
Penumpang melintas di aera cek in pesawat terbang di terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Rabu (15/12/2021). Pemerintah mewajibkan pelaku perjalanan jauh harus sudah mendapatkan vaksin Covid-19 2 dosis atau dosis lengkap. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akan tetapi, belum dapat dipastikan penyintas Covid-19 akan menderita brain fog secara permanen. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hal tersebut.

Arief menyarankan pencegahan umum sebagai upaya pencegahan brain fog adalah dengan vaksinasi dan protokol kesehatan.

"Vaksinasi tujuan utamanya adalah untuk mengurangi respons berat dari suatu penyakit agar tidak memberikan manifestasi berat. Jadi kemungkinan juga bisa mencegah munculnya pengaruh yang berat pada otak," katanya.

FOTO: Waspada Ancaman Omicron hingga Februari Mendatang
Kepadatan calon penumpang kereta Commuter Line (KRL) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kementerian Kesehatan memprediksi penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada Februari 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tidak Panik

Lebih lanjut, Arief juga meminta masyarakat tidak panik jika membaca info berkaitan cengan Covid-19.

"Saran untuk masyarakat, jika ada info yang beredar, sebaiknya baca dulu secara detail, jangan hanya langsung baca judul lalu menyimpulkan,” kata Arief.

Infografis Covid-19

Infografis Pelaku Perjalanan Luar Negeri Boleh Tes Covid-19 Pembanding. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pelaku Perjalanan Luar Negeri Boleh Tes Covid-19 Pembanding. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya