Update Covid-19 Kamis 30 Juni 2022: Bertambah 2.248 orang, Total Positif Ada 6.088.460 Orang

Total akumulatif di Indonesia ada 5.914.933 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 hingga saat ini.

oleh AY Yustiawan diperbarui 30 Jun 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2022, 22:00 WIB
FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Satgas Penanganan COVID-19 turut mencatat sebanyak 25 orang meninggal dunia, membuat total angka kematian mencapai 144.373 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Data terbaru kasus Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan angka pertambahan. Jumlah kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona masih ada peningkatan..

Laporan yang terkonfirmasi positif Covid-19, Kamis (30/6/2022) bertambah 2.248 orang. Sehingga total akumulatif ada 6.088.460 orang.

Kasus sembuh bertambah 1.626 orang pada hari ini. Dengan begitu total akumulatif di Indonesia ada 5.914.933 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 hingga saat ini.

Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini ada penambahan 6 orang. Sampai kini di Indonesia total akumulatifnya 156.737 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Rabu 29 Juni 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Kamis (30/6/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, sebagian masyarakat enggan mendapatkan vaksinasi Covid-19 lantaran ada anggapan bahwa vaksin memicu masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung.

Salah satu vaksin yang dikhawatirkan masyarakat dapat memicu penyakit jantung adalah AstraZeneca.

Terkait hal ini, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed mengatakan, tidak ada kaitan antara AstraZeneca dengan sakit jantung.

"Kaitannya enggak ada, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga tidak menunjukkan data yang demikian," kata Hinky dalam seminar daring bertajuk Perjalanan Vaksinasi Covid-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi Sabtu 25 Juni 2022.

Tak Ada Hubungan

FOTO: Vaksinasi COVID-19 di Stadion Patriot Candrabhaga
Warga menerima suntikan vaksin virus corona COVID-19 Sinovac di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Kamis (28/10/2021). Indonesia melihat ke depan dengan waspada akan gelombang ketiga COVID-19 selama perjalanan liburan yang akan datang. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Bukan hanya AstraZeneca, vaksin Sinovac juga tidak terbukti menyebabkan penyakit jantung atau penyakit jantung yang diderita menjadi lebih parah.

"Artinya, bukan merupakan kontraindikasi apabila seseorang yang menderita penyakit jantung divaksinasi Sinovac atau AstraZeneca. Dengan catatan penyakit jantungnya terkendali dengan atau tanpa obat," ucap Hinky.

Bagi pasien penyakit jantung yang hendak vaksinasi, Hinky mengimbau agar memastikan penyakitnya terkontrol dengan baik dan istirahat cukup.

"Sampai saat ini enggak ada laporan yang menunjukkan setelah vaksinasi Astrazeneca atau Sinovac kemudian sakit jantung," kata Hinky.

Ia pun mengimbau semua masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi hingga booster. Mengingat capaian booster di Indonesia masih terbilang rendah.

Vaksinasi Terbanyak

FOTO: Jumlah Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Melonjak
Para pekerja yang mengenakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (2/2/2022). Sebanyak 5.110 pasien COVID-19 di Indonesia sembuh, membuat total pasien sembuh mencapai 4.148.804 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Data Kementerian Kesehatan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia.

Indonesia menempati urutan keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat dengan sasaran target vaksinasi Covid-19 nasional sebesar 208.265.720 juta penduduk.

Namun, sekitar 76 persen masyarakat Indonesia belum melakukan vaksinasi booster. Padahal, diketahui bahwa seiring berjalannya waktu efektivitas vaksin primer bisa terus menurun.

Data surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 viral vektor aman sebagai vaksin primer maupun booster yang memberikan perlindungan tinggi dan konsisten setara dengan vaksin 'mRNA', bahkan pada kelompok yang lebih rentan.

Hinky mengatakan bahwa lebih dari 65 juta dosis vaksin Covid-19 viral vektor telah diberikan di Indonesia.

"Hingga saat ini, data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 viral vektor aman sebagai primer maupun booster. Manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi," katanya.

Surveilans KIPI meninjau keamanan vaksin termasuk booster yang dilakukan berkesinambungan untuk memastikan keamanan vaksin dalam upaya peningkatan keselamatan pasien serta menentramkan masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya