Tradisi Apik Jerman di Piala Dunia, Mampukah Der Panzer Susul Brasil?

Kesempatan tiba bagi timnas Jerman untuk menyamai pencapaian Brasil, yakni sebagai tim terbanyak yang meraih trofi di Piala Dunia.

oleh Yulianto diperbarui 24 Sep 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2022, 18:00 WIB
Latihan Jerman vs Hongaria UEFA Nations League
Pemain depan timnas Jerman Serge Gnabry (kiri) dan Thilo Kehrer mengambil bagian dalam sesi latihan di Kampus DFB (Asosiasi Sepak Bola Jerman) di Frankfurt, Kamis (22/9/2022). Jerman bakal adu kekuatan dengan Hongaria dalam lanjutan laga Grup C UEFA Nations League 2022 di Stadion Olimpiade Berlin, Sabtu (24/9) dini hari WIB. (Photo by ANDRE PAIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Jerman telah memenangkan empat gelar Piala Dunia. Hanya Brasil yang memenangkan lebih banyak (lima trofi). Kami melihat kembali masing-masing dari kesuksesan tersebut dengan menganalisis data di balik setiap turnamen.

Namun, sebelum kita mengulasnya, bagaimana peluang Jerman dalam keterlibatan di Piala Dunia 2022 Qatar. Mampukah Der Panzer menyamai pencapaian Brasil dalam hal jumlah trofi?

Jika mengacu kepada skuad yang diboyong Hansi Flick ke Qatar, skuad Der Panzer jelas lebih segar dibandingkan dengan tim yang dipermalukan di Piala Dunia 2018. Ya, Jerman harus keluar lebih cepat dari turnamen yang digelar di Rusia.

Kini, dengan skuad yang mayoritas pemain muda, Flick tentunya memiliki keinginan besar untuk membawa kejayaan bagi Jerman. Der Panzer terakhir kali mengangkat trofi di Piala Dunia 2014.

Melihat sepak terjang pemuda Jerman, khususnya di pentas liga, Der Panzer tentunya layak diperhitungkan. Apalagi, Jerman memiliki tradisi bagus dalam menjalani kompetisi empat tahunan tersebut.

Flick tentunya akan bergantung kepada remaja potensial, seperti Armel Bella-Kotchap (20 tahun), Nico Schlotterbeck (22), David Raum (24), dan Benjamin Henrichs (25). Mereka akan berkolaborasi dengan bek berpengalaman macam Antonio Ruediger, Matthias Ginter, hingga Robin Gosens untuk menggalang lini belakang.

Tak kalah lagi penunjukan Jamal Musiala (19 tahun) oleh Flick. Gelandang Bayern Muenchen itu akan bekerja sama dengan gelandang enerjik seperti Joshua Kimmich hingga Ilkay Gundogan.

Tanpa basa-basi lagi, berikut perjalanan Der Panzer dalam menaklukkan kompetisi sepak bola terbaik di kolong langit ini.

Gelar Perdana Jerman di Piala Dunia

Jurgen Sparwasser
Legenda Timnas Jerman Timur, Jurgen Sparwasser, ketika mencetak gol ke gawang Timnas Jerman Barat pada laga terakhir Putaran Pertama Grup 1 Piala Dunia 1974. (dok. FIFA)

Piala Dunia 1954

Jerman Barat memenangkan Piala Dunia pertama mereka di turnamen 1954 di Swiss. Mereka mengalahkan Hungaria 3-2 dalam apa yang secara luas dianggap sebagai salah satu final terbaik dalam sejarah Piala Dunia.

Hungaria masuk ke final sebagai tim terbaik di dunia dan favorit untuk menjadi pemenang Piala Dunia. Mereka punya 'Tim Emas', sering disebut sebagai 'Magyar Perkasa karena idak terkalahkan dalam 31 pertandingan resmi internasional memasuki final 1954, dengan pemain seperti Sandor Kocsis dan Ferenc Puskas.

Hungaria telah mengajari Jerman Barat pelajaran sepak bola di awal turnamen, mengalahkan mereka 8-3 di babak penyisihan grup. Banyak yang memprediksi hasil serupa.

Namun, setelah memimpin 2-0 dalam delapan menit, Jerman Barat menyamakan kedudukan 10 menit kemudian menyusul gol dari Max Morlock dan Helmut Rahn. Jerman Barat lalu memastikan kemenangan di menit ke-84 lewat gol Rahn.

Para pemain Jerman Barat seketika menjadi terkenal sebagai Pahlawan Bern setelah final dan diabadikan dalam sejarah sepak bola.

 

Menggelar Pesta di Rumah Sendiri

Foto: Gerd Muller Tutup Usia, Yuk Lihat Lagi Aksi Legenda Bayern Munchen dan Timnas Jerman saat Sedang Berjaya
Muller mencetak sejarah bersama Bayern dan tim nasional Jerman. Dia mencetak 566 gol dalam 607 pertandingan termasuk meraih tujuh kali Topskor Bundesliga. (Foto: AFP/Staff)

Piala Dunia 1974

Mengeglar Piala Dunia untuk pertama kalinya, Jerman Barat menjadi tuan rumah turnamen keempat yang memenangkan kompetisi, setelah Uruguay pada 1930, Italia pada 1934 dan Inggris pada 1966.

Jerman Barat sebenarnya kalah dari Jerman Timur di babak penyisihan grup pertama, kekalahan yang berarti Jerman Barat finis di posisi kedua di belakang tetangga mereka di grup, tetapi mereka tidak membuat kesalahan seperti itu di babak penyisihan grup kedua – memenangkan ketiga pertandingan mereka hingga mencapai final melawan Belanda.

Jerman memenangkan final di Olympiastadion, meskipun tertinggal 0-1 di menit kedua. Penalti Johan Neeskens, yang dicetak setelah 86 detik, menjadi gol paling awal yang pernah dicetak di final Piala Dunia. Mereka memastikan gelar berkat ketajaman Gerd Mueller yang total mencetak empat gol pada turnamen tersebut.

Balas dendam Der Panzer untuk 1986

Timnas Jerman, Top Scorer
Juergen Klinsmann menjadi salah satu pencetak gol terbanyak bagi timnas Jerman, klinsmann menempati peringkat kelima dengan total 47 gol. Gol pertama Klinsmann terjadi pada 27 April 1988. (AFP/Olivier Multhaup)

Piala Dunia 1990

Jerman Barat memenangkan Piala Dunia 1990 di Italia. Tidak seperti 1982 dan 1986, Jerman tidak finis sebagai runner-up dan menjadi tim pertama yang mencapai final Piala Dunia tiga turnamen berturut-turut, dan mengikuti jejak Brasil dan Italia sebagai negara yang memenangkan trofi tiga sebanyak kali.

Kapten Lothar Matthaus memainkan setiap menit dari kampanye sukses Jerman, menempatkan dia di jalan untuk menjadi pemain dengan penampilan terbanyak dalam sejarah kompetisi (25). Dia juga akan menyelesaikan sebagai pencetak gol terbanyak Jerman di turnamen dengan empat gol.

Final Piala Dunia 1990 melawan Argentina terjadi setelah tim Jerman mematahkan hati Inggris di semifinal menyusul kemenangan adu penalti. Pertandingan melawan Argentina adalah pertandingan ulang pertama dari final Piala Dunia dan satu-satunya pertandingan ulang berturut-turut, menyusul kemenangan Argentina di final 1986 atas Jerman (3-2).

Jerman Barat menjadi tim pertama yang menjaga clean sheet di final Piala Dunia. Sementara itu adalah pertama kalinya tim Eropa mengalahkan tim Amerika Selatan di pertandingan final (dua pertemuan sebelumnya dimenangkan oleh tim dari federasi CONMEBOL). Argentina melihat dua orang diusir keluar lapangan di final, dengan Pedro Monzon (65 menit) dan Gustavo Dezotti (87 menit) menjadi pemain pertama yang pernah diusir keluar lapangan dalam acara puncak.

Kemenangan 1-0 mereka adalah pertandingan terakhir untuk tim Jerman Barat di Piala Dunia – mereka memainkan tiga pertandingan lagi secara keseluruhan sebelum tim nasional Jerman yang bersatu dibentuk kemudian pada 1990, setelah penyatuan kembali negara tersebut setelah lebih dari 40 tahun.

Jerman Menang dalam Gaya

Piala Dunia 2014

Gelar Piala Dunia keempat Jerman datang di Brasil pada 2014. Bisa dibilang salah satu kemenangan Piala Dunia paling mengesankan di era modern, tim Joachim Loew memulai kampanye mereka dengan kemenangan 4-0 atas Portugal, sebelum menyingkirkan Aljazair, Prancis, Brasil, hingga mengalahkan Argentina di final.

Kemenangan semifinal atas Brasil, khususnya, sangat spektakuler. Hasil 7-1 di Belo Horizonte akan dianggap sebagai salah satu pertandingan paling gila dalam sejarah Piala Dunia, sementara kemenangan itu membuat Miroslav Klose menyalip rekor Ronaldo Luis Nazario de Lima.

Kemenangan 1-0 Die Mannschaft atas Argentina di final –ulangan 1990 – datang melalui gol perpanjangan waktu dari gelandang pengganti Mario Goetze, yang menjadi pemain pengganti keempat yang mencetak gol di final Piala Dunia.

Goetze menjadi pencetak gol termuda di final Piala Dunia sejak Wolfgang Weber pada 1966 (22 tahun, 33 hari), sedangkan torehannya adalah gol ke-18 Jerman di turnamen ini – terbanyak oleh sebuah tim di turnamen Piala Dunia sejak Brasil pada 2002 (18).

Dalam memenangkan Piala Dunia 2014, Jerman menjadi tim pertama dari Eropa yang memenangkan Piala Dunia di Amerika. Itu juga gelar Piala Dunia pertama mereka setelah reunifikasi Jerman pada 1990.

Infografis Grup F Piala Dunia 2022
Infografis Grup F Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya