Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pejabat FIFA dan AFC bertemu PSSI untuk membahas kelanjutan liga setelah terhenti pasca tragedi Kanjuruhan. Kericuhan sepak bola tersebut telah menyebabkan 132 orang tewas.
Dalam jumpa pers yang digelar di Restoran Huta Kota, GBK, Senayan Jakarta, Rabu (12/10/2022), tampak Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan hadir bersama 3 pejabat FIFA dan 4 pejabat AFC.
Baca Juga
Erick Thohir Minta Shin Tae-yong Fokus Pada Timnas Indonesia dan Tak banyak Mengeluh Soal Format Piala AFF 2024
PSSI Lanjutkan Kerja Sama dengan Emtek Group untuk Hak Siar Timnas Indonesia Kelompok Umur, Ini Fakta Menariknya
PSSI Kembali Percayakan SCM Siarkan Pertandingan Timnas Indonesia di Tahun 2025
Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule, mengaku terharu atas kunjungan tersebut. Dia lalu memperkenalkan satu per satu para pejabat dari kedua otoritas sepak bola internasional tersebut.
Advertisement
"Saya berterima kasih teman-teman dari FIFA bisa hadir di sini memberikan pendampingan dan mendukung apa yang kira-kira bakal dilakukan PSSI pasca tragedi Kanjuruhan," ujarnya.Â
Pada kesempatan yang sama, Development Project Coordinator FIFA, Niko Nhouvannasak, kembali menyampaikan ucapan duka terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Dia mengaku hadir bersama AFC bersama PSSI untuk mengupayakan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.Â
"Yang kami lakukan adalah mengumpulkan semua bukti untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Dan berdasarkan informasi ini, kami akan melakukan sejumlah rapat dengan timeline yang jelas untuk memastikan liga bisa kembali lagi, begitu juga dengan Piala Dunia U-20 2023," katanya.
Niko Nhouvannasak diketahui sudah berada di Jakarta sejak Senin (10/10/2022). Setibanya di Indonesia, Niko sudah langsung menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, dan Wasekjen Maaike Ira Puspita.
""Kami menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan FIFA pada hari ini di kantor PSSI. FIFA menyatakan bahwa akan terus melakukan pendampingan dan memberikan dukungan terbesar kepada PSSI setelah insiden tersebut," kata Iriawan saat menyambut kedatangan Niko, Senin lalu. Â
Lalu siapa saja perwakilan FIFA dan AFC yang menemui PSSI ? Daftarnya ada di halama berikutnya.Â
Â
Daftar perwakilan FIFA dan AFC yang bertemu PSSI
FIFA
1. Niko Nhouvannasak (Development Project Coordinator)
2. Chen Jun (Head of safety security)
3. Serge Dumotier (Stadium Consultant)
Â
AFC
1. Shin Man Gil (Deputy General Secretary)
2. Datuk Dell Akbar bin Hyder Khan (Deputy Chairperson and security task force/former KL Police Chief)
3. Raui Kamar (Communication Director)
4. Bion Johnson ((Head of Stadium Safety and Security)
Advertisement
Kunjugan Presiden FIFA
Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam suratnya kepada Presiden Joko Widodo, menyebut tragedi Kanjuruhan ini sebagai kasus berat yang dapat menimbulkan sanksi penangguhan. Hanya saja, FIFA masih mendukung upaya Indonesia untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
FIFA lalu memberikan lima langkah, yang perlu dibenahi untuk menghindari tragedi Kanjuruhan berulang lagi, yakni standar keamanan stadion, protokol dan prosedur pengamanan polisi, sosialisasi, penjadwalan, hingga pendampingan dan benchmarking. Langkah-langkah perbaikan selanjutnya bakal dilakukan oleh pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan AFC, FIFA, dan federasi atau PSSI.
Presiden Joko Widodo menyambut baik respons FIFA. Jokowi bersyukur Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA. "Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," ujar Jokowi menanggapi surat FIFA tersebut.
Pemerintah Indonesia dan FIFA selanjutnya akan membentuk tim transformasi sepak bola. Rencananya, Gianni Infantino bakal turun langsung pada 18 Oktober mendatang. Menurut Jokowi, FIFA untuk sementara akan berkantor di Indonesia selama proses tersebut berjalan.
"Saya tidak tahu berapa lama (FIFA berkantor di Indonesia). Selama transformasi sudah berjalan, baru mereka pergi, bisa tiga bulan, enam bulan, atau selamanya," kata Erick pada kesempatan terpisah.