Influencer Bakal Banjiri Piala Dunia 2022 Qatar: Diminta Jadi 'Mata-Mata' Juga

Diberikan tiket, akomodasi gratis serta uang jajan selama turnamen berlangsung.

oleh Anry Dhanniary diperbarui 08 Nov 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 18:00 WIB
FOTO: Warna-warni Indahnya Keberagaman dalam Piala Dunia 2018
Suporter Denmark bergaya saat menonton negaranya melawan Prancis di Stadion Luzhniki, Moskow, Selasa (26/6/2018). (AFP/Yuri Cortez)

Liputan6.com, Jakarta Qatar tentu berharap Piala Dunia yang mereka gelar berjalan lancar dan sukses. Berbagai cara pun dilakukan negeri kaya di Jazirah Arab tersebut, termasuk mendatangkan para influencer dari berbagai belahan dunia.

Sekitar 1600 fans dari negara-negara yang lolos ke Piala Dunia 2022 telah diundang meramaikan turnamen sepakbola terbesar sejagat tersebut.

Berdasarkan laporan terbaru, fans dari 32 negara peserta itu diminta menyanyikan yel-yel paling populer negara mereka (yang telah dipilih pihak penyelenggara).

Masing-masing diberi waktu 5 menit dalam upacara pembukaan Piala Dunia Qatar sebelum pertandingan pertama antara tuan rumah melawan Ekuador pada 20 November 2022.

"Kami akan berbagi lagu dari negeri peserta agar semua orang jadi makin kenal satu sama lain," ujar salah satu penyelenggara.

Sekitar 30 sampai 50 orang suporter akan dipilih untuk mewakilkan negara-negara peserta. Namun, nama-nama yang dipilih tidak terkait dengan "orang-orang yang punya agenda politik".

"Kamera akan bergantian fokus pada grup masing-masing negara. Bersiap dengan kostum, bendera dan syal untuk memberikan dukungan serta teriakan," lanjut panpel tersebut membocorkan.

Lalu fans-fans ini diminta tinggal selama dua pekan untuk menyebarkan kabar positif lewat sosial media menyangkut penyelenggaraan Piala Dunia Qatar.

Tidak tanggung-tanggung, seluruh biaya mereka ditanggung oleh Qatar.

Para fans ini diberikan tiket penerbangan ekonomi serta apartemen bernilai ribuan dollan untuk tinggal setidaknya sampai 4 Desember. Belum lagi uang jajan harian sebesar 250 Riyal (setara dengan Rp 1 juta).

Gratis Tapi Ada Aturannya

Para Bocah di Laga Piala Dunia
Seorang suporter cilik timnas Australia berpose dengan replika Trofi Piala Dunia FIFA 2018sebelum pertandingan Grup C melawan Prancis di Kazan Arena, Kazan pada 16 Juni 2018. (BENJAMIN CREMEL / AFP)

Projek pada upacara pembukaan ini adalah rencana jangka panjang panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 yang diberi nama "Fan Leaders" dengan mendorong influencer sosial media menggunakan hastag "IAMAFAN".

Para fans kunci ini akan diminta juga mengunggah konten positif yang telah diberikan panpel Qatar dan mendukung Piala Dunia 2022 lewat 'likes' dan juga share berbagai unggahan pihak ketiga.

Namun, Qatar membantah menggunakan influencer ini sebagai corong mereka. "Kami tidak memaksa tetapi akan lebih baik hanya fokus pada kegiatan positif saja," tutur salah satu panpel.

Para influencer ini juga telah sepakat untuk melaporkan "berbagai komen kasar, menyinggung, menjelek-jelekkan" di sosial media pada komite penyelenggara dengan bukti tangkapan layar.

Dalam pernyataannya, penyelenggara Qatar mereka telah berkonsultasi dengan Fan Leader Network beranggotakan 450 orang dari 59 negara untuk membantu meningkatkan tamu Piala Dunia.

"Dengan semakin dekatnya turnamen, kami telah menyundang sejumlah influencer paling aktif untuk menjadi tamu dalam upacara pembukaan. Kami berterima kasih atas kolaborasinya," tulis pernyataan Qatari Supreme Committee for Delivery & Legacy.

Munculnya Penolakan

Suporter Inggris
Suporter timnas Inggris terlihat kecewa saat menonton siaran langsung babak semifinal Piala Dunia 2018 melawan Kroasia di Hyde Park, London, Rabu (11/7). Langkah Inggris di Piala Dunia 2018 terhenti oleh Kroasia. (AP/Matt Dunham)

Qatar mengklaim kalau influencer adalah "pemimpin dalam komunitas mereka". Tapi ternyata hal itu tidak sejalan dengan pandangan grup Football Supporters Europe, organisasi yang berada di bawah payung UEFA terkait masalah fans.

"Yang paling jelas adalah mereka (influencer) bukanlah perwakilan suporter," ujar Direktur Eksekutir FSE, Ronan Evain.

"Mereka adalah karyawan atau volunteers dari turnamen Piala Dunia dan sudah seharusnya dilihat seperti itu," tambahnya.

Sekitar 1,2 juta tamu internasional diprediksi akan datang ke Qatar selama berlangsungnya Piala Dunia 2022. Upaya untuk meningkatkan pandangan positif memang dibutuhkan.

Karena berbagai hal kontroversial yang menghantui Qatar selama jelang penyelenggaraan Piala Dunia ini.

Mulai dari kritik keras terhadap keberlangsungan pekerja migran yang disebut sebagai perbudakan modern dalam pembangunan stadion Piala Dunia, hotel, jalan, dan berbagai fasilitas esensial lainnya.

Bantah Terlalu Diatur

FOTO: Buang Banyak Peluang, Belanda Cuma Menang 2-0 atas Latvia - Suporter Belanda
Para Suporter Belanda memberi dukungan saat Belanda menghadapi Latvia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa Grup G di Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Sabtu (27/3/2021). Belanda menang 2-0 atas Latvia. (AFP/Remko de Waal/ANP)

Salah satu negara yang akan mengirimkan wakilnya yaitu Inggris dan Belanda.

Qatar telah mengundang 40 fans Inggris termasuk pemimpin band suporter The Three Lions, John Hemmingham. Mereka diketahui dapat tiket, apartemen dan sebuah kartu kredit untuk uang sehari0

Dua suporter veteran Die Oranje, Ewoud Kervel dan Leon van der Wilk, menjadi salah dua dari 50 suporter Belanda yang terpilih.

Mereka diminta menggunakan kostum oranye kebanggaan Belanda selama turnamen dan ikut dalam pertandingan lima-vs-lima di turnamen "Piala Dunia Fans".

Kerven dan Van der Wilk pun membenarkan bahwa mereka telah diminta menandatangani kesepakatan untuk mengunggah semua yang diberikan pihak panitia pelaksana, dan melaporkan komentar "menyinggung" dari fans lain.

Tapi hal itu dinilainya tidak menjadi masalah karena tidak membatasi hak kebebasan berekspresi mereka.

"Kami tak perlu berbohong atau menutupi apapun. Kami diperbolehkan menjadi diri kami sendiri selama menghormati budaya mereka. Itu sudah diberikan garansi pasti oleh mereka, karena tanpa hal itu pasti sudah kami tolak," tutur Van der Wilk pada NOS.

Tapi tak semua suporter mau. Suporter veteran Belanda lainnya, Paul Hirschel, mengatakan dirinya telah menolak tawaran tersebut karena tidak mau jadi "bilboard dari Qatar".

"Godaan untuk ikut sangat besar. Kita dapat tiket pesawat gratis dan akomidasi ditambah menonton pertandingan pembuka," ujar Hirschel.

"Tapi faktanya adalah kami harus tanda tangan dokumen dengan berbagai aturan dan larangan yang melewati batas menurut kami," tambahnya.

Influencer Atau Mata-Mata?

Air Mata Duka Iringi Kegagalan Brasil di Piala Dunia 2014
Suporter Brasil menatap hampa menyaksikan kekalahan tim Selecao dari Belanda 0-3 di laga perebutan tempat ketiga di Stadion Nasional Brasilia, (13/7/2014). (AFP PHOTO/Fabrice Coffrini)

Ahli sejarah sepakbola, Jurryt van de Vooren, mengatakan sebenarnya sudah menjadi hal lumrah mengundang suporter setia menjadi influencer di sosial media.

Tapi kontrak yang diberikan Qatar untuk ditandatangani dinilai sudah melenceng dari kegiatan marketing pada umumnya.

"Ini adalah hal yang penting, terutama ketika Anda harus menutup mata atas apa yang terjadi di lapangan. Contohnya ada suporter lain yang tidak puas dengan penyelenggaraan, maka Anda harus melaporkan orang itu," ucap De Vooren.

Jadi bisa dibilang kalau mereka bukan saja diundang sebagai influencer seperti dikebanyakan acara olahraga lain. Tapi faktanya, orang-orang ini diundang untuk menjadi "mata-mata".

Infografis Stadion Piala Dunia 2022
Infografis Stadion Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya