Liputan6.com, Jakarta - Khvicha Kvaratskhelia, bintang tim nasional Georgia, mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Cristiano Ronaldo sebelum laga melawan Portugal menginspirasi timnya untuk meraih kemenangan bersejarah sehingga melaju ke babak 16 besar Euro 2024.
Georgia mengejutkan dunia sepak bola dengan kemenangan 2-0 atas Portugal di Arena AufSchalke, Kamis (27/6/2024) dini hari WIB.
Dalam pertandingan tersebut, Kvaratskhelia mencetak gol pembuka setelah hanya 92 detik. Georges Mikautadze kemudian memastikan kemenangan Georgia dari titik penalti.
Advertisement
Kemenangan ini membawa timnas Georgia ke babak sistem gugur dalam penampilan debut mereka di turnamen besar, dengan Kvaratskhelia mendapatkan seragam Ronaldo sebagai kenang-kenangan.
"Saya mendapatkan jersey Ronaldo dan kami berhasil lolos ke babak berikutnya,” kata Kvaratskhelia dalam konferensi pers melalui seorang penerjemah. “Ini adalah hari terbaik dalam kehidupan penggemar sepak bola Georgia. Kami telah membuat sejarah, tidak ada yang percaya kami akan mewujudkannya."
Kvaratskhelia, yang menyebut Ronaldo sebagai idola masa kecilnya, merasa sangat terinspirasi setelah pemain Portugal tersebut mendoakan sukses untuknya sebelum pertandingan. "Saya tidak pernah membayangkan dia akan datang dan berbicara dengan saya. Dia pemain dan pribadi yang hebat," ujar Kvaratskhelia.
Cristiano Ronaldo datang untuk berbicara dengan Kvaratskhelia sebelum pertandingan, memberikan dorongan moral yang luar biasa bagi pemain muda tersebut. "Ketika dia datang untuk berbicara dengan Anda sebelum pertandingan, itu luar biasa. Itu membantu kami percaya bahwa kami bisa melakukan sesuatu hari ini," tambahnya.
Momen Bersejarah untuk Georgia
Kvaratskhelia, yang sebelumnya meraih kesuksesan di klub sepak bola dengan memenangkan Serie A bersama Napoli pada 2022/2023, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah hari terbaik dalam hidupnya.
"Scudetto adalah momen yang mengesankan bagi saya, tetapi saya lebih bahagia hari ini karena ketika Anda bermain untuk negara Anda, itu membuat Anda sangat bangga," katanya.
Pelatih Georgia Willy Sagnol juga tak percaya bahwa timnya lolos hingga peluit akhir berbunyi. Dia lalu merujuk momen kebangkitan Manchester United di final Liga Champions 1999 sebagai perbandingan.
“Jika Anda ingin saya jujur, hanya ketika wasit meniup peluit akhir saya baru percaya,” kata mantan pemain Bayern Munchen itu. "Sepak bola telah menciptakan banyak cerita seperti itu, ketika Anda berpikir Anda menang dan kalah di menit-menit terakhir -- Bayern melawan MU muncul di benak saya."
Advertisement
Portugal Tidak Meremehkan Georgia
Kemenangan ini membawa Georgia lolos sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik di turnamen tersebut. Turki, yang mengalahkan Republik Ceko pada Rabu, lolos sebagai runner-up di belakang Portugal.
Di sisi lain, pelatih Portugal Roberto Martínez menegaskan bahwa timnya tidak meremehkan Georgia meski membuat delapan perubahan pada starting line-up.
“Mereka tampil bersemangat untuk mencetak sejarah lolos ke babak gugur untuk pertama kalinya di Euro," katanya.
Ronaldo hanya bermain selama 65 menit dan gagal mencetak gol. Rekor mencetak gol di fase grup setiap turnamen besar yang diikutinya sejak Euro 2004 pun terhenti. Portugal akan menghadapi Slovenia di babak berikutnya, dengan Martínez berjanji untuk memasukkan kembali pemain kunci seperti Reben Dias, Bernardo Silva, dan Bruno Fernandes.