Mesut Oezil. Tidak ada keraguan lagi kalau mantan gelandang Real Madrid tersebut merupakan rekrutan Arsenal pada bursa transfer musim panas ini yang terhitung sukses.
Oezil membuktikan kehebatannya di lapangan. Kehadiranya membuat Meriam London lebih bergairah. Pasukan Arsene Wenger kini nyaman duduk di puncak klasemen.
Arsenal hanya kalah dari Aston Villa pada laga perdana Liga Inggris, di mana saat itu Oezil belum mendarat ke Emirates Stadium. Namun semua berubah saat Oezil datang.
Playmaker Jerman itu terlihat sangat mudah memainkan si kulit bundar. Lihatlah golnya ke gawang Napoli pada matchday kedua penyisihan grup Liga Champions.
Pemain tengah 24 tahun itu begitu enjoy memerankan lakonnya sebegai pengatur permainan. Umpan-umpannya membuat para striker akan dengan mudah mencetak gol.
Kehadiran Oezil menutup kebintangan Aaron Ramsey yang sedang bersinar. Gelandang asal Wales tersebut sudah mencetak delapan gol dari sembilan laga yang dilakoninya.
Itulah hasil yang bisa dinikmati setelah Arsenal mengelontorkan uang 42,5 juta pound untuk mengeluarkannya dari Santiago Bernabeu. Artinya kemampuan Oezil pantas dengan harganya.
Lalu siapakah rekrutan terbaik Gudang Peluru musim ini? Satu nama yang layak dimunculkan adalah Mathieu Flamini. Pria asal Prancis itu dibeli secara gratis dari AC Milan.
Sebenarnya Flamini sudah tidak asing lagi untuk Gooners, sebutan pendukung Arsenal. Pemain 29 tahun tersebut pernah berseragam Arsenal dari 2004 hingga 2008 sebelum akhirnya pindah ke Italia.
Kembalinya si anak hilang ke Emirates musim ini jauh dari hingar bingar media Inggris yang terkenal bawel. Kehadiran Flamini dinilai sebagai "iseng-iseng" Wenger karena sang pemain dibeli dengan gratis.
Namun sebenarnya Flamini adalah potongan puzzle yang selama ini hilang dari Emirates. Dia menjadi jenderal lapangan tengah yang tidak kenal lelah memotivasi para juniornya.
Mantan pemain Marseille dengan lugas menjaga kedalaman lini tengah dan menjadi tameng untuk lini belakang. Flamini terus berteriak dan melakukan pekerjaan kotor agar bola tak masuk ke daerah pertahanan.
Gelandang sepertinya inilah yang tidak dipunya Wenger setelah Patrick Vieira hengkang. Kokohnya Flamini di lini tengah membuat Oezil dan Ramsey lebih tengah dalam membangun serangan. Flamini memang bukan Viera, tapi yang dibutuhkan Wenger untuk mengakhiri puasa gelar Arsenal. (bek)
Oezil membuktikan kehebatannya di lapangan. Kehadiranya membuat Meriam London lebih bergairah. Pasukan Arsene Wenger kini nyaman duduk di puncak klasemen.
Arsenal hanya kalah dari Aston Villa pada laga perdana Liga Inggris, di mana saat itu Oezil belum mendarat ke Emirates Stadium. Namun semua berubah saat Oezil datang.
Playmaker Jerman itu terlihat sangat mudah memainkan si kulit bundar. Lihatlah golnya ke gawang Napoli pada matchday kedua penyisihan grup Liga Champions.
Pemain tengah 24 tahun itu begitu enjoy memerankan lakonnya sebegai pengatur permainan. Umpan-umpannya membuat para striker akan dengan mudah mencetak gol.
Kehadiran Oezil menutup kebintangan Aaron Ramsey yang sedang bersinar. Gelandang asal Wales tersebut sudah mencetak delapan gol dari sembilan laga yang dilakoninya.
Itulah hasil yang bisa dinikmati setelah Arsenal mengelontorkan uang 42,5 juta pound untuk mengeluarkannya dari Santiago Bernabeu. Artinya kemampuan Oezil pantas dengan harganya.
Lalu siapakah rekrutan terbaik Gudang Peluru musim ini? Satu nama yang layak dimunculkan adalah Mathieu Flamini. Pria asal Prancis itu dibeli secara gratis dari AC Milan.
Sebenarnya Flamini sudah tidak asing lagi untuk Gooners, sebutan pendukung Arsenal. Pemain 29 tahun tersebut pernah berseragam Arsenal dari 2004 hingga 2008 sebelum akhirnya pindah ke Italia.
Kembalinya si anak hilang ke Emirates musim ini jauh dari hingar bingar media Inggris yang terkenal bawel. Kehadiran Flamini dinilai sebagai "iseng-iseng" Wenger karena sang pemain dibeli dengan gratis.
Namun sebenarnya Flamini adalah potongan puzzle yang selama ini hilang dari Emirates. Dia menjadi jenderal lapangan tengah yang tidak kenal lelah memotivasi para juniornya.
Mantan pemain Marseille dengan lugas menjaga kedalaman lini tengah dan menjadi tameng untuk lini belakang. Flamini terus berteriak dan melakukan pekerjaan kotor agar bola tak masuk ke daerah pertahanan.
Gelandang sepertinya inilah yang tidak dipunya Wenger setelah Patrick Vieira hengkang. Kokohnya Flamini di lini tengah membuat Oezil dan Ramsey lebih tengah dalam membangun serangan. Flamini memang bukan Viera, tapi yang dibutuhkan Wenger untuk mengakhiri puasa gelar Arsenal. (bek)