[Cek Fakta] Viral Foto Tangan Pria Gosong Karena Bakar Alquran, Benarkah?

Beredar foto pria dengan tangan yang menghitam di Facebook. Benarkah akibat membakar Alquran? Simak Cek Fakta berikut ini:

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Nov 2018, 19:27 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 19:27 WIB
[Cek Fakta] Tangan Pria Gosong, Karena Bakar Alquran?
[Cek Fakta] Tangan Pria Gosong, Karena Bakar Alquran? (Istimewa)

Liputan6.com, Oregon - Sejumlah kabar belakangan viral di situs Facebook, salah satunya foto dan artikel yang menunjukkan tangan seorang pria yang menghitam. 

Pengunggahnya, www.sahabatsurgaku.com, menyebut bahwa itu adalah azab yang menimpa seorang warga negara Amerika Serikat, karena perbuatan tercelanya merobek-robek dan membakar Alquran. 

Berikut artikel yang diunggah situs tersebut:

Parah! Usai Bkar Al-Qur’an Jari Tangan Pria Ini Menghitam, Membusuk Dan Bau Menjijikan

Salah satu azab yang sangat pedih tiba tiba menimpa seorang warga negara Amerika. Karena perbuatan tercelanya merobek-robek dan membakar Al-qur’an, dia terkena penyakit yang sangat misteri.

Hampir Semua jari di kedua tangannya melepuh, membusuk, dan menghitam. Selain itu, padahal lukanya tersebut juga menimbulkan aroma yang tak sedap.

“Seperti bau busuk,” kata seorang dokter di Hospital of the University of Pennsylvania, tempat pria itu dirawat.

Sayangnya pihak berkuasa sengaja menyembunyikan identiti lelaki ini. Kerana, sikap anti muslim yang sangat kuat oleh sebagian pihak, memunculkan kebimbangan terjadinya gelombang protes.

Sebelum kasus ini mencuak, seorang pendeta berasal dari Florida, Amerika Serikat, Bob Old mengatakan bahawa dia akan membakar Al-Quran pada hari peringatan 11 September. Meskipun dikecam dunia, Pendeta Bob Old tetap melaksanakan aksinya pada Sabtu 11 September 2010 di Tennessee, Amerika Serikat.

Dengan pendeta Danny Allen, Old melakukan aksinya di hadapan sekelompok orang yang sebahagian besarnya ialah pihak media.

Kedua pendeta itu menyiram dua Al-Quran dengan cairan pembakar, lalu melayurnya dengan api. Aksi dua pendeta itu dilakukan di pekarangan belakang kediaman Old, Springfield. Mereka mengatakan aksinya merupakan pesan dari Tuhan.

Old mengatakan bahwa gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya. “Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya,” ujarnya

“Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta,” katanya sambil memegang Al-Quran sebelum kemudian membakarnya.

Kedua pendeta itu lantas melakukan apa yang disebutnya sebagai “demonstrasi damai” dengan sedikit gegak gempita. Delapan orang wartawan ikut menyaksikan aksi kedua rohaniwan gereja itu.

Hingga Rabu 21 November 2018 pukul 18.00, artikel tersebut telah dibagikan sebanyak 2.700 kali.

 

Fakta

Cek Fakta Liputan6.com memanfaatkan fasilitas Google Images untuk mengecek asal-usul foto seorang pria dengan tangan menghitam tersebut. Itu adalah foto lama. Diambil pada tahun 2012. 

Ternyata, tak ada yang menautkan foto tersebut dengan kabar pembakaran Alquran. Kata kunci terkait justru adalah "black plague today" -- yang merujuk pada Black Death atau Maut Hitam, pandemik paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah yang diyakini disebabkan bakteri Yersinia pestis itu menyebar ke seluruh Eropa antara tahun 1346 dan 1353.

Sejumlah media internasional yang ternama juga memajang foto pria tersebut. Misalnya BuzzFeed. Dalam artikel berjudul, What The Bubonic Plague Looks Like Today, yang diunggah pada 18 Juli 2012, dikabarkan bahwa seorang pria bernama Paul Gaylord -- sosok yang sama dengan yang dituduh sebagai pembakar Alquran -- baru pulih wabah bubonik.

Gaylord, yang berasal dari Bend di Oregon, menderita penyakit tersebut setelah menarik bangkai tikus keluar dari mulut kucing bernama Charlie. Kucing itu ternyata tersedak saat mencoba menelan binatang pengerat itu.

Penyakit yang menewaskan sepertiga orang Eropa pada masa lalu itu membuat tukang las tersebut kehilangan jemari tangan dan kakinya. Pada akhirnya, ia tak sanggup melakoni pekerjaannya. Tak bisa cari nafkah. 

[Cek Fakta] Tangan Pria Gosong, Karena Bakar Alquran? (AP)

Situs media Inggris, The Guardian juga mengunggah kisahnya dalam artikel berjudul, Oregon man recovering from rare case of the plague yang diunggah pada Rabu 18 Juli 2012.

Dalam artikel itu, dijelaskan bahwa pihak keluarga lah yang mengunggah foto kondisi Paul Gaylord, dengan telapak tangan yang sebagian menghitam. Warnanya bahkan gelap, seperti arang. 

Gaylord yang gagal mengeluarkan bangkai tikus itu akhirnya menembak Charlie, si kucing. Alasannya, agar hewan itu lepas dari penderitaan. Binatang itu kemudian ia kubur di halaman. 

Dua hari kemudian, ia bangun tidur dengan kondisi tak karuan. Demam tinggi dan menggigil.

"Saya tak yakin bisa bekerja lagi," kata Gaylord pada Associated Press dalam wawancara lewat telepon. 

Situs Daily Mail juga mengunggah cerita nahas Paul Gaylord dalam artikel berjudul, 'I'm very happy to be alive': Plague victim has fingers and toes amputated in painful 2.5 hour surgery pada 19 September 2012.

Dalam berita itu diinformasikan bahwa para dokter di St Charles Medical Center mengamputasi bagian tubuh pasien yang menghitam. 

Operasi berjalan 2,5 jam. Sukses, tapi menyakitkan. Ahli bedah mengamputasi jari-jari tangannya, hingga ke telapak bagian atas. Hanya setengah dari jempol kirinya yang tersisa. Yang bagian kanan bahkan hilang seluruhnya. 

Tak hanya itu, para dokter juga mengamputasi jemari kaki dan bagian atas telapak kaki kanan Gaylord.

Tak terkira rasa sakit yang dialami Gaylord, fisik maupun psikis, namun ia masih bersyukur. 

"Saya bersyukur masih hidup," kata dia. "Itu adalah hal yang tak dapat diubah. Saya ingin melalui rasa sakit ini dan kembali bisa berjalan dan melakukan apapun secara mandiri." 

 

 

 

Kesimpulan

Foto yang beredar memang bukan hoaks, tetapi narasi yang menyertainya sama sekali tidak tepat.

Paul Gaylord bukan pembakar Alquran. Ia terinfeksi bakteri Yersinia pestis akibat menolong seekor kucing yang tersedak bangkai tikus. 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya