[Cek Fakta] Start Up di Indonesia Tumbuh hingga 1.000 Perusahaan dalam 4 -5 Tahun?

Ma'ruf Amin menyebut bahwa 4 hingga 5 tahun pertumbuhan startup Indonesia mencapai 1000 perusahaan. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Mar 2019, 22:16 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2019, 22:16 WIB
Debat Capres Cawapres 2019
Debat Cawapres 2019 antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menyebut bahwa pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup selama 5 tahun belakangan ini mencapai 1.000 startup.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat debat cawapres dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).

"Dan juga bahwa dengan adanya insfrastruktur langit sekarang, infrastruktur digital, telah tumbuh usaha-usaha start up dalam tempo, 4 sampai 5 tahun 1.000 startup," kata Ma'ruf.

Selain itu, Ma'ruf juga optimistis bahwa startup di Indonesia akan tumbuh hingga 3.500 start up pada 2024 mendatang.

"Untuk itu sampai 2024, kita bisa tumbuhkan 3.500 startup, sehingga membuka lapangan kerja," ucap Ma'ruf.

Penelusuran Fakta

Dari hasil penelusuran, Gerakan Nasional 1000 Startup sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh KIBAR sebagai penggagas dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

KIBAR adalah sebuah perusahaan yang bertujuan membangun ekosistem teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas, mentoring, dan inkubasi di berbagai kota. Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital resmi diluncurkan sejak 17 Juni 2016.

Saat meluncurkan Gerakan Nasional 1000 Startup, Menkominfo Rudiantara mengatakan bahwa peluncuran program ini adalah bentuk pergerakan baru di industri digital di Indonesia.

"Hari ini kita merayakan sebuah pergerakan baru di industri yang luar biasa. Indonesia bisa menjadi world’s biggest digital power, bukan cuma di South East Asia," kata Menkominfo, Rudiantara.

Sementara, pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia semakin merangkak naik. Misalnya seperti yang diberitakan jpnn.com dengan judul berita 'Jumlah Startup di Indonesia Melonjak'.

Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan jumlah startup di Indonesia mulai gencar dikembangkan pada awal 2015. Saat itu jumlahnya masih tujuh buah startup. Kemudian pada di 2017 naik menjadi 52 unit stratup.

"Di 2018 yang masuk ke Indonesia ada 956 unit startup," ungkapnya pada Rabu 30 Januari 2019. 

Setelah sekarang startup di Indonesia tumbuh subur, Nasir menjelaskan sedang memikirkan peran pemerintah. Dia menuturkan pemerintah harus ambil peran dalam menjaga usaha rintisan itu supaya tetap hidup dan terus berkembang.

Selain itu dalam berita wartaekonomi.co.id dengan judul 'Tembus! Jumlah Startup di Indonesia Ada 2000-an, Ini Sektor Paling Diminati', menyebut bahwa jumlah start up di Indonesia sudah mencapai 1.070 startup dari berbagai sektor.

 

Terdata saat ini di Indonesia sudah ada 1.070 startup dari berbagai sektor. Dari sekian banyaknya sektor, pertumbuhan paling tinggi dari sektor on-demand services, financial technology (fintech), dan e-commerce.

Perkembangan ini memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, dengan begitu pemerintah dirasa perlu untuk merespons hal ini segera mungkin.

"Perkembangan industri startup yang cukup cepat ini harus segera direspons oleh pemerintah. Terutama BKPM, sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pelaksanaan penanaman modal," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong.

Bukan hanya datang dan pergi, BKPM inginkan startup Indonesia terus melesat dan mendapatkan investor kelas kakap, oleh karena itu, BKPM mendorong startup mendapatkan investor melalui ajang Regional Investment Forum (RIF) 2019.

"IF tahun ini memang diharapkan menjadi meeting point bagi para investor, pelaku bisnis startup, pemerintah daerah, dan stakeholders terkait lainnya. Sehingga perkembangan industri ini memiliki dampak yang maksimal bagi investasi Indonesia," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya