Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Widodo Muktiyo mengingatkan, hoaks atau berita bohong di masa pandemi mengakibatkan banyak hal buruk di masyarakat, khususnya dalam penanganan virus corona Covid-19.
Widodo mengatakan, hoaks dapat menyebabkan perubahan perilaku publik. Kominfo mencatat hoaks terkait Covid-19 pada Maret 2020 berakibat buruk pada perilaku masyarakat.
Baca Juga
"Bulan Maret paling banyak hoaks atau berita manipulasi bersebaran. Dampaknya ada panic buying, ada efek sosial yang menjadikan masyarakat tidak sekadar khawatir terhadap pandemi Covid-19, tapi perilaku yang tidak sejalan," kata Widodo seperti dilansir Antara, Rabu (25/11/2020).
Advertisement
Hal itu, kata Widodo, disebabkan oleh adanya hoaks yang berpengaruh pada perilaku negatif masyarakat atau yang disebut infodemic.
Menurutnya, di era digital dan banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial membuat masyarakat dengan mudah mengakses informasi.
Namun tidak semua informasi yang beredar itu berisi fakta, ada juga kabar palsu atau hoaks dan justru bisa berdampak buruk pada psikologis maupun perilaku masyarakat.
Berdasarkan hasil survei, kata Widodo, secara kognitif masyarakat sudah memahami tentang pandemi Covid-19 dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah penularannya. Namun menurutnya, kedisiplinan penerapan protokol kesehatan di masyarakat terkait 3M belum dipatuhi secara benar.
Hal itu dilihatnya dari imbauan pemerintah terkait larangan mudik Lebaran 2020 yang bisa berpotensi menularkan virus dari Ibu Kota ke berbagai daerah di Indonesia.
Hasilnya, kata Widodo, masih banyak warga yang tetap mudik dan menyebabkan penyebaran kasus Covid-19 meluas di Tanah Air.
Â