BMKG: Tidak Benar Tsunami Paling Banyak Terjadi pada Desember

BMKG menyebut berdasarkan sumber dan pembangkitnya, secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Des 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 14:04 WIB
Ilustrasi tsunami
Gelombang tinggi di laut Gunung Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono memastikan bahwa kabar tentang bencana tsunami paling banyak terjadi pada Desember tidak benar.

Daryono mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan dan mengkaji data-data kejadian tsunami di Indonesia. BMGK, kata dia, menemukan 114 kejadian tsunami selama 1 tahun terakhir.

BMKG mencatat pada Januari 2020 terjadi 11 tsunami, Februari 12 kali, Maret, 11 kali, April 8 kali, Mei 6 kali, dan Juni 4 kali.

Selanjutnya, Agustus 9 kali tsunami, September 12 kali, Oktober 8 kali, November 12 kali, dan Desember 12 kali. 

Berdasarkan data kejadian tsunami per bulan tersebut, tampak bahwa bulan dengan jumlah peristiwa tsunami paling banyak terjadi pada Februari, September, November, dan Desember.

"Mengacu data ini maka pendapat yang menyebutkan bahwa Desember adalah bulan dengan peristiwa tsunami paling banyak tidaklah benar. Data membuktikan bahwa Desember ternyata bukan satu-satunya bulan dengan kejadian tsunami paling banyak," kata Daryono seperti dikutip dari akun Instagramnya, @daryonobmkg, Minggu (27/12/2020).

Gambar Data Kejadian Tsunami (sumber: BMKG)

Daryono menyebut, jumlah kejadian tsunami di atas tentu bukan jumlah yang mutlak, sebab bisa jadi masih ada data kejadian tsunami lainnya yang terlewat dan belum dikompilasi datanya.

Namun menurutnya, data ini cukup untuk memberi gambaran sementara distribusi kejadian tsunami pada masing-masing bulan.

"Kapan saja, sebaiknya kita harus waspada dan siaga tsunami, khususnya masyarakat di wilayah pesisir yang pantainya berhadapan dengan sumber gempa di dasar laut dan sudah dinyatakan sebagai pantai rawan tsunami," tutur Daryono.

Daryono menambahkan, berdasarkan sumber dan pembangkitnya, secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim.

"Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api adalah fenomena geologis yang dapat terjadi tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya fenomena cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami," tutup Daryono.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya