Simak Kumpulan Hoaks Seputar Covid-19 Terbaru

Berikut informasi hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Feb 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 masih menjadi daya tarik. Pasalnya, meski program vaksinasi telah dilakukan tingkat penularan penyakit yang sebabkan oleh virus SARS-CoV-2 masih tinggi. Namun, informasi yang kita daoat sebaiknya tidak langsung dipercaya sebab belum tentu benar.

Agar kita tidak percaya pada informasi seputar Covid-19 yang salah, sebaiknya kita memverifikasi informasi tersebut terlebih dahulu dari sumber yang kredibel seperti hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri informasi terbaru seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan, hasilnya sebagian informasi tersebut adalah hoaks.

Berikut informasi hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Puluhan Wartawan Terkapar Usai Divaksin Covid-19

 Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi kabar soal puluhan wartawan terkapar setelah menjalani vaksinasi covid-19. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan pada akhir pekan itu.

Dalam pesan berantai tersebut juga menjelaskan beberapa poin terkait penyebab kondisi wartawan yang terkapar usai vaksinasi covid-19. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:

"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:

1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22. Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang  yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170. Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya..

2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya

3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre

Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya..

Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...Terimakasi banyak teman teman"

Lalu benarkah puluhan wartawan terkapar usai divaksinasi covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Pesan berantai yang menyebut puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi covid-19 adalah tidak benar.

Pesan berantai tersebut bukan berasal dari  Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi.

 

2. Pesan Berantai dari Ketua Satgas Cara Hilangkan Virus Corona Covid-19

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi informasi dari Ketua Satgas Covid-19. Pesan berantai tersebut menyebut pencegahan penularan covid-19 bisa dilakukan dengan menghirup uap air panas.

Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu. Salah satu akun yang mengunggahnya di Facebook adalah akun bernama Aditya Dani Susanto pada 1 Februari 2021.

Berikut isi pesan berantainya:

Share dari Ketua Satgas Covid Pak Dwiyono

Informasi tentang pencegahan Covid19: Air panas yang Anda minum baik untuk tenggorokan Anda.Namun virus corona ini tersembunyi di balik sinus paranasal hidung Anda selama 3 hingga 4 hari.

Air panas yang kami minum tidak sampai di sana.Setelah 4 hingga 5 hari, virus yang tersembunyi di balik sinus paranasal ini mencapai paru-paru Anda.Kemudian Anda kesulitan bernapas.Itulah mengapa sangat penting untuk menghirup uap air panas, yang mencapai bagian belakang sinus paranasal Anda.

Anda harus membunuh virus di hidung dengan uap.Pada suhu 50 ° C, virus ini menjadi lumpuh, lumpuh.Pada suhu 60 ° C virus ini menjadi sangat lemah sehingga sistem kekebalan manusia mana pun dapat melawannya.

Pada suhu 70 ° C virus ini mati total.Inilah yang dilakukan steam.

Seluruh departemen kesehatan masyarakat mengetahui hal ini tetapi banyak yang ingin memanfaatkan pandemi ini sehingga mereka tidak membagikan informasi ini secara terbuka.

Orang yang tinggal di rumah harus melakukan menghirup uap panas sekali sehari.

Jika Anda pergi ke pasar atau keluar rumah untuk berbelanja, menghirup uap panas dua kali sehari.Siapapun yang bertemu dengan beberapa orang atau pergi ke kantor harus menghirup uap panas uap 3 kali sehari.

*Seminggu ber-uap:*Menurut dokter, Covid -19 dapat dibunuh dengan menghirup uap dari hidung dan mulut, menghilangkan virus Corona.Jika semua orang memulai Kampanye Drive Uap selama seminggu, pandemi akan segera berakhir.

Jadi inilah sarannya:Mulai prosesnya selama seminggu dari 9 - 16 Januari 2021, pagi dan sore, selama 5 menit saja, untuk menghirup uap.

Jika semua mengadopsi praktik ini selama seminggu, Covid-19 yang mematikan akan terhapus.Praktik ini juga tidak memiliki efek samping.Jadi tolong kirimkan pesan ini ke semua kerabat, teman dan tetangga kalian, agar kita semua bisa bersama-sama membunuh virus corona ini dan hidup serta berjalan dengan bebas di dunia indah ciptaan Tuhan ini.

Uap menggunakan Eucalyptus Oil atau Vicks lebih bagus lagi.Berkah bagi semua yang akan menggunakan terapi ini dan membagikannya dengan orang lain!"

Lalu benarkah isi pesan berantai tersebut berasal dari Ketua Satgas Covid-19 dan menyebut menghirup air panas bisa menghilangkan virus corona covid-19? Simak penelusurannya di sini.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang mengatasnamakan Ketua Satgas Covid-19 dan menyebut menghirup uap air panas bisa menghilangkan virus corona covid-19 adalah hoaks.

Ketua Satgas Covid-19 bukanlah Dwiyono seperti yang disebutkan dalam pesan berantai. Ketua Satgas Covid-19 adalah Doni Monardo yang juga merupakan Ketua BNPB.

 

3. Informasi Penyebab Hasil PCR Bisa Positif Covid-19 Berkali-Kali

Beredar di media sosial postingan terkait penyebab hasil PCR positif covid-19 bisa berkali-kali. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.

Berikut narasi informasi tersebut:

Dalam postingannya terdapat gambar dengan narasi :

"Hasil PCR positif Berkali-kali?

1. Virus dalam tubuh banyak (bisa dilihat dari CT Value).

2. Ada kemungkinan reinfeksi kembali atau terinfeksi kembali.

3. Respon imun tubuh lambat.

4. Penyakit penyerta perlambat pemulihan.

5. Stres, banyak pikiran dan tidak bahagia."

Lalu benarkah isi dalam postingan yang menyebutkan beberapa penyebab hasil PCR bisa positif covid-19 berkali-kali? simak penelusurannya di sini.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang menyebutkan beberapa penyebab hasil PCR bisa positif covid-19 berkali-kali adalah tidak benar.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya