Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Thailand menggandeng sejumlah platform media sosial jelang Pemilu yang diadakan pada Mei mendatang. Mereka menilai kerjasama ini penting mengingat mayoritas pemilih adalah generasi muda dan akan ada potensi penyebaran hoaks.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan dari We Are Social dan Meltwater, Thailand memiliki pengguna media sosial aktif sebanyak 52,3 juta atau 72 persen dari populasi negara tersebut. Mayoritas menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Tiktok dan aplikasi percakapan Line.
KPU Thailand menilai partai politik sudah lebih tenang dalam menghadapi pemilu. Namun para pendukungnya dikhawatirkan memicu hal-hal negatif terutama di dunia maya.
"Kami sangat fokus di media sosial karena punya peran besar dalam kampanye politik. Kerjasama ini diharapkan bisa memberikan informasi yang benar terkait Pemilu dan membantu masyarakat menentukan pilihannya," ujar Sekretaris Jenderal KPU Thailand, Sawaeng Boonmee dilansir Bloomberg.
"Kami juga menyiapkan 'ruang perang' untuk mengatur konten online yang melanggar aturan kampanye. Tidak semua orang senang dengan kami maka kami meminta para platform media sosial untuk membantu menyampaikan informasi yang benar pada publik," ujarnya menambahkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement