Jelang Pemilu 2024, Unida Gandeng Liputan6.com Edukasi Pemilih Pemula Agar Terhindar dari Hoaks

Webinar ini diharapkan mampu mengedukasi para pemilih pemula agar tidak terpapar hoaks jelang Pemilu 2024.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 30 Mar 2023, 16:36 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi Pemilu 2019
Hoaks selalu mewarnai gelaran Pemilu. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Fisipkom Unida bersama Liputan6.com menggelar webinar nasional bertajuk "Berantas Hoaks melalui Media Digital Sambut Pemilu bagi Pemilih Pemula". Webinar ini diharapkan mampu mengedukasi para pemilih pemula agar tidak terpapar hoaks jelang Pemilu 2024.

Koordinator Divisi SDM, Organisasi dan Diklat Bawaslu Kabupaten Bogor, Naotalia Apapyo menyebut hoaks dapat merusak meriahnya pesta demokrasi lima tahunan ini. Itu sebabnya literasi dan edukasi harus dijalankan semua pihak agar Pemilu 2024 berjalan lancar.

Ia menambahkan banyak pihak yang memanfaatkan hoaks maupun ujaran kebencian untuk memenangkan kontestasi politik. Tentu hal ini bisa menimbulkan konflik dan perpecahan di masyarakat.

"Adapun cara untuk menangkal hoaks dalam Pemilu tentu harus cerdas dalam memanfaatkan media digital secara baik dalam dalam arti tepat guna, aman sesuai etika, budaya dan norma yang berlaku. Dan dalam penangkalan juga masyarakat perlu literasi digital yang mempuni dapat menjadi ampuh untuk menangkal informasi hoaks terutama literasi membaca," ujar Naotalia dalam webinar yang digelar Selasa (28/3/2023).

Sementara Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Edu Krisnadefa, menyampaikan literasi digital sangat dibutuhkan untuk melawan hoaks di tahun politik. Ia juga menjelaskan pemahaman terkait post truth yakni menilai suatu berita atau informasi bukan berdasarkan obyektivitas namun berdasar emosi dan keyakinan.

"Post-Truth ini juga dapat dikatakan mirip hoaks karena post-truth ini juga dikemas seperti berita-berita bombastis, mengabaikan fakta dan data, sering gunakan data palsu dan tidak jelas kebenarannya. Jadi sangat penting untuk memahami literasi digital," ujarnya.

Di sisi lain Dosen Prodi Administrasi Publik Fisipkom Unida, M. Yusuf Gotfridus Goris Seran menjelaskan adanya 'hantu-hantu' dalam pemilu mendatang.

"Dua faktor penyebabnya yaitu syahwat kuasa elite politik baik partai politik maupun kandidat serta perilaku memilih pemilih yang cenderung pragmatis ketimbang ideologis," ucapnya.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya