Bisa Picu Konflik saat Pemilu, Kominfo Waspadai Hoaks Gunakan Teknologi AI

Kecerdasan buatan bisa disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Okt 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2023, 20:00 WIB
Tangkapan layar salah satu hoaks seputar AI
Keberadaan AI pun tidak luput dari hoaks

Liputan6.com, Jakarta- kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) merupakan teknologi yang bisa memberikan manfaat, namun juga bisa membahayakan jika disalahgunakan seperti dalam penyebaran hoaks.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengingatkan potensi bahaya penyalahgunaan AI dalam membuat konten negatif pada gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

“Apalagi nanti di Pemilu orang bisa berantem karena kecerdasan buatan. Yang tadi saya contohkan, coba suara, muka kamu digambar, difitnah, berantem enggak? Padahal hasil kecerdasan buatan,” ujar Budi, dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).

Budi pun menyadari, kecerdasan buatan memiliki potensi besar dalam memengaruhi proses pemilu. Dalam konteks ini, misinformasi yang disebabkan oleh AI dinilai dapat memicu konflik di masyarakat.

Dia menyampaikan bahwa potensi baik dan buruk dari teknologi AI sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk memahami potensi risiko dan dampak dari penggunaan AI dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk Pemilu.

“Kamu bisa berantem dengan teman karena kecanggihan kecerdasan buatan ini. Makanya kita jaga ruang digital ini,” ucapnya.

Menurut Budi Arie, regulasi terkait penggunaan kecerdasan buatan perlu dibuat, namun hal ini memerlukan kajian mendalam untuk memahami dampak dan menjaga etika penggunaannya.

Dia melanjutkan, saat ini pemerintah sedang dalam proses kajian untuk mengembangkan regulasi terkait kecerdasan buatan. Dia menekankan pentingnya tidak membuat regulasi secara gegabah tanpa pemahaman yang mendalam. Fokus utama dalam kajian ini adalah menjaga etika penggunaan AI.

“Jadi ini kita lagi kaji, ini kan kita enggak tahu. Jangan bikin regulasi ganti-ganti kan. Harusnya dilihat nih. Kita lagi kaji betul secara mendalam, ini apa dampaknya AI ini. Tapi yang pasti saya bilang soal ethic tadi,” kata dia.

Terkait dengan penyebaran hoaks di media sosial selama Pemilu, Budi mengimbau masyarakat untuk menjauhi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian. Beliau menekankan pentingnya berkompetisi secara jujur dan adil dalam proses Pemilu.

Pihaknya berkomitmen untuk mengatasi penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian melalui pendekatan teknologi, budaya, dan demokrasi. Hal ini sebagai langkah untuk menjaga integritas proses pemilu dan memastikan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi yang sehat, jujur, adil, dan damai.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya