Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik pada tahun ini terjadi pada 8 April 2024 dengan perkiraan pemudik sebanyak 193 juta orang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengimbau, masyarakat untuk menghindari tanggal tersebut guna mencegah kemacetan saat mudik.
Advertisement
Baca Juga
"Bagi masyarakat agar memilih waktu atau tidak melakukan mudik pada waktu puncak mudik dan balik atau masyarakat dapat memilih waktu berangkat maupun kembali yang tepat untuk menghindari kemacetan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dikutip dari laman humas.polri.go.id, Minggu (7/2024).
Polri juga akan menggelar Operasi Ketupat 2024 untuk menjaga kelancaran arus mudik dan balik. Operasi ini akan berlangsung selama 13 hari, mulai dari 4 April 2024 hingga 16 April 2024.
Selain imbauan untuk menghindari puncak arus mudik, Polri juga memberikan beberapa tips bagi para pemudik, antara lain:
- Siapkan diri dan kendaraan: Pastikan kondisi fisik dan kendaraan prima sebelum melakukan perjalanan.
- Siapkan saldo e-toll yang cukup: Untuk menghindari antrian di gerbang tol.
- Patuhi peraturan lalu lintas: Patuhi rambu-rambu dan arahan petugas di lapangan.
- Utamakan keselamatan: Jangan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan selalu waspada.
- Istirahatlah jika lelah: Jangan memaksakan diri untuk terus menerus mengemudi.
- Berdoa sebelum berangkat: Mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sementara itu, Polri tidak merekomendasikan warga untuk mudik menggunakan kendaraan roda dua. Alasannya, spesifikasi kendaraan roda dua tidak diperuntukkan untuk perjalanan jauh.
"Kami tidak merekomendasikan untuk menggunakan kendaraan roda dua pada saat melakukan mudik lebaran, dikarenakan spektek kendaraan yang tidak diperuntukkan untuk perjalanan jauh dan berdasarkan hasil anev pelaksanaan ops sebelumnya bahwa kendaraan roda dua yang menyumbang korban kecelakaan lalu lintas tertinggi termasuk korban meninggal dunia," ujar Trunoyudo.
Bagi pemudik yang tetap ingin menggunakan kendaraan roda dua, Polri memberikan beberapa saran, antara lain:
- Mengecek kondisi fisik dan kendaraan: Pastikan kondisi fisik dan kendaraan prima sebelum melakukan perjalanan.
- Menyiapkan perlengkapan pendukung: Pakailah jaket, jas hujan, helm SNI, dan alat-alat lain yang diperlukan.
- Tidak berbonceng lebih dari satu orang: Demi keselamatan selama perjalanan.
- Patuhi peraturan lalu lintas: Patuhi rambu-rambu dan arahan petugas di lapangan.
- Jangan membawa barang berlebih: Untuk menghindari kelelahan dan risiko kecelakaan.
- Istirahatlah jika lelah: Jangan memaksakan diri untuk terus menerus mengemudi.
Waspada Potensi Hujan Lebat Saat Mudik Lebaran 2024, BMKG Ungkap Penyebabnya
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang akan terjadi saat masa mudik Lebaran khususnya pada 4 April hingga 11 April 2024.
"Beberapa fenomena diprakirakan menimbulkan potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia sampai 11 April 2024," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari Antara, Jumat (5/4/2024).
Dwikorita menyebutkan, potensi hujan tersebut diakibatkan oleh adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) atau kumpulan awan-awan hujan yang sudah mulai melintai kepulauan di Indonesia.
Kumpulan awan-awan hujan tersebut bergerak dari sebelah timur Afrika di Samudra Hindia sepanjang khatulistiwa dan melintasi kepulauan di Indonesia yang kemudian menuju Samudra Pasifik.
Dwikorita menuturkan, sesuai hasil deteksi dan prediksi beberapa hari sebelumnya diketahui saat ini arak-arakan awan hujan itu sudah terlihat di Indonesia, terutama di bagian barat dan akan menuju tengah yang pada akhirnya ke timur.
Selain MGO, fenomena lain yang turut menyebabkan hujan sedang hingga lebat saat mudik Lebaran adalah fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator serta hangatnya suhu muka air di Kepulauan Indonesia.
Ia mengatakan, dua fenomena tersebut juga berperan penting dalam meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Kepulauan Indonesia.
Bahkan, BMKG pun baru saja mendeteksi munculnya Bibit Siklon Tropis baru yaitu Bibit Siklon 96S yang muncul di sekitar Laut Sawu dan saat ini pada posisi 10,2 derajat Lintang Selatan serta 121 derajat Bujur Timur.
"Diidentifikasi menunjukkan kecenderungan (Bibit Siklon Tropis) akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ini yang baru saja terdeteksi pagi tadi dini hari," tutur Dwikorita.
Advertisement