Liputan6.com, Jakarta- - Forum Ekonomi Dunia memandang misinformasi merupakan risiko nomor satu yang dihadapi masyarakat selama dua tahun ke depan. Salah satu cara utama penyebaran berita palsu tersebut adalah ketika orang-orang membagikannya ke jejaring sosial media mereka, dan menganggap berita yang disebarkan benar sehingga khalayak luas harus mengetahuinya.
Hanya sebagian kecil orang yang membagikan informasi palsu, namun mengingat luasnya skala platform media sosial, hal tersebut dapat menyebabkan berita palsu menyebar dengan cepat. Hal ini mempersulit masyarakat untuk mendapatkan berita yang dapat mereka percayai dan membuat masyarakat mempercayai hal-hal yang tidak benar.
Baca Juga
Sebagian orang membagikan berita-berita yang mereka dapat baik benar ataupun tidak dengan niat yang baik. Mereka mempercayai berita tersebut dan membagikannya dengan niat untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Tetapi ironisnya hal itu membuat berita-berita yang tidak benar atau palsu tersebut bisa menyebar lebih luas di media sosial.
Advertisement
Berurusan dengan Berita Palsu
Orang-orang dapat bereaksi sentimen ketika mereka melihat teman atau keluarga membagikan berita yang mereka tahu tidak benar. Hal ini bukanlah sebuah hal yang tidak wajar, karena misinformasi cenderung megandalkan sentimen negatif dan melanggar moral kita, seperti berita-berita yang menaikan emosi.
Ketika Anda melihat seseorang berbagi cerita yang Anda tahu itu salah, Anda berfikir untuk memberi mereka sedikit pemikiran atau malah melemparkan ujaran kebencian padanya, tetapi mungkin saja mereka berbagi informasi tersebut karena berfikir bahwa hal itu bermanfaat bagi orang lain.
Salah satu cara untuk mengurangi risiko ini dan mendukung perjuangan melawan misinformasi, adalah dengan mengikuti panduan tentang cara melaporkan cerita palsu, misalnya dengan menandai berita tersebut sebagai berita palsu di platform media sosial, agar masyarakat mengetahui bahwa informasi yang mereka dapat adalah salah dan tidak menyebarkannya lebih luas.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.