Awas Penipuan Panggilan Interview Kerja Mencatut Perusahaan Ternama, Kenali 6 Cirinya

Penipuan lowongan kerja telah menyebabkan kerugian besar bagi pihak yang mempercayainya, untuk itu kita perlu mengenali ciri-cirinya untuk menghindari aksi kejahatan tersebut dalam artikel berikut ini.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Okt 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2024, 21:00 WIB
tangkap layar surat penipuan seleksi pegawai Pertamina
Beredar kabar surat panggilan seleksi calon karyawan PT Pertamina (Persero), dalam surat tersebut peserta diminta untuk mentrasfer uang.

Liputan6.com, Jakarta- Penipuan lowongan kerja telah menyebabkan kerugian besar bagi pihak yang mempercayainya, aksi kriminal ini dilakukan dengan modus yang semakin beragam. Salah satu yang paling umum adalah penggunaan surat undangan interview palsu yang mengatasnamakan perusahaan ternama.

Scammer meminta korban (pencari kerja) untuk mentransfer uang dengan alasan biaya tiket, akomodasi, dan biaya lainnya, yang dijanjikan akan di gantik setelah wawancara atau seleksi.

Bahkan, penipu juga mengincar data-data pribadi perbankan milik korban untuk membobol rekening kartu kredit nya.

Dikutip dari situs resmi BCA, berikut ciri-ciri surat undangan interview kerja palsu yang dijadikan modus penipuan.

1. Tidak Menyebutkan Posisi atau Lowongan yang Dilamar

Surat undangan interview palsu biasanya tidak menyebutkan secara spesifik posisi atau lowongan yang sedang dilamar oleh kandidat.

Dokumen tersebut bisa berisi banyak halaman, dengan detail yang tidak relevan dan umum, seperti persyaratan membawa alat tulis atau berpakaian rapi, yang tidak perlu disebutkan dalam undangan formal. Selain itu, tanda tangan di surat biasanya hanya berupa logo digital, tanpa cap resmi perusahaan, yang menjadi salah satu tanda jelas bahwa surat tersebut palsu.

2. Nama Semua Kandidat Dicantumkan

Dalam undangan interview asli, nama kandidat seharusnya bersifat personal dan ditujukan hanya kepada satu individu. Namun, surat undangan interview palsu sering mencantumkan nama semua kandidat yang diundang, menunjukkan bahwa proses ini bukanlah rekrutmen resmi.

Selain itu, kandidat diminta untuk memesan tiket perjalanan melalui panitia recruitment atau agen travel palsu yang sudah bekerja sama dengan para penipu. Ini adalah taktik untuk memperdaya lebih banyak uang dari korban.

3. Kandidat Diminta Menanggung Semua Biaya dengan Janji Reimburse

Salah satu ciri modus penipuan ini adalah adanya permintaan agar kandidat menanggung semua biaya transportasi, konsumsi, akomodasi, dan keperluan lainnya selama proses seleksi, dengan janji bahwa semua biaya tersebut akan di-reimburse setelah interview selesai.

Padahal, dalam proses rekrutmen resmi, perusahaan biasanya akan menanggung biaya tersebut atau memberi tahu kandidat sejak awal jika biaya harus ditanggung sendiri.

Ciri Berikutnya

4. Informasi yang Tidak Relevan dan Umum

Surat undangan interview palsu sering kali memuat tahapan seleksi yang tidak relevan atau tidak masuk akal. Tahapan seleksi yang dijelaskan biasanya sangat umum dan tidak sesuai dengan metode rekrutmen profesional.

Kualifikasi yang dicantumkan juga sangat general dan sering kali disertai janji gaji yang sangat tinggi, yang tidak realistis jika dilihat dari deskripsi pekerjaan.

5. Bagian yang Tidak Perlu, Tidak Lazim, dan Tidak Profesional

Surat palsu ini seringkali berisi banyak bagian yang tidak relevan, seperti tanya jawab yang terlalu umum atau tidak perlu dijelaskan dalam surat undangan resmi.

Selain itu, bahasa yang digunakan biasanya berbelit-belit, tidak profesional, dan mengandung banyak kesalahan ketik (typo). Hal ini menambah kejanggalan dari surat tersebut dan menjadi salah satu tanda bahwa surat tersebut adalah hasil penipuan.

6. Meminta data-data pribadi

Bahkan tanpa kamu sadari, perusahaan bodong ini meminta data-data pribadi kamu termasuk data perbankan seperti nomor kartu ATM / kartu kredit, PIN, Password, CVV/CVC, masa berlaku kartu dll, dengan alasan untuk melengkapi administrasi untuk mengikuti sesi wawancara.

Padahal tujuannya adalah untuk mencuri data-data pribadi perbankan milik korban sehingga dapat melakukan transaksi ilegal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya