Liputan6.com, Jakarta Pokemon, Pokemon, Pokemon..... Nama gim ini terus disebut banyak orang baik secara online maupun offline. Di mal, di taman, di rumah ibadah adalah tempat-tempat yang makin sering didatangi para trainer untuk berburu monster unik.
Di tempat-tempat tersebut, tak jarang orang bergerombol memelototi layar ponsel untuk menangkap Pokemon. Bahkan minggu kemarin komunitas Pokemon Indonesia mengadakan hunting bareng di monumen nasional dan di Gelora Bung Karno Senayan.
Salah satu alasan Pokemon Go begitu populer karena selain memang mengasyikan gim ini juga membawa para trainer untuk mengenang masa lalunya. Bahkan konon gim ini disebut-sebut sebagai gim yang menyehatkan karena memaksa orang untuk berjalan.
Advertisement
Namun dibalik kepopuleran gim ini, jika tak waspada, menyimpan sisi gelap yang tak pernah disadari. Beberapa hal itu diantaranya:
1. Terlalu fokus, melupakan hal yang lebih penting
Gim ini memang membuat para trainer kecanduan. Hal ini tampak dari kerumunan yang ada di mal yang menjadi pkestop. Di Senayan City, setiap sore menjelang malam, puluhan bahkan ratusan trainer berkumpul di warung kopi dan sekitarnya. Mereka berburu Pokemon sampai malam. Mereka seolah lupa waktu.
Mereka sanggup berlama-lama berburu monster-monster untuk menaikkan levelnya.
2. Tagihan kartu kredit terus bertambah
Bagi trainer yang ingin segera naik level atau berburu pokemon tanpa mau berjalan-jalan. Dengan fitur "Shop" yang disediakan aplikasi Pokemon Go, trainer bisa berbelanja "pokeball" peluru untuk menangkap Pokemon minimal Rp 15 ribu sampai Rp 1,5 juta. Apalagi pembeliannya dengan kartu kredit.
Awalnya memang tak terasa, namun jika dilakukan berulang-ulang, tagihan kartu kredit bulan depan dipastikan akan membengkak.
Belum lagi jika spek ponsel yang sekarang kita punyai kurang mendukung untu memainkan gim ini. Mau tidak mau harus membeli yang baru. Sudah siap?
3. Menyebalkan, Server yang belum stabil
Sampai hari ini aplikasi Pokemon Go memang belum dirilis di Indonesia. Namun animo masyarakat kita sangat amat tinggi terhadap gim ini. Mereka mendownload aplikasi ini dari APK Mirror yang ilegal di sebuah website.
Karena itulah nyaris tiap malam sekitar pukul 19:00 WIB sejak Selasa, 19 Jui 2016 aplikasi ini error dan tidak bisa diakses. Kondisi ini menyebabkan para trainer sedih. Mereka yang sedang asyik bermain terpaksa menghentikan dan melanjutkan besok paginya.
4. Ngeri, tanda sadari kita digiring ke tempat yang rawan kejahatan.
Selalu saja ada pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan gim ini. Orang-orang jahat rupanyay tak kalah sigap untuk menjerat para trainer yang gemar berburu Pokemon. Kadang tanpa sadar, mereka "digiring" ke tempat-tempat sepi untuk dilucuti.
Caranya, para penjahat memanfaatkan fitur "Lure" yang memungkinkan para penjahat untuk mengundang monster-monster Pokemon ke tempat-tempat yang diinginkan.
Sampai hari ini telah terjadi banyak korban.
5. Pokemon memberikan pengalaman mengerikan
Akibat terlalu fokus main Pokemon, para trainer mengalami peristiwa buruk. Misanya dua remaja di Amerika terjatuh dari jurang karena terlalu fokus pada layar ponselnya. Peristiwa lainnya, dua remaja ditembak karena memasuki wilayah tanpa ijin, seorang gadis belia dihantam mobil yang melaju kencang dan lainnya.
Jadi bagaimana, apakah kamu mau berhenti main pokemon, atau tak akan mencoba sama sekali?
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.