Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang mengeluh tentang hiruk pikuk kehidupan modern di perkotaan. Tak jarang mereka mengatakan akan bersedia meninggalkannya demi mendapatkan lingkungan hidup yang tenang dan nyaman. Meski faktanya tak banyak orang-orang yang mewujudkan keinginan itu. Toh, mereka tetap tinggal di perkotaan.
Baca Juga
Namun, dilansir WittyFeed.com, kita harus memberi pengecualian terhadap orang-orang ini. Mereka memilih tinggal sendirian di kota yang telah ditinggal pergi oleh penduduk lainnya.
Adalah Lorraine Thomas yang memilih tinggal di Kota Wittenoom, Australia. Secara administratif, kota ini bahkan telah dihapus dari peta. Pemerintah menyatakan Kota Wittenoom tak layak ditinggali karena risiko kesehatan akibat tambang ilegal.
Namun Lorraine Thomas nekat tinggal dan telah menghabiskan setengah dari umurnya di sana tanpa masalah. "Jika ada bahaya, itu hanya debu," ujar Lorraine.
Selanjutnya kisah Liu Shengjia di Kota Xuenshanshe, Tiongkok, ini benar-benar hanya ditinggali oleh Liu dan beberapa dombanya. Penduduk setempat telah pindah ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
"Selebihnya meninggal karena lanjut usia," kata Liu.
Liu memilih tetap di situ lantaran Kota Xuenshanshe menyimpan kenangan yang kuat. Ia berulang kali mengatakan akan pindah, tapi faktanya Liu tetap tinggal bersama dombanya.
Terakhir adalah kisah pasangan Juan Martin dan Sinforosa. Mereka berdua tinggal di Kota La Estrella Spanyol.
Kota itu ditinggalkan karena banjir bandang. Lalu pada tahun 1883-1939 terjadi perang saudara yang menyebabkan semua orang keluar dari daerah itu.
Tak hanya itu, anak-anak mereka juga memilih pindah ke kota karena tak sanggup hidup dalam kesepian. "Mereka pindah ketika setelah merasa cukup dewasa," ujar Sinforosoa.
Advertisement
(War)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.