Pangeran Nigeria ini Ternyata Warga Amerika Berkulit Putih

Sebagian besar pengguna internet pasti pernah menerima email dari 'Pangeran Nigeria' yang punya banyak uang dan akan mewariskannya.

oleh Famega Syavira Putri diperbarui 02 Jan 2018, 19:02 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2018, 19:02 WIB
Scam Pangeran Nigeria ini ternyata warga Amerika berkulit putih
Scam Pangeran Nigeria ini ternyata warga Amerika berkulit putih. Foto: Facebook Slidell Police

Liputan6.com, Jakarta Email penipuan dari Pangeran Nigeria adalah salah satu scam paling terkenal di internet. Sebagian besar pengguna internet pasti pernah menerima email dari “Pangeran Nigeria” yang punya banyak uang dan akan mewariskannya pada penerima email. Siapa sangka, otak di balik penipuan ini adalah seorang warga negara Amerika.

Polisi New Orleans baru-baru ini menangkap Michael Neu, 67 tahun, atas dugaan penipuan yang mengatasnamakan Pangeran Nigeria.

Penipuan ini diawali dengan email yang menyatakan bahwa Pangeran Nigeria meminta tolong penerima email untuk mengeluarkan uang jutaan dolar dari Nigeria. Penerima email akan diberi imbalan melimpah atas bantuannya. Korban kemudian dipancing untuk memberikan informasi personalnya, dan ditipu untuk mengirimkan uang.

 

269 kasus terungkap

Scam Pangeran Nigeria ini ternyata warga Amerika berkulit putih. Foto: Facebook Slidell Police
Scam Pangeran Nigeria ini ternyata warga Amerika berkulit putih. Foto: Facebook Slidell Police

Metode penipuan lainnya adalah menyatakan korban sebagai penerima warisan, yang harus mentransfer pajak dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan uang dalam jumlah jauh lebih besar. Tentu saja uang ini tidak benar-benar ada.

Banyak yang menertawakan penipuan dengan cara ini, tapi ternyata ada saja yang tertipu. Michael Neu didakwa atas 269 kasus penipuan dan pencucian uang, dan kini ditahan di penjara setempat.

“Jangan pernah memberikan informasi personal Anda melalui telepon atau email. Jangan pernah memberikan cek atau mentransfer uang ke orang yang Anda tidak kenal. 99,9 persen itu adalah penipuan,” kata Kepala Polisi Randu Fandal, seperti dikutip dari New York Times.

Dia tidak bekerja sendirian, tapi bekerja sama dengan komplotannya di Nigeria. Namun, polisi Amerika Serikat menyatakan sulit melanjutkan investigasi untuk anggota komplotan yang berada di luar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya