Waspada, Ini 7 Tipuan Canggih di Internet

Kita harus lebih hati-hati karena batasan yang menipis antara tipuan (scam) dan bisnis daring sesungguhnya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 18 Agu 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2017, 20:40 WIB
Scam
Ilustrasi scam. (Doc: Better Business Bureau)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa saat lalu, banyak yang mengira menjadi pengguna cerdas internet kalau mengabaikan surel (email) tak diundang dari pangeran-pangeran di negeri antah-berantah. Biasanya mereka meminta bantuan menawarkan janji-janji warisan dengan angka fantastis.

Namun, sekalipun Anda mengaku pengguna cerdas internet, tak sedikit masih banyak yang tertipu di dunia maya. Hal itu disebabkan oleh batasan yang menipis antara tipuan (scam) dan bisnis daring sesungguhnya. Caranya juga semakin beragam.

Dikutip dari mentalfloss.com pada Jumat (18/8/2017), akal-akalan yang dilakukan pun bisa menipu para pengguna yang cerdas sehingga seseorang yang cermat sekalipun masih bisa diretas dan kecurian infomasi personal. Jadi, penting untuk selalu waspada.

Berikut ini adalah 7 cara tipuan dunia maya di mana banyak pengguna terperangkap di dalamnya: 

1. Surel Palsu dari Jejaring Sosial

Jenis penipuan online ini biasanya dikenal dengan sebutan `phishing`.

Skema tipuan seperti memancing ikan (phishing) yang satu ini dimulai datangnya surel palsu yang sepertinya berasal dari jejaring sosial sungguhan.

Pesan surel mengatakan bahwa kita menerima notifikasi baru dan penting atau ada orang yang mencoba-coba mengakses akun kita sehingga kita perlu segera melakukan verifikasi informasi.

Kalau kita klik tautan di surel maka kita pun digiring ke situs web palsu. Jika kita masuk (sign in) di situs palsu itu, pelaku kejahatan bisa meretas akun kita yang sebenarnya.

Scammer itu kemudian bisa mencuri identitas, mengirim pesan sampah (spam) kepada teman dan keluarga, atau bahkan menggunakan informasi pribadi untuk memeras korban.

Jika ada notifikasi agar melihat jejaring sosial kita, maka sebaiknya kita langsung mengetik alamat web atau menggunakan aplikasi di telepon pintar. Jangan menekan klik tautan yang dikirimkan.

Terapkan verifikasi dua-langkah pada seluruh akun kita. Dengan demikian, ketika ada orang yang mencoba sign in ke akun melalui komputer tidak dikenal, kita akan mendapat notifikasi.

2. Lampiran yang Tak Terduga

Malware di situs dewasa

Ketika melakukan jenis tipuan yang satu ini, scammer mendapat akses kepada akun surel atau jejaring sosial milik salah satu rekan atau kerabat.

Pelaku kemudian mengirimkan surel-surel palsu atau pesan langsung ke semua kontak yang dalam daftar pemilik akun. Surel dan pesan itu disertai dengan lampiran (attachment) atau tautan ke situs web untuk mengunduh file.

Jika kita mengunduh file di situs web jebakan, mereka menyebarkan malware perusak pada komputer untuk mengunci dan menyandera semua file dalam perangkat kita.

Jika kita menerima lampiran atau tautan ke laman berbagi file dari seorang dalam kontak kita, jangan dibuka. Langsung hubungi orang itu dan sebaiknya melalui cara lain.

Tanyakan file yang dimaksud dan pastikan apakah ia memang benar-benar mengirimkannya.

3. Permohonan Pertemanan

Salah satu model cybercrime yang patut diwaspadai adalah phishing, seperti apa cara kerjanya?

Mungkin kita pernah menerima permintaan pertemanan dari seorang dalam jejaring sosial, entah orang tak dikenal ataupun teman yang sebenarnya sudah ada dalam jejaring kita.

Setelah kita menerima permintaan pertemanan, maka si scammer mendapat akses ke informasi personal kita dan bisa dipakai untuk meretas rekening bank.

Informasi yang dimaksud misalnya hari ulang tahun, nama orangtua, dan nama hewan peliharaan.

Pelaku juga bisa mengirim tautan jebakan atau meminta uang.

Jadi, jangan menerima pertemanan dari orang tidak dikenal. Jika kita sudah berteman dengan seseorang dalam jejaring, tanyakan kepada teman itu tentang adanya akun ke-2.

Jangan berbagi informasi pribadi yang bisa dipakai untuk menembus pertanyaan keamanan rekening bank secara daring.

Jika sedang ke luar kota, jangan mengunggah tentang hal itu sebelum kita pulang.

4. Wi-Fi Gratisan

Ilustrasi WiFi.

Untuk melakukan kejahatan, pelaku menciptakan Wi-Fi hotspot akses terbuka di suatu kedai kopi atau bandara. Jejaring Wi-Fi itu terhubung dengan laptop milik pelaku.

Kalau kita bergabung dalam jejaring gratis itu, pelaku meraih akses ke komputer kita dan menggali data finansial dan personal.

Untuk menghindarinya, pastikan pengaturan pada komputer atau telepon kita tidak secara otomatis bergabung dengan jejaring Wi-Fi terbuka tanpa kata sandi (password).

Aktifkan pilihan "Ask to join new networks." Matikan Wi-Fi perangkat kita kecuali ketika kita memang menggunakannya.

Jika ingin bergabung dalam jejaring Wi-Fi bisnis pribadi, tanyakan nama sebenarnya jejaring di tempat itu sebelum bergabung.

Jika mengunjungi suatu tempat publik semisal bandara, carilah informasi sebelumnya untuk memastikan nama resmi jejaring Wi-Fi di tempat tersebut.

Jangan lakukan transaksi keuangan selagi bertaut dengan jejaring gratisan.

Jika kita sering travel, bawa sendiri hotspot dengan perlindungan kata sandi.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

5. Pop-up Menakutkan

Mungkin kita pernah sedang menggunakan komputer, lalu muncul tampilan pop-up yang memperingatkan kita bahwa komputer kita terinfeksi virus dan worms.

Pesan pop-up itu menganjurkan kita memindai perangkat dengan program perangkat lunak antivirus tertentu, lalu menawarkan untuk membersihkan bugs palsu dengan biaya murah.

Jika kita mengunduh program yang ditawarkan, maka program itu memasang perangkat lunak jahat dalam perangkat kita, apalagi pelaku kemudian mendapatkan informasi kartu kredit ketika meminta pembayaran pembersihan bugs (gangguan komputer).

Untuk menghindarinya, jangan menekan klik pada tautan apapun melalui pop-up. Pasanglah program antivirus terpercaya pada browser guna mencegah pop-up jebakan.

Simpan salinan file-file penting di perangkat eksternal untuk berjaga-jaga.

6. Profil Kencan yang Berlebihan

Ilustrasi perkenalan melalui situs perkencanan. (Sumber Shutterstock)

Si penipu menciptakan profil perkencanan palsu menggunakan informasi yang benar-benar rekaan atau menggunakan data curian dari seseorang.

Ia kemudian memancing kita dengan pesan-pesan, foto-foto, dan panggilan telepon, tapi selalu menolak untuk bertemu secara pribadi.

Ia meminta bantuan untuk membayar tagihan rutin bulanan. Kalau kita mengirim uang, maka pelaku kemudian tidak pernah terdengar lagi atau, sebaliknya, makin sering meminta kiriman uang.

Gunakan akal sehat. Jika seseorang di situs kencan terus-menerus menolak bertemu, maka mungkin ia hanya tertarik dengan uang kita. Jangan pernah mengirim uang kepada orang kita temui secara daring.

7. Permintaan Tolong

Pelaku tipuan yang satu ini biasanya lebih teliti dalam berbuat kejahatan. Ia menciptakan laman penggalangan dana (crowd-funding) atau situs web amal berkaitan dengan topik yang sedang menjadi berita, misalnya bencana alam atau seseorang yang butuh pertolongan.

Pelaku meyakinkan orang agar menebar tautan itu melalui media sosial, lalu mengirimkan surel kepada kita tentang andil kita kepada tujuan mulia dalam beramal.

Jika kita klik pada tautan dan menyumbangkan uang menggunakan kartu perbankan, maka penipu itu bisa mencuri informasi perbankan kita, lalu membobol rekening atau menjual informasi kepada penjahat lain yang akan membobol.

Untuk menghindarinya, jangan klik pada tautan yang diterima melalui surel atau alamat situs web mencurigakan yang terpampang di media sosial.

Untuk menyumbang kepada orang yang butuh pertolongan, langsung hubungi situs resmi. Pastikan bahwa situs yang kita datangi memang benar dan aman, perhatikan alamat situs dimulai dengan tulisan "https://"

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya