Kenali Penyakit Saraf dan Gejalanya, Penyakit yang Diderita Stephen Hawking

Penyakit saraf dapat berdampak sangat fatal bagi seseorang.

oleh Husnul Abdi diperbarui 20 Mar 2019, 16:55 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 16:55 WIB
Penyakit Saraf
Saraf di dalam tubuh manusia (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit saraf dapat berdampak sangat fatal bagi seseorang, karena pada banyak kasus, kerusakan saraf tidak dapat disembuhkan secara total. Penyakit saraf dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana terjadi ganggguan pada sistem saraf. Bila terjadi gangguan pada sistem saraf manusia, sistem-sistem dan bagian tubuh lainnya dapat terkena dampak buruk dan mengalami gangguan pula. Oleh karena itu, sistem saraf berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia.

Sistem saraf manusia dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Saraf pusat manusia terdiri dari otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan saraf tepi terdiri dari serabut saraf.

Serabut saraf mempunyai fungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh manusia dengan sistem saraf pusat. Ketiga bagian sistem saraf tersebut bertanggung jawab untuk mengontrol semua fungsi tubuh secara bersamaan.

Diantara fungsi tubuh yang dikontrol oleh saraf antara lain, suhu tubuh, sensasi dan persepsi, pemulihan dan rehabilitasi, pikiran dan emosi, dan sebagainya. Ketika sistem saraf seseorang terganggu, maka semua fungsi tubuh yang dikontrolnya pun akan ikut terganggu. Berikut penjelasannya seperti yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (20/3/2019).

Di dalam tubuh manusia, saraf dibagi ke dalam 3 tipe

1. Saraf Otonom

Saraf yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan organ-organ tubuh yang tidak disadari atau setengah disadari manusia. Saraf otonom mengontrol tekanan darah, detak jantung, serta pengaturan suhu tubuh dan pencernaan.

2. Saraf Motorik

Saraf motorik bertugas untuk mengontrol pergerakan manusia. Saraf motorik mengirimkan informasi dari otak dan tulang belakang menuju ke otot.

3. Saraf Sensorik

Saraf ini berfungsi untuk merasakan sakit dan sensasi-sensasi lainnya pada tubuh kita. Saraf sensorik ini memiliki peran dalam mengirimkan informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang dan otak.

Gejala Penyakit Saraf

Umumnya, seseorang yang diduga menderita penyakit saraf menunjukkan gejala yang berbeda-beda sesuai dengan saraf yang mengalami gangguan, baik itu saraf otonom, saraf motoric, maupun saraf sensorik. Biasanya gejala-gejala yang timbul seperti:

- Kehilangan keseimbangan

Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada saraf otonom. Hal ini dapat terlihat bila kita sering terjatuh atau tersandung tanpa sebab yang jelas. Kemungkinan besar dalam kasus ini kita mengalami gangguan saraf tepi yang menyebabkan terjadinya gangguan pada persepsi kita. Tidak hanya itu, kehilangan keseimbangan juga bisa menjadi awal gejala dari parkinson, yang merupakan kerusakan yang terjadi pada sel-sel saraf di bagian otak.  

- Susah dalam bergerak

Kesulitan bergerak biasanya terjadi bila adanya kerusakan pada saraf motorik. Bahkan gejala ini dapat memburuk sampai menyebabkan kelumpuhan pada orang-orang yang mengidapnya. Lebih parah lagi, orang yang telah mengalami kelumpuhan dapat menjadi pertanda adanya masalah serius yang harus ditangani dengan cepat, seperti adanya gejala stroke.

- Berkeringat berlebihan

Penyakit saraf otonom juga memiliki gejala seperti,  bila kita mengeluarkan keringat berlebih saat cuaca sedang dingin atau sebaliknya, mengeluarkan keringat yang terlalu sedikit padahal cuaca sedang panas.

- Kaki terasa nyeri

Pada saraf sensorik, bila saraf tersebut rusak dapat menimbulkan gejala seperti rasa nyeri yang hebat secara terus-terusan, serta rasa panas atau kesemutan yang bisa terjadi mulai dari punggung bagian bawah dan menyebar sampai ke bagian kaki. Penyebab penyakit saraf sensorik biasanya akibat jatuh atau lelah pada sumsum tulang belakang.

- Mati rasa

Saraf sensorik juga dapat terganggu dengan adanya gejala seperti sensasi kebas, seperti mati rasa, kesemutan, ataupun rasa terbakar yang biasanya terjadi di tangan dan kaki. Padahal hal-hal tersebut mungkin tidak menjadi masalah bila terjadi saat kita sedang tidur atau hanya berlangsung sementara. Namun, bila kita merasakan gejala tersebut berulang kali dan dalam waktu yang lama, sebaiknya segera bicarakan ke dokter. Pasalnya, bisa jadi ada gangguan pada saraf sensorik kita.

Penyebab Penyakit Saraf

Penyakit saraf disebabkan oleh berbagai hal yang beragam. Hal ini tergantung pula kepada saraf apa yang terjadi kerusakan. Tetapi secara umum, inilah beberapa penyebab terjadinya kerusakan pada saraf:

1. Faktor keturunan, contohnya pada penyakit Huntington.

2. Infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasite, misalnya seperti meningitis.

3. Rusak atau matinya sel saraf, pada penyakit Alzheimer atau Parkinson.

4. Penyakit pada pembuluh darah otak, seperti stroke.

5. Cedera, seperti cedera otak atau tulang belakang.

6. Kanker, seperti kanker otak.

7. Epilepsi

Pengobatan Penyakit Saraf

Seperti yang telah kita ketahui, penyakit saraf atau kerusakan saraf dalam banyak kasus, tidak dapat disembuhkan secara total. Tapi, untuk mengurangi gejalanya, dapat dilakukan beberapa penanganan.

Tujuan utama pengobatan penyakit saraf adalah untuk menangan hal-hal yang menjadi penyebab gangguan tersebut serta mencegah kerusakan-kerusakan lanjutan yang biasanya terjadi. Beberapa cara yang dilakukan dalam penanganan atau pengobatan penyakit saraf adalah:

- Dengan memperbaiki gizi

- Dengan membatasi kadar gula darah untuk penderita diabetes

- Mengganti obat yang dikonsumsi, jika obat tersebut menyebabkan kerusakan saraf

- Dengan memberikan pereda rasa sakit untuk mengurangi nyeri saraf

- Dengan Fisioterapi

- Pembedahan untuk mengatasi tekanan atau trauma pada saraf

- Pengobatan untuk mengatasi kondisi autoimun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya