Lima Musisi dalam Label Musik Sun Eater Rilis Buku Bertajuk 'Antologi Matahari'

Sun Eater, label dan perusahaan musik merilis 'Antologi Matahari' yang menceritakan musisi-musisi ternama.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 11 Okt 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2020, 12:00 WIB
Buku Antologi Matahari
Satu set Buktu Antologi Matahari yang dibuat oleh musisi yang dinaungi (Sun Eater/Dokumen)

Liputan6.com, Jakarta Label rekaman dan perusahaan musik Sun Eater resmi merilis buku perdana karya lima musisi muda yakni Feast, Hindia, Aldrian Risjad, Mothern dan Agatha Pricilla yang berjudul Antologi Matahari. Lewat kolaborasinya bersama Pearpress dengan Gramedia Pustaka Utama, buku tersebut menjadi peluang bagi Sun Eater mengenalkan identitasnya kepada banyak orang. 

Meski masih terbilang muda, Sun Eater telah membuktikan popularitas yang dimiliki lewat musisi-musisi berbakatnya. Tidak hanya berbakat di bidang musik, Sun Eater turut menggali kemampuan menulis para musisinya dengan mengemas kisah-kisah mereka yang disajikan secara menarik dan dekat dengan kehidupan manusia.  

"Buku ini bisa dikatakan sebagai perpanjangan tangan dari lagu-lagu para musisi kami. Berbeda dari buku pada umumnya yang lebih fokus pada identitas musisinya, di sini kami mencoba untuk memanfaatkan satu set buku 'Antologi Matahari'  sebagai ajang untuk musisi lebih mengontekstualisasikan lirik lagu yang mereka buat lewat tulisan di buku. Tujuannya supaya penggemar atau orang lainnya dapat lebih memaknai dan mengerti," tutur Creative Diretor Sun Eater, Sahid Perdana, pada Sabtu (10/10/2020). 

Di dalam satu set buku tersebut terdapat enam buku yang meliputi Sun Eater-Prolog Matahari, Feast-Perjalanan Singkat ke Multisemesta, Aldrian Risjad-Jadi Bagaiman, Hindia-Hindia Menjawab, Mothern-After Dark, dan Agatha Priscilla-The 4 Stages In Being Yourself Again.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Terdiri dari Enam Buku

Buku Antologi Matahari
Creative Director Sun Eater Sahid Permana tengah menjelaskan proses pembuatan buku Antologi Matahari (Ignatia Ivani)

Masing-masing dari keenam buku itu memiliki keunikan tersendiri dalam mengisahkan dan memvisualisasikan kisah-kisah para musisi tersebut dan pastinya akan memanjakan pembaca menjelajahi berbagai fase yang relevan di kehidupan nyata. 

"Menjadi editor buku ini seperti menyelami berbagai elemen untuk aku sebagai manusia, terutama seperti anak muda," kata editor Gramedia Pustaka Utama, Ruth Angelina, via Zoom. 

Ilustrasi Simbolnya

Buku Antologi Matahari
Satu set Buktu Antologi Matahari yang dibuat oleh musisi yang dinaungi (Sun Eater/Dokumen)

Istilah Sun Eater sendiri muncul dari kebiasaan para musisi yang senang memulai aktivitas di malam hari. Seperti membuat aransemen dan menulis lagu, biasanya dilakukan pada malam hari ketika ide-ide muncul di kepala. Sifat nokturnal ini yang membawa label musik yang masih berusia belia ini cukup dibilang sukses lewat para musisi yang dinaunginya.

"Kebanyakan dari kami memiliki jam tidur yang terbalik pada manusia pada umumnya. Biasanya orang-orang bekerja pada pagi hingga siang hari, sementara kami menggunakan waktu tersebut untuk tidur, bersantai, dan mungkin masih bergelut dengan ide yang hendak dirancang. Saat malam hari tiba, kami melakukan rangkaian prosesi layaknya orang bekerja," kata Sahid.

Sementara gambar matahari sebagai sampul buku tersebut melambangkan harapan para musisi untuk selalu memberikan energi baru bagi penggemarnya. 

"Harapannya 'Antologi Matahari' ini dapat dijadikan matahari-matahari untuk orang-orang di luar sana yang mereka konsumsi sebagai sumber tenaga dalam menjalani kehidupan dengan segala problematika selanjutnya," tambahnya. 

 

Kesulitan Proses Pembuatannya

Tentu, bukanlah hal yang mudah bagi para musisi untuk terlibat dalam penggarapan buku Antologi Matahari ini. Yang biasanya lirik lagu bisa ditulis dengan penggunaan kata yang ambigu, lewat buku ini para musisi memiliki tanggung jawab untuk membuat pembaca mengerti dengan apa yang mereka tulis. 

Selama konfrensi pers berlangsung Sahid menyebutkan terdapat empat kesulitan dalam proses pembuatannya.

"Pertama, menulis buku saja sudah merupakan hal yang sulit. Kedua, penulisnya bukan orang dari kalangan yang biasa menulis buku jadi mereka kesulitan untuk menerjemahkan bahasa lirik ke dalam tulisan di buku. Ketiga, keterlibatan banyak kepala membuat kami berkewajiban menyatukannya walaupun mereka masing-masing memiliki idealisme yang kuat. Dan yang terakhir tak kalah berat di mana kami harus bergulat dengan deadline. Pada dasarnya mengumpulkan mood juga hal yang sulit di dalamnya," ujar Sahid.

Setelah penantian yang cukup lama sejak Oktober 2019, akhirnya buku 'Antologi Matahari' resmi dirilis pada Sabtu (10/10/2020) pukul 15.00 WIB. Sun Eater bersama dengan pihak penerbit pun optimis akan banyak pembaca yang membeli buku ini. 

Penulis 

Ignatia Ivani 

Universitas Multimedia Nusantara 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya