Liputan6.com, Jakarta Anda yang sudah lama tidak keluar rumah untuk sekadar jalan-jalan keliling Jakarta, akan dibuat berdecak kagum saat melintasi simpang lima Senen, di Pasar Senen, Jakarta Pusat, yang sekarang. Halte bus Trans Jakarta yang sebelumnya terkesan usang dan kumuh, kini terlihat terang, lapang dan bersih.
Jalan aspal penuh mural yang memanjakan mata.Simpang Lima Senen adalah salah satu hasil revitalisasi wilayah di Jakarta yang sukses menuai banyak pujian karena perubahannya yang signifikan. Namun sayang, peremajaan yang mengacu pada sistem transportasi dan infrastruktur yang sudah ada dan tinggal dikembangkan itu dinilai belum menyeluruh.
Pengamat Tata Ruang Perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta, Nirwono Joga, mengatakan, pembangunan sarana dan prasarana termasuk pengembangan transportasi massal di sebuah kawasan harus diikuti dengan adanya rencana induk pejalan kaki.
Advertisement
Namun hal tersebut hingga saat ini belum mampu direalisasikan oleh pemerintah. “Yang sudah-sudah semua dikerjakan tanpa rencana induk yang terpadu, belum ada integrasi antar-instansi yang berkepentingan atas jalur pedestrian,” ujar Nirwono yang akrab disapa Yudi ini, kepada media di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Misal, lanjutnya, rencana induk penataan kawasan Pasar Senen harus melibatkan Dinas Perhubungan dan Kementerian Perhubungan, PT KAI sebagai pengelola Stasiun Senen dan juga para pemilik bangunan atau lahan di sekitar kawasan Senen.
“Jadi bukan sekadar estetika saja dalam membangun atau memperbaiki sebuah fasilitas di kawasan, khususnya trotoar yang merupakan hak mendasar warga dan elemen utama dalam membangun kota. Sayangnya DKI selalu tidak komprehensif,” jelas Yudi.
Komitmen revitalisasi proyek Pasar Senen
Meski begitu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam unggahan feed dalam akun Instagramnya @aniesbaswedan menyebut, pihaknya tetap berkomitmen melanjutkan revitalisasi proyek Pasar Senen, termasuk perbaikan jalur pejalan kaki dan pesepeda di beberapa titik yang belum tersentuh. Seperti di Jalan Kramat Raya koridor arah RSPAD Gatot Subroto hingga Jalan Kramat Bunder (trotoar bekas tempat berdagang pakaian bekas).
Beberapa trotoar tampak kusam, kurang nyaman dan aman lantaran banyak lubang di paving blok. Hal tersebut membuat para pejalan kaki harus waspada melintas di trotoar. Aan (24) misalnya, sebagai pejalan kaki dia mengaku jarang menggunakan trotoar Jalan Kramat Bunder. Menurut dia, trotoar Kramat Bunder membahayakan pejalan kaki. “Jarang sih, karena kalau lewat trotoar harus ke pinggir-pinggir jalan raya, serem kesrempet motor,” ucapnya.
Ia mengatakan, saat ini sedang berlangsung pembangunan Pasar Senen Jaya Blok I dan II, yang akan terhubung langsung dengan Halte TransJakarta. “Ketika tuntas akan makin memperindah #WajahBaruSenen dan mengembalikan kejayaan Kawasan Pasar Senen sebagai pusat bisnis dan wisata belanja," jelasnya.
Menurut Nirwono, persoalan tata kota di Jakarta adalah Pemprov DKI Jakarta sampai belum memiliki Rencana Induk Pedestrian Terpadu (RIPT). “Padahal sejak 15 tahun lalu saya minta. Dengan RIPT, perbaikan trotoar seharusnya terpadu dengan rehabilitasi saluran air dan penataan jaringan utilitas di bawahnya. Ini yang belum dilakukan, jadi hanya terlihat indah di atas, beautifikasi saja, sementara di bawah masih semrawut,” terangnya.
Advertisement
Belum Prioritas
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, membenarkan rencana tersebut namun pengerjaannya baru dijadwalkan tahun depan, karena tahun ini perbaikan trotoar fokus di wilayah Jakarta Selatan. “Tahun ini belum prioritas, tahun depan baru (diperbaiki). Tahun ini anggarannya fokus untuk wilayah Jaksel,” ungkap Hari.
Tak hanya pedestrian yang belum selesai diperbaiki, kabar kapan Terminal Senen, Jakarta Pusat, akan direvitalisasi juga belum signifikan. Terminal dalam kota (dalkot) ini menjadi penting mengingat lokasinya masih satu kawasan dengan simpang lima Senen yang kini wajahnya berubah lebih ciamik.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyebutkan, sampai saat ini pihaknya masih membahas rencana tersebut. Karena itu, dia belum bisa memastikan pelaksanaan revitalisasi terminal tersebut segera dilakukan atau tidak. “Masih butuh kajian untuk rencana itu,” katanya singkat, belum lama ini di Jakarta.
Revitalisasi Terminal Senen masuk rencana sejak delapan tahun lalu. Kondisinya saat ini masih semrawut, seperti jalur bus beralih fungsi menjadi lapak dagangan, belum ada ruang tunggu penumpang dan awak bus, hingga toilet umum yang masih berbayar.