Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi bahwa wanita hidup lebih lama daripada pria. Ini sepertinya kabar baik bagi para wanita, namun ada satu hal yang tidak mereka duga.
Baca Juga
Advertisement
Ternyata wanita menua lebih cepat daripada pria. Dan tidak mengherankan, wanita memiliki banyak alasan untuk ini.
Berikut beberapa alasannya seperti dihimpun dari Brightside:
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Wanita lebih menderita akibat stres daripada pria
Menurut Dr. Judith Mohring, wanita lebih rentan terhadap gangguan mental, terutama jika mereka berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu, perbedaan hormonal adalah yang menjelaskan semuanya. Fluktuasi hormon berhubungan dengan depresi.
Terlebih lagi, Seasonal Affective Disorder mempengaruhi wanita lebih dari pria. Stres terus-menerus pasti mengarah pada penuaan dini.
Â
Advertisement
2. Wanita yang melahirkan menua lebih cepat
Sebuah penelitian yang dilakukan di George Mason University membuktikan bahwa kehamilan membuat Anda terlihat 11 tahun lebih tua. Masalahnya, wanita yang pernah melahirkan memiliki telomere yang lebih pendek daripada mereka yang tidak pernah memiliki anak.
Semakin pendek telomer Anda, semakin tua penampilan Anda. Selain itu, stres saat hamil tidak jarang juga mempercepat proses penuaan.
Â
3. Kulit pria lebih tebal
Menurut dokter kulit, kulit pria 25% lebih tebal dari kulit wanita. Persentasenya dapat bervariasi dari orang ke orang tetapi angka umumnya tetap sama.
Namun, meskipun ada lebih sedikit kerutan di wajah pria, kerutan yang ada lebih dalam pada wanita.
Â
Advertisement
4. Tingkat testosteron berbeda
Estrogen bertanggung jawab untuk wajah wanita muda sementara testosteron khas pada pria. Tingginya kadar testosteron memperlambat penuaan.
Meskipun estrogen juga berfungsi sebagai hormon anti-penuaan, produksinya menurun lebih cepat daripada testosteron. Itu sebabnya wanita adalah yang pertama mendapatkan kerutan.
Â
5. Menua adalah akibat menopause
Hilangnya hormon selama menopause mempercepat proses penuaan. Ketika wanita mengalami menopause, tubuh mereka berhenti memproduksi kolagen sebanyak dulu. Hal ini menyebabkan hilangnya elastisitas kulit.
Advertisement