Studi: Gejala Utama Covid-19 Memengaruhi Pria dan Wanita Secara Berbeda

Studi menunjukkan gejala utama Covid-19 memengaruhi pria dan wanita secara berbeda

oleh Sulung Lahitani diperbarui 16 Feb 2022, 13:05 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 13:05 WIB
10 Kata-kata Lelah Hati dan Pikiran yang Menguatkan
Ilustrasi Ekspresi Lelah Credit: pexels.com/Vin

Liputan6.com, Jakarta Omicron menyebabkan lonjakan besar dalam kasus Covid di Indonesia. Bahkan menurut data covid19.go.id, Kemenkes, dan kawalcovid19, pada 15 Februari 2022 kasus baru Covid-19 di Indonesia mencapai 57 ribu. Ini melampaui puncak waktu gelombang Delta pada tahun lalu.

Gejala virus corona kali ini pun berbeda dengan varian kekhawatiran sebelumnya, seperti varian Delta. Ada banyak penelitian tentang bagaimana gejala varian Omicron mungkin berbeda, seperti kebanyakan orang melaporkan pilek, sakit kepala dan bersin, menurut ZOE Covid Study.

Kelelahan adalah tanda umum lainnya dan sebuah studi baru tentang Omicron melihat bagaimana kelelahan mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda.

Namun, bukan hanya gejala virus itu sendiri yang memengaruhi perasaan orang. Pria dan wanita telah mengatasi atau berjuang dengan pandemi secara keseluruhan dengan cara yang berbeda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apakah Omicron mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda?

Ilustrasi COVID-19.
Ilustrasi COVID-19 Foto oleh cottonbro dari Pexels.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Web MD diambil dari 23 Desember 2021 hingga 4 Januari 2022, dan melihat apakah 'kelelahan Covid' memengaruhi pria dan wanita secara berbeda.

Jajak pendapat ini tidak serta merta mencatat gejala, tetapi bagaimana orang bereaksi terhadap keadaan baru-baru ini.

 


Temuan jajak pendapat

Ilustrasi tulisan pandemi Covid-19 (pexels)
Ilustrasi tulisan pandemi Covid-19 (pexels)

Ditemukan bahwa 34% pria menjawab bahwa mereka merasa lelah akibat pandemi, tetapi ini berlaku untuk 40% wanita.

Kelelahan digambarkan sebagai "marah, kelelahan, frustrasi atau sekadar muak dengan gangguan pada hidup Anda atau keluarga dan teman-teman Anda".

Ini berarti orang-orang mengatakan mereka merasa lelah karena pembatasan yang disebabkan oleh pandemi, bukan karena gejala yang sebenarnya.

 


Anak muda lebih kesulitan dalam menghadapi perubahan

Cegah Rasa Lelah, Coba Lakukan 5 Cara Ini
Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Jajak pendapat mengatakan: "Di antara mereka yang lebih muda dari 45, hampir setengah (46%) mengatakan mereka merasakan kelelahan Covid setiap hari, dibandingkan dengan 31% dari rekan mereka yang berusia 45 tahun ke atas.

Sementara 27% pada kelompok yang lebih muda mengatakan mereka mengalami kelelahan beberapa kali seminggu, dibandingkan dengan 18% pada kelompok yang lebih tua. Ini empat kali lebih banyak pada kelompok yang lebih tua (21%, vs 5%) mengatakan mereka jarang memiliki gejala.

 


Mengapa pandemi membuat lelah?

Cepat Lelah dan Bosan Pada Rutinitas
Ilustrasi Bosan Pada Pekerjaan Credit: pexels.com/energepic

Masih sulit untuk mengatakan apakah ada perbedaan nyata antara bagaimana Omicron mempengaruhi pria dan wanita dan jika memang berbeda. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi apa pun.

Penelitian lebih lanjut juga perlu melihat apakah keadaan sebenarnya dari bagaimana pandemi mempengaruhi orang, seperti yang ditunjukkan oleh jajak pendapat Web MD.

Dokter yang berbasis di Minnesota Stacy Boone-Vikingson mengatakan kepada Healthline: "Kami melihat lebih banyak pasien mengeluh tentang tidak bisa tidur nyenyak, memiliki jenis perasaan 'tidak memiliki banyak energi'."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya