Liputan6.com, Jakarta Bahkan jika kita membaca petunjuk pada label pakaian dengan cermat dan mengikuti semua aturan untuk mencuci dan menyetrika, selalu ada kemungkinan bahwa kita dapat secara tidak sengaja merusak baju favorit kita.Â
Baca Juga
Advertisement
Lagi pula, bahkan cara kita memakai dan melepas T-shirt dapat mempengaruhi masa pakainya. Ya, rupanya ada banyak kesalahan umum yang dilakukan orang saat mengenakan pakaian dan merawatnya.Â
Hal ini membuat pakaian cepat rusak sehingga secara otomatis menurunkan jangka pakainya. Nah, dilansir dari Bright Side, berikut deretan hal yang tanpa disadari bisa merusak pakaian.
Memakai tas punggung
Salah satu hal yang paling sering merusak pakaian namun kerap kita abaikan ialah memakai tas punggung. Kain dari pakaian dan tas punggung bergesekan satu sama lain, yang dapat merusak barang.
Salah satu alasannya adalah kita cenderung membawa tas dan ransel, atau memakai pakaian berlapis-lapis.Â
Hal ini dapat terjadi pada pakaian yang terbuat dari wol, katun, poliester dan akrilik. Sebaiknya hindari memakai tas punggung atau tas dengan pakaian seperti itu.
Menyemprotkan parfum tepat di pakaian
Biasanya parfum tidak bisa menodai pakaian, tetapi bahan-bahan tertentu pada parfum bisa menghitamkan kain. Untuk menghindarinya, pertama-tama Anda harus mengoleskan parfum ke kulit, menunggu sampai mengering, dan baru kemudian berpakaian.
Mencuci secara teratur membantu menghilangkan noda parfum segar pada pakaian. Hal utama adalah membilas noda dengan air dingin terlebih dahulu. Untuk menghilangkan noda lama, campurkan gliserin dan air dengan perbandingan yang sama, oleskan pada noda dan biarkan selama satu jam, lalu cuci pakaian tersebut.Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Deretan Hal yang Bisa Merusak Pakaian
Menyortir cucian hanya berdasarkan warna
Disarankan untuk menyortir cucian Anda tidak hanya berdasarkan warna, tetapi juga berdasarkan jenis kainnya. Kain tebal dapat merusak kain tipis bahkan merobeknya. Oleh karena itu, bukanlah ide yang baik untuk mencuci sprei dan pakaian dalam secara bersamaan, atau T-shirt dan jeans dengan blus dan kemeja.
Merendam pakaian dalam waktu yang lama
Sebelum mencucinya, pakaian biasanya direndam dalam air. Tetapi jika mereka tinggal di dalamnya terlalu lama, mereka bisa kehilangan warna dan bentuknya. Renda, misalnya, harus direndam hanya 2-3 menit, sedangkan sutra dan wol bisa direndam hingga 30 menit. Kapas dan kain kurang halus lainnya dapat direndam tidak lebih dari satu jam.
Jarang mencuci jeans
Mencuci pakaian Anda dengan cara yang salah dapat menyebabkan kerusakan, tetapi mencucinya tidak cukup sering juga bukan pilihan. Misalnya, serat jeans katun 100% rileks saat dipakai, menyebabkan jeans meregang seiring waktu. Mencuci secara teratur akan membantu mencegah hal ini. Anda dapat mengecilkan denim dengan mencucinya di air yang sangat panas.
Advertisement
Haruskan Mencuci Pakaian Baru Sebelum Memakainya?
Anda termasuk yang suka mencuci pakaian baru sebelum dikenakan atau langsung memakainya? Banyak orang yang bilang kalau tidak dicuci nanti gatal-gatal badannya, atau takut dipakai orang lain dan kotor karena lama di toko.
Dilansir Mind and Body Green pada Rabu, 18 Mei 2022, jika Anda pernah bertanya-tanya apakah perlu mencuci pakaian baru, jawabannya tidak sesederhana itu.
Jika Anda memiliki kulit sensitif dan mengalami dermatitis kontak, Anda mungkin perlu mencucinya dengan deterjen bebas pewangi. Pakaian Anda melewati perjalanan panjang sebelum mendarat di lemari Anda dan mungkin bersentuhan dengan iritasi potensial di sepanjang jalan.
Tentu saja, jika Anda tidak melihat ada masalah dengan pakaian baru Anda, tak ada yang bisa menghalangi Anda mengenakannya. Lakukan yang terbaik untuk Anda dan kulit Anda.
Dan jika Anda memiliki kulit yang sangat sensitif, tetap menggunakan perawatan tubuh bebas pewangi adalah praktik terbaik, dan itu sabun mandi lotion tubuh, dan deterjen.
Menurut dokter kulit bersertifikat Azadeh Shirazi, M.D., melalui TikTok, pakaian baru dapat mengandung iritasi potensial tertentu, seperti pewarna sintetis atau bahkan pengawet untuk menjaga pakaian tetap bebas kerutan selama pengiriman.Â
"Jika mereka (pakaian baru) mengandung alergen yang membuat kulit Anda peka, bahan kimia (ini) meresap ke kulit Anda dan dapat menyebabkan apa yang disebut dermatitis kontak," ujar Shirazi.
Dermatitis dapat muncul sebagai bercak dan benjolan kering, merah, atau gatal pada kulit. Dermatitis ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, tetapi dermatitis kontak umumnya disebabkan oleh sesuatu yang mengiritasi saat menyentuh kulit --- karenanya disebut dermatitis kontak.
Shirazi mencatat bahwa beberapa area mungkin lebih rentan terhadap iritasi daripada yang lain, termasuk ketiak dan belakang lutut—kebetulan, area tersebut juga yang cenderung menerima gesekan paling besar dari pakaian.
Untuk mengatasi dermatitis, biasanya yang terbaik adalah menemui dokter kulit, karena ada banyak jenis reaksi yang berbeda, dan seorang profesional dapat membantu Anda mengidentifikasi pemicunya.
Namun, banyak dokter kulit akan merekomendasikan untuk mengurangi semua produk yang berpotensi mengiritasi (eksfoliator, pembersih pengupasan, formula yang mengandung pewangi) dan memilih sesuatu yang sederhana, menenangkan, dan menghidrasi kulit sampai Anda menyelesaikan masalahnya.