Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 28 September diperingati sebagai World Rabies Day atau Hari Rabies Sedunia. Hari tersebut diperingati tiap tahunnya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait cara-cara pencegahan rabies.
Tanggal 28 September dipilih karena merupakan hari meninggalnya Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan mikrobiologi asal Prancis yang mengembangkan vaksin rabies pertama.
Baca Juga
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Virus RNA dari keluarga rhabdovirus yang berpindah ke manusia nantinya akan menyerang sistem saraf pusat. Biasanya virus memasuki sistem saraf perifer secara langsung dan kemudian berpindah ke otak.
Advertisement
Ketika virus berada di dalam sistem saraf, otak akan mengalami peradangan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan koma dan kematian. Selain menyerang sistem saraf, virus juga bisa menggandakan diri di dalam jaringan otot. Akibatnya, Anda bisa mengalami kelumpuhan.
Virus rabies terdapat di dalam air liur hewan. Jika air liur hewan yang terinfeksi masuk dan mengenai luka terbuka yang Anda miliki melalui selaput lendir seperti mata atau mulut, Anda berisiko terserang rabies.
Lantas, hewan apa saja yang bisa memiliki virus rabies? Umumnya, semua hewan berdarah panas bisa memiliki virus rabies.
Namun, biasanya virus rabies paling sering ditemukan pada satwa liar seperti rubah, kelelawar, dan anjing serta kucing yang tidak divaksinasi.
Pencegahan Rabies
Berikut beberapa jenis hewan penyebab rabies:
- Kucing
- Sapi
- Anjing
- Musang
- Kambing
- Kuda
- Hewan liar
- Kelelawar
- Berang-berang
- Coyote
- Rubah
- Monyet
- Rakun
- Sigung
Faktor Risiko Rabies
Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko rabies:
- Bepergian atau tinggal di negara berkembang
- Bersentuhan dengan hewan liar yang mengidap rabies, ini termasuk kelelawar dalam goa
- Bekerja sebagai dokter hewan
- Bekerja di laboratorium dengan virus rabies
- Memiliki luka terbuka pada kulit
- Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi
Gejala Rabies
Gejala rabies muncul 3 hingga 12 minggu setelah kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
Gejala pertama meliputi:
- Peningkatan suhu tubuh
- Sakit kepala
- Merasa tidak enak badan
- Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.
Gejala lain kemudian muncul dalam beberapa hari kemudian.
Ini meliputi:
- Kebingungan atau perilaku agresif
- Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi)
- Mulut memproduksi banyak air liur
- Kejang otot
- Kesulitan menelan dan bernapas.
- Ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh).
Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah rabies:
1. Memvaksin Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan seperti kucing atau anjing harus divaksin. Hal ini dilakukan agar virus rabies tidak menyerang hewan kesayangan Anda.
Biasanya, semua anjing dan kucing yang berusia lebih dari empat bulan wajib divaksin rabies. Vaksin juga umumnya perlu diulang selama satu tahun sekali atau sesuai anjuran dokter hewan.
Advertisement
2. Menghindari Kontak Dengan Hewan-Hewan Liar
Menghindari kontak dengan hewan-hewan liar, termasuk hewan yang terluka atau yang hewan yang berpotensi mengalami rabies. Apalagi jika Anda memberinya makan langsung dari tangan.
Selain itu, jika hewan menunjukkan perilaku tidak wajar sebaiknya Anda juga menjauhinya karena kemungkinan memiliki virus rabies.
3. Human Rabies Immune Globulin (HRIG) dan Vaksin Rabies
Human rabies immune globulin (HRIG) dan vaksin rabies dapat diberikan sebagai pencegahan setelah terpapar virus rabies. Kombinasi ini diberikan pada hari pertama terjadinya paparan. Selanjutnya, vaksin rabies bisa diberikan lagi pada hari ketiga, ketujuh, dan keempat belas setelah terpapar rabies. Bagi orang-orang yang sudah mendapat vaksinasi rabies sebelumnya, cukup diberikan vaksin rabies saja.Â
4. Jangan Memelihara Hewan Liar Sembarangan
Berbagai hewan liar yang sangat rentan membawa virus rabies. Oleh karena itu, jangan asal mengambil dan memeliharanya. Meski hewan terlihat ramah tetapi nalurinya tetaplah liar. Hewan bisa saja menggigit dan mencakar Anda kapan pun dirinya merasa terancam. Jika Anda ingin memeliharanya, sebaiknya periksakan terlebih dahulu pada dokter hewan.
5. Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Berkeliaran di Luar Sendirian
Meski hewan peliharaan juga berhak menghirup udara bebas, tetapi demi keamanan Anda jangan membiarkannya berkeliaran sendiri di luar rumah. Pasalnya, hewan peliharaan yang dibiarkan berkeliaran sendiri di luar rumah bisa saja berinteraksi dengan hewan lain yang memiliki rabies.
Akibatnya, tanpa sepengetahuan Anda, hewan tertular rabies dan berisiko menularkannya pada Anda. Oleh karena itu, selalu awasi hewan peliharaan Anda demi kesehatannya dan juga Anda sebagai pemilik.
6. Melakukan Vaksinasi Rabies pada Orang-Orang yang Berisiko Tinggi
Melakukan vaksinasi rabies pada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, seperti dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan terinfeksi atau berisiko, orang-orang yang akan berlibur ke gunung, orang-orang yang berada atau menetap lebih dari 30 hari di daerah yang banyak ditemukan rabies pada anjing, dan para penjelajah gua kelelawar. Hal tersebut di lakukan akan mencegah penularan rabies. Â
Advertisement