Kenali Penyebab Sering Sulit Mengingat Nama Orang Lain

Liputan6.com, Jakarta - Kita semua pasti pernah mengalami situasi saat bertemu dengan seseorang, tetapi tidak bisa mengingat nama mereka dengan benar. Seringkali kita hanya bisa mengingat figur wajahnya, tetapi merasa kesulitan untuk mengingat nama mereka.

Situasi ini biasa terjadi ketika kita membalas senyum kepada seseorang yang sedang berjalan menghampiri kita, padahal kita sedang merasa kesulitan mengingat nama mereka.

Kondisi ini terkadang membuat kita khawatir akan menyinggung perasaan orang lain, juga membuat mereka merasa tidak layak untuk diingat. Padahal kesalahan ini ada pada diri kita.

Pertama, mungkin saja kita tidak bisa mengingat nama orang lain hanya karena orang tersebut memang tidak begitu penting untuk diingat. Selain itu, bisa saja pikiran kita sedang teralihkan saat mereka memperkenalkan diri sehingga kita tidak memperhatikan mereka.

Kita mungkin merasa tidak tertarik dengan orang tersebut, perasaan ini akan membuat ego kita memerintahkan otak secara sadar untuk mengabaikannya.

Di samping itu, ada kemungkinan lain yakni kondisi kita yang sedang mengalami gangguan memori, yang biasanya disebabkan oleh kurang tidur atau masalah kesehatan mental sehingga membuat kita sulit mengingat nama orang.

Selain dari wajah, nama menjadi salah satu hal yang paling umum dilupakan banyak orang. Wajah memiliki ciri yang bisa dikenali, seperti mata, rambut, bibir, hidung, dan warna kulit. Sementara nama, tergolong sebagai sesuatu acak, yang berarti mereka hampir tidak memberikan informasi lebih selain kesan samar-samar akan budaya orang lain.

Melansir dari The Swaddle, Sabtu (10/12/2022), menurut ahli saraf Dean Burnett, nama tidak memiliki tanda tertentu yang membuatnya melekat diingatan. Ini membuat informasi nama seringkali disimpan dalam memori jangka pendek otak, menyebabkan informasi ini mudah digantikan oleh informasi berikutnya yang kita dengar.

Seseorang yang tidak dapat mengingat nama tidak selalu memiliki niat untuk tidak menghormati lawan bicaranya. Ini bisa saja dijelaskan melalui kondisi cara kerja otak mereka. Salah satu kondisi yang menyebabkan orang kesulitan menyebutkan nama adalah Afasia Anomik (anomic aphasia).

Afasia anomik merupakan gangguan bahasa yang menyebabkan seseorang kesulitan menamai objek saat berbicara dan menulis. Ini merupakan kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke, cedera traumatis, atau tumor.

Orang yang sering melupakan nama orang lain bisa saja mengalami gejala afasia ringan. Hal ini mencegah mereka untuk mengingat nama, baik nama orang maupun nama benda, dari memori mereka.

Supaya informasi mengenai nama seseorang bisa tersimpan di memori jangka panjang, kita harus terus berlatih agar nama tersebut dapat diingat lebih lama, misalnya mengulang menyebut nama tersebut selama dalam percakapan.

Kita juga bisa mengidentifikasi nama tersebut dengan hal-hal yang membuat kita mengingat orang itu, seperti bunyi kata yang sama dengan namanya.

Namun, walau nama tersebut sudah tersimpan di memori jangka panjang otak, ada kalanya kita merasa kesulitan mengaksesnya. Ini karena otak lebih baik dalam proses yang disebut pengenalan (recognition), dibandingkan proses pengingatan (recall).

Pengenalan membuat kita mengetahui kalau kita mengenal orang tersebut dan merasa akrab dengan keberadaan mereka. Ini karena ingatan ketika kita sedang menghabiskan waktu bersama mereka tersimpan di suatu tempat di dalam otak.

Sementara itu, mengingat kembali atau recall adalah kemampuan seseorang dalam mengakses memori secara spesifik. Ini akan menjadi tambah sulit ketika kita tidak memiliki hubungan pribadi atau emosional dengan orang tersebut.

Ketika sedang berusaha mengingat-ingat, otak kita membutuhkan stimulasi atau dorongan. Semakin banyak stimulus yang kita miliki untuk mengikat orang tersebut dengan informasi yang kita ingat akan semakin mudah mengakses memori tentang mereka sekaligus namanya.

Jadi, kita memang tidak seharusnya bisa menyebutkan setiap nama orang yang pernah ditemui. Ini bukan sebuah kekurangan dan memang seperti ini cara otak manusia bekerja.

Kita akan membutuhkan hubungan emosional atau pribadi dengan seseorang, supaya otak kita bisa mendaftarkan informasi tentang orang tersebut dalam memori jangka panjang. Karena nama menjadi salah satu hal yang paling arbitrer atau acak, informasi ini tidak jarang sering dikesampingkan.