UNICEF: Polusi Udara Sebabkan Kematian 100 Anak per Hari di Asia Timur dan Pasifik

Dampak dari polusi udara tidak hanya fatal di masa kecil, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kesehatan hingga dewasa.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Feb 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 07:00 WIB
Polusi Udara Jakarta
Jakarta pada Kamis (31/8/2023) menempati peringkat pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia dalam hal kualitas udara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara menjadi ancaman besar bagi kesehatan anak-anak di Asia Timur dan Pasifik. Menurut laporan terbaru dari Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), lebih dari 100 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat dampak buruk polusi udara di wilayah ini.

Laporan tersebut mengungkap bahwa angka kematian akibat polusi mencapai hampir satu dari empat kematian secara keseluruhan. Dampaknya tidak hanya dirasakan di masa kanak-kanak, tetapi juga berlanjut hingga usia dewasa, menyebabkan berbagai masalah kesehatan kronis.

Mengutip Bangkok Post, Minggu (9/2/2025), UNICEF menyatakan bahwa seluruh 500 juta anak di Asia Timur dan Pasifik terpapar tingkat polusi udara yang tidak sehat. Sumber utama polusi dalam rumah tangga berasal dari bahan bakar yang digunakan untuk memasak dan pemanasan, yang menjadi penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun.

Selain itu, sekitar 325 juta anak tinggal di negara-negara dengan tingkat rata-rata tahunan partikel halus (PM2.5) yang melebihi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga lima kali lipat. Sumber utama polusi ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, biomassa, dan limbah pertanian.

Paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. UNICEF memperingatkan bahwa dampak polusi udara dapat menyebabkan penyakit seperti asma, kerusakan paru-paru, keterlambatan perkembangan, diabetes, hingga penyakit jantung di kemudian hari.

 

Polusi Udara: Pembunuh Anak Nomor Dua di Dunia

Polusi Buruk, Anak-Anak Thailand Sekolah Pakai Masker
Seorang anak perempuan mengenakan masker saat dijemput orang tuanya di Bangkok, Thailand (30/1). Partikel PM 2,5 terus meningkat di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 50 mikrogram per meter kubik. (AP Photo/Sakchai Lalit)... Selengkapnya

Menurut edisi kelima laporan "State of Global Air" yang dirilis oleh Health Effects Institute dan UNICEF pada 2024, polusi udara menyebabkan 700.000 kematian anak di bawah lima tahun secara global pada 2021.

Angka tersebut setara dengan hampir 2.000 kematian per hari, menjadikannya faktor risiko kematian tertinggi kedua bagi anak-anak setelah malnutrisi. Partikel halus PM2.5 disebut sebagai indikator paling akurat dalam memprediksi dampak kesehatan buruk akibat polusi udara di seluruh dunia.

"Setiap napas sangat berarti, tetapi bagi terlalu banyak anak, setiap napas justru membawa bahaya," ujar Direktur Regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik June Kunugi.

"Udara yang mereka hirup, pada masa di mana tubuh dan otak mereka masih berkembang, terlalu sering mengandung tingkat polusi yang membahayakan pertumbuhan, kesehatan paru-paru, dan perkembangan kognitif mereka."

Krisis Polusi di Kota-Kota Besar Asia

Potret Kota Chiang Mai di Thailand Berselimut Polusi Udara
Tingkat polusi yang tinggi di kota Chiang Mai di Thailand utara dan provinsi sekitarnya membuat turis menjauh dan mengkhawatirkan penduduk setempat. (AFP/Lillian Suwanrumpha)... Selengkapnya

Beberapa kota di Asia seperti New Delhi, Dhaka, dan Bangkok saat ini tengah berjuang melawan polusi udara yang semakin parah akibat pembakaran musiman tanaman pertanian, polusi kendaraan, serta fenomena cuaca yang menjebak partikel debu di atmosfer.

Pemerintah Bangkok telah mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah serta menutup lebih dari selusin sekolah guna mengurangi paparan polusi udara. Selain itu, pemerintah juga menggratiskan layanan kereta listrik selama seminggu sebagai langkah untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor.

Laporan terbaru dari Bank Dunia menunjukkan bahwa pada 2019, polusi udara menyebabkan kerugian ekonomi sebesar USD 2,5 triliun di Asia Timur dan Pasifik. Jumlah ini setara dengan 9,3 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan tersebut.

Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya