Liputan6.com, Jakarta Selain mengatur asupan makanan, pasien kolesterol tinggi dan hipertensi juga perlu menjalankan gaya hidup sehat lainnya. Termasuk rutin berolahraga.
Dokter spesialis penyakit dalam Mohammad Pranandi mengungkapkan olahraga yang direkomendasikan untuk pasien penyakit seperti kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes dan asam urat itu adalah intensitas moderate aerobic atau olahraga dengan intensitas sedang.
Advertisement
Baca Juga
"Olahraga prinsipnya yang intensity moderate aerobic, jadi yang memacu denyut jantung," kata Nandi.
Advertisement
Mengutip Cleveland Clinic, olahraga intensitas sedang biasanya terdiri dari latihan yang meningkatkan detak jantung hingga 50% hingga 60% lebih tinggi daripada saat beristirahat. Ini artinya aktivitas fisik ini membuat jantung berdetak sedikit lebih cepat dan pernapasan sedikit lebih sulit.
Olahraga ini membuat tingkat latihan yang terasa agak menantang, tetapi tidak benar-benar kelelahan.
Salah satu cara mudah untuk mengetahui apakah berada di zona intensitas sedang adalah dengan menggunakan "tes bicara". Saat berolahraga pada intensitas sedang, seharusnya dapat berbicara dengan orang lain tanpa terengah-engah.
Berdasarkan rekomendasi global, Nandi mengungkapkan tiga olahraga dengan intensitas sedang tersebut yakni
- Bersepeda
- Jalan Cepat atau Lari
- Berenang
.
Sisihkan Waktu 30 Menit dalam Sehari untuk Berolahraga
Nandi mengungkapkan bahwa olahraga yang disarankan itu sekitar 150 menit dalam sepekan. Untuk mempermudah bisa dengan 5 kali berolahraga dalam seminggu dengan durasi sekitar 30 menit per kali.
"Dalam lima hari sisihkan waktu 30 menit/hari untuk bersepeda, jalan cepat atau lari juga oke, berenang," kata dokter yang praktik di RS Pondok Indah - Puri Indah Jakarta itu.
Advertisement
Latihan Beban, Perlu Tidak?
Artikel tahun 2023 yang ditulis American Heart Association menemukan bahwa latihan beban dapat membantu mengurangi kolesterol LDL, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.
Latihan ketahanan meningkatkan kekuatan otot dengan membuat otot bekerja melawan suatu bentuk perlawanan. Orang-orang juga dapat menyebut latihan ketahanan sebagai latihan beban.
Latihan ketahanan dapat mencakup penggunaan beban, seperti dumbel atau kettlebell, mesin beban yang dapat ditemukan seseorang di pusat kebugaran, atau berat badan orang tersebut sendiri. Misalnya dengan push up.