Minyak Goreng Meningkatkan Risiko Diabetes, Mitos atau Fakta?

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada banyak efek samping dari minyak goreng. Tapi apakah minyak goreng termasuk dalam meningkatkan risiko diabetes?

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 29 Des 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Minyak Goreng
Ilustrasi minyak goreng. (dok. Unsplash.com/@suicide_chewbacca)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika berbicara tentang minyak goreng, tidak semuanya sama. Sangat penting untuk memahami jenis minyak, apakah itu dari sumber hewani, seperti lemak ayam. Atau sumber yang baik seperti minyak zaitun extra virgin, minyak bunga matahari, atau minyak wijen.

Perhatian utama tentang minyak goreng adalah jumlah lemak jenuh yang dihasilkannya. Ini terkait dengan risiko peradangan yang lebih tinggi dalam tubuh dan juga dapat menyebabkan risiko penyakit gaya hidup yang lebih tinggi, termasuk diabetes.

Minyak dikenal karena pentingnya dalam transmisi saraf dan kekuatan sendi. Selain itu, beberapa khasiat baik yang ditemukan di beberapa minyak adalah omega-3 dan asam lemak tak jenuh tunggal, yang baik untuk kesehatan jantung.

Oleh karena itu, diet bebas minyak sama sekali tidak disarankan. Sebaliknya, penting untuk memilih minyak goreng dengan bijak.

Melansir dari Healthshots, Rabu (28/12/2022), minyak goreng jadi penyebab meningkatkan risiko diabetes adalah mitos.

Namun, jika seseorang menjalani diet minyak yang sehat tetapi tidak menjaga gaya hidup sehat, melewatkan aktivitas fisik, bisa berakhir dengan diabetes.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran individu tentang berbagai jenis minyak goreng dan konsekuensinya.

Diabetes juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti konsumsi daging secara berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik. Menurut statistik, individu yang mengonsumsi daging dan lemak jenuh, lebih besar kemungkinan terkena diabetes.

Oleh karena itu, tidak dapat diasumsikan bahwa hanya minyak goreng yang dapat menyebabkan diabetes. Sebaliknya, kita perlu memperhatikan sumber minyaknya, bagaimana kita mengkonsumsinya, dan juga faktor risiko terkait lainnya.

Makanan Lainnya yang Meningkatkan Risiko Diabetes

Makanan Berlemak Tinggi
Ilustrasi Fast Food Credit: unsplash.com/Hasseb

1. Asupan Lemak Jenuh dan Lemak Trans

Hal lain yang harus diingat orang untuk menghindari diabetes adalah asupan lemak jenuh dan trans. Ini karena lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol yang pada akhirnya menyebabkan seseorang terkena diabetes tipe 2.

Selain itu, baik lemak jenuh maupun lemak trans, memiliki jumlah minyak yang tinggi yang bisa sangat berbahaya dan dapat meningkatkan tingkat diabetes seseorang. Anda harus memasaknya dengan minyak zaitun dan sedikit mengubah kebiasaan makan Anda untuk menghindari lemak trans atau lemak jenuh.

2. Karbohidrat Olahan

Makanan berkarbohidrat tinggi merupakan salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan diabetes pada setiap orang. 

Makanan yang mengandung tepung, gula putih, dan nasi putih menyebabkan diabetes yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dalam jangka panjang.

Tak hanya itu, mencampurkan karbohidrat olahan dengan minyak bisa menjadi sangat tidak sehat bagi siapa pun. Oleh karena itu, setiap orang perlu memeriksa jenis karbohidrat olahan ini untuk menghindari diabetes. 

Makanan Lainnya

Ilustrasi daging babi
Ilustrasi daging babi. (Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash)

3. Daging Merah

Mengonsumsi daging merah atau daging olahan bisa menjadi penyebab utama seseorang bisa terkena diabetes. Umumnya, produk makanan jenis ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Oleh karena itu, Anda harus mencoba menghindari produk makanan seperti bacon, hotdog, dan daging sliced beef karena memiliki kadar natrium dan nitrit yang tinggi yang sangat berbahaya dan dapat menjadi penyebab utama diabetes jika dicampur dengan minyak.

Perlu diingat, seseorang tidak selamanya menderita diabetes dengan peningkatan kandungan minyak kecuali jika dia mengonsumsi minyak goreng yang tidak sehat. Namun, alasan utama seseorang terkena diabetes adalah gaya hidup yang tidak sehat, produk makanan, dan rencana diet yang tidak teratur.

Jika Anda memiliki rencana diet yang sangat tidak sehat atau mengonsumsi makanan berminyak tingkat tinggi, inilah saatnya bagi Anda untuk memeriksa kebiasaan makan Anda dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk kembali ke rutinitas yang sehat.

Olahraga Rutin dapat Menghindari Komplikasi Diabetes

Ilustrasi Olahraga dengan Pasangan
Ilustrasi Olahraga dengan Pasangan (Photo created by pressfoto on Freepik)

Poin penting lain dalam mengendalikan diabetes adalah olahraga rutin. Anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait total durasi aktivitas fisik untuk orang sehat berusia 18-64 tahun adalah 150 menit per minggu.

Hal ini pun berlaku bagi para pengidap diabetes. Banyak manfaat berolahraga rutin bagi penyandang diabetes, antara lain:

- Mengontrol kadar gula darah

- Meningkatkan sensitivitas insulin

- Memperbaiki profil lemak darah

- Menurunkan persentase lemak tubuh

- Menurunkan dan mengontrol tekanan darah

- Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, dan ruang gerak sendi

- Mencegah neuropati perifer (kerusakan saraf tepi)

- Meningkatkan kebugaran dan kualitas hidup.

Namun, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan oleh para pengidap diabetes sebelum memulai berolahraga. Pengidap diabetes yang baru memulai olahraga dapat melakukan latihan aerobik dengan intensitas sedang seperti berjalan kaki atau sepeda statis yang dipadukan dengan latihan kekuatan otot.

Kombinasi aerobik dan latihan kekuatan otot dapat lebih bermanfaat dalam mengontrol kadar gula darah tetap stabil. Selain itu, latihan fleksibilitas seperti Yoga dan pilates juga dapat dilakukan setiap saat.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya