Sedang Berkonflik dengan Pasangan? Yuk, Terapkan Metode 5-5-5 untuk Mengatasinya

Supaya konflik rumah tangga bisa selesai dengan baik dan tidak berlarut-larut, Anda bisa coba terapkan metode 5-5-5 dengan pasangan.

oleh Bella Zoditama diperbarui 06 Jun 2023, 18:04 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2023, 18:04 WIB
Sedang Berkonflik dengan Pasangan? Yuk, Terapkan Metode 5-5-5 untuk Mengatasinya
Sedang Berkonflik dengan Pasangan? Yuk, Terapkan Metode 5-5-5 untuk Mengatasinya - Credit: pexels.com/Polina

Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan rumah tangga dan pernikahan, memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada kalanya kerikil tajam sering menjadi sandungan bagi hubungan suami-istri. Meskipun terkadang konflik bisa mengancam keutuhan rumah tangga Anda dan pasangan, faktanya konflik juga dapat menyatukan dan mempererat keduanya.

Untuk menyelesaikan konflik atau perdebatan dengan pasangan, dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menyelesaikannya. Jadi, daripada saling menyalahkan satu sama lain, Anda dan pasangan perlu bersama-sama mencari solusi terbaik dalam mempertahankan hubungan pernikahan. 

Melansir dari NBC News, Selasa (6/6/2023), salah satu cara dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan bisa menggunakan metode 5-5-5 yang dipopulerkan oleh pakar hubungan CrisMarie Campbell dan Susan Clarke.

Dalam buku mereka "The Beauty of Conflict for Couples," Clarke dan Campbell berpendapat bahwa konflik adalah solusi yang diabaikan untuk masalah seputar keintiman dan kepuasan dalam hubungan.

Metode 5-5-5 sendiri adalah suatu cara sederhana dalam mengatasi pertengkaran rumah tangga dengan pasangan yang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit saja. Ketika perselisihan muncul, masing-masing pasangan membutuhkan waktu 5 menit untuk berbicara, sementara yang lainnya cukup mendengarkan. Kemudian, mereka menggunakan 5 menit terakhir untuk membicarakannya bersama-sama.

"Dan penting untuk menjaganya dengan 5-5-5, bukan 5-5-45,” ungkap Clarke.

Pada dasarnya, aturan ini bertujuan agar pasangan bisa saling mendengarkan satu sama lain sambil mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang baik. Terlebih bagi wanita yang sudah menjalani pernikahan tapi tidak terbiasa membicarakan konflik, hal ini mungkin bisa dilakukan.

Namun, bila sulit untuk memulainya karena dirasa waktunya sangat panjang, Clarke dan Campbell menyarankan untuk membiasakannya dengan hanya tiga menit (3-3-3) terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa, perlahan ubahlah menjadi 5-5-5 saat Anda dan pasangan sudah merasa sama-sama nyaman. 

Nah, bila ingin menerapkan ini, berikut hal yang perlu diperhatikan dalam metode 5-5-5. Yuk, disimak selengkapnya!

Seperti Ini Cara Menerapkan Metode 5-5-5

Putus
Ilustrasi Bertengkar dengan Pasangan Credit: pexels.com/cottonbro

Metode 5-5-5 bisa dibilang cukup sederhana untuk dilakukan dalam upaya mengatasi konflik rumah tangga. Jadi, ketika perselisihan sudah mulai muncul, masing-masing dari kalian akan mengambil 5 menit pertama untuk berbicara, 5 menit kedua untuk mendengarkan tanggapan pasangan, dan 5 menit terakhir untuk mendiskusikan masalah tersebut.

Selama waktu tersebut, Anda hanya membutuhkan waktu 15 menit dalam menyelesaikan konfliknya. Dengan begini, Anda dan pasangan juga dapat lebih memfokuskan diri pada inti masalah dan topik pembicaraan pun tidak akan melebar ke mana-mana karena emosi semata. 

Akan tetapi, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bisa jadi 15 menit menjadi waktu yang begitu panjang untuk berbicara. Alhasil, baik Anda atau pasangan mungkin bisa mengalami beberapa kesulitan dalam mencobanya. Namun, tidak usah khawatir. Clarke dan Campbell menyarankan untuk memulainya dengan metode 3-3-3 dulu. Di mana masing-masing hanya diberi tiga menit untuk bicara, mendengar serta berdiskusi. 

Kemudian, jika sudah merasa lebih familiar dan nyaman, coba tingkatkan menjadi metode 5-5-5. Menyelesaikan konflik pun bisa selesai dengan cepat dan tidak berlarut-larut.

Konflik Bisa Terjadi karena Ada Batasan yang Dilanggar

Faktor Budaya dan Stigma
Ilustrasi Konflik KDRT Credit: unsplash.com/Christine

Konflik menjadi bagian yang sehat dari sebuah hubungan, walau banyak orang yang merasa bahwa konflik berarti hubungan mereka tidak berhasil. Padahal menurut Clarke, konflik itu bisa menjadi pertanda kalau masih ada gairah dalam hubungan tersebut.

Justru jika Anda dan pasangan tidak mengalami konflik, bisa menjadi indikasi bahwa kalian sudah tidak peduli atau salah satu di antara kalian sudah menyerah terhadap hubungan ini.

Nah, sebelum mencoba metode 5-5-5, coba cari tahu terlebih dahulu akar masalah yang menjadi penyebabnya. Seperti misalnya, apakah ada batasan yang dilanggar oleh Anda atau pasangan sehingga membuat salah satunya menjadi tersinggung?

Campbell mengutarakan bahwa, "Tidak ada batasan yang dilanggar, artinya tidak akan ada konflik yang terjadi."

Padahal, penting sekali untuk menentukan batasan dalam kehidupan rumah tangga, seperti, "Ini yang saya inginkan" atau "Saya tidak ingin hal ini terjadi!"

Tempatkan Diri Sebagai "Aku" Bukan "Kita"

Pada 5 menit pertama dalam metode 5-5-5, coba gunakan waktu tersebut untuk menyampaikan pandangan Anda terhadap apa yang dirasakan dalam pertengkaran yang terjadi. Dengan keterbatasan waktu ini, Clarke dan Campbell menyarankan untuk tetap fokus pada perasaan Anda sendiri daripada mempertimbangkan perasaan pasangan sebagai masalahnya. 

Dari sini, hindari menggunakan kata "Kamu" atau "Kami" dan fokuslah menggunakan kata "Aku." Jadi, penjelasan dari masalah ini merupakan sudut pandang langsung dari Anda yang bersifat mutlak. 

Selain itu, sangat wajar bila Anda merasa tidak bersalah dan pasanganlah yang justru melakukan kesalahan. Hal ini jauh lebih baik daripada menunjukkan sikap tidak konsisten seperti merasa sedikit bersalah dan sedikit benar.

Jika waktunya pasangan yang berbicara, coba dorong mereka menjelaskan dari sudut pandangnya. Campbell mengatakan ini akan membantu Anda lebih memahami pasangan.

Diam saat Mendengarkan Pasangan sedang Berbicara

Memulai Perdebatan Kecil
Ilustrasi Pasangan Credit: pexels.com/Ekaterina

Selama 5-5-5, khususnya ketika 5 menit kedua ketika pasangan berbicara, sebaiknya dengarkan dan jangan menyela setiap perkataannya. Mungkin Anda akan "gatal" dan ingin sekali menginterupsi, karena pasangan bisa jadi mengatakan sesuatu yang membuat Anda merasa tidak nyaman.

Dalam situasi ini, jika Anda yang menyela pembicaraan, biasanya akan diawali dengan permintaan maaf atau bahkan menyampaikan solusi secara spontan. Namun, sebaiknya tahan dan cukup mendengarkan lebih dahulu.

Clarke menyarankan supaya Anda harus melawan rasa ketidaknyamanan ini dan membiarkan pasangan Anda menyelesaikan apa yang perlu mereka katakan lebih dahulu. 

Kondisi Fisik dan Mental Harus Sehat

"Setiap orang bereaksi berbeda dalam sebuah konflik," kata Campbell.

Salah satu contohnya saat pasangan sedang menutup mulut dan diam, yang lainnya mungkin berteriak. Ketika berdebat dalam konflik, menurut Campbell sangat penting untuk menyadari keadaan fisik Anda. Ia mengatakan kalau beberapa pasangan mungkin perlu meluangkan waktu sejenak sebelum berbicara tatap muka.

Cobalah pergi ke ruangan lain atau berjalan-jalan keluar rumah sampai ketengangan mereda. Saat pasangan Anda sedang kesal, biarkan ia mengambil jarak terlebih dahulu sampai ia merasa lebih tenang. Jika Anda dan pasangan dalam kondisi fisik dan mental yang cukup baik, komunikasi yang dilakukan bisa berlangsung secara efektif.

Coba Temui Konselor Pernikahan

Pengertian Ilmu Psikologi Menurut Para Ahli
Ilustrasi Konseling dengan Psikolog Credit: pexels.com/cottonbro

Apabila Anda dan pasangan sudah mencoba hal ini dan cara lainnya, tapi konflik masih tidak dapat diselesaikan, jangan buru-buru untuk mengungkapkan perpisahan. Akan tetapi, sebaiknya libatkan pihak ketiga, seperti konselor pernikahan sebagai mediator.

Percayalah pasti ada jalan untuk memperbaiki situasi ini jika kalian berdua masih ingin sama-sama berjuang satu sama lainnya. Temui konselor pernikahan dan ceritakan duduk perkara terjadinya konflik tersebut, sehingga perselisihan bisa diselesaikan dengan baik.

Cara Mengoptimalkan Metode 5-5-5

Metode 5-5-5 memang bisa membantu pasangan suami-istri dalam menemukan penyelesaian masalah. Kira-kira seperti ini cara menjalani metode 5-5-5 agar optimal:

  • 5 menit pertama dapat membuat Anda atau pasangan bisa menghargai dirinya sendiri dengan begitu jujur karena mampu mengungkapkan pendapat yang terpendam.
  • 5 menit kedua, Anda atau pasangan bisa lebih mengenal karena mencoba memahami dan menjadi pendengar yang baik bagi yang lainnya.
  • 5 menit terakhir, Anda dan pasangan jadi semakin terbiasa untuk mendiskusikan masalah dalam waktu singkat dan konflik tidak menyebar ke mana-mana.

Nah, itu dia cara menerapkan metode 5-5-5 dalam mengatasi konflik rumah tangga. Semoga apapun konflik dan masalah yang Anda dan pasangan alami, bisa segera diselesaikan dengan baik, ya!

Infografis: Aksesori Kepala Pengantin di Pernikahan Tradisional
Infografis: Aksesori Kepala Pengantin di Pernikahan Tradisional.  (Liputan6.com/Triyasni)    
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya