Liputan6.com, Jakarta - Ketika seseorang ingin dikenal dalam sebuah kelompok, personal branding menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Seperti halnya Apple yang menantang dunia untuk “Berpikir berbeda,” Nike yang mendorong individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau tingkat kebugaran fisik untuk “Lakukan saja, Dunkin’ Donuts meyakinkan para profesional yang sibuk bahwa “American Runs on Dunkin.”
Selama bertahun-tahun, slogan tersebut telah menjadi identitas tiap perusahaan dalam berkomunikasi dan mengidentifikasikan dirinya di pasar. Hanya dalam beberapa kata, slogan-slogan tersebut berhasil memengaruhi cara pandang dunia untuk sebuah perusahaan yang menaunginya.
Baca Juga
Mereka sukses memamerkan produknya untuk dikenal masyarakat luas dengan potensi branding yang dibangunnya.
Advertisement
“Branding adalah apa yang diperjuangkan oleh perusahaan. Itu tercermin dalam bagaimana perusahaan itu bertindak, bagaimana melayani orang, nilai yang dibagikan perusahaan, dan bagaimana perusahaan memproyeksikan nilai-nilai itu," ucap Dr. Sean Gresh, anggota di program Master of Science dalam Komunikasi Korporat dan Organisasi Northeastern, seperti mengutip dari Northeastern, Senin (21/8/2023).
Sebuah merek yang kuat dan menonjol di tengah keramaian dapat meningkatkan kesadaran dan mudah diingat oleh masyarakat. Namun, konsep branding di sini tidak hanya berlaku untuk sebuah perusahaan atau organisasi saja, melainkan dapat diterapkan bagi seseorang.
Setiap pekerja profesional memiliki ciri khas dalam diri mereka yang dapat dibagikan seperti tujuan, keterampilan dan keahlian. Di era millenial ini, setiap orang perlu membangun personal branding, lalu apakah yang disebut personal branding itu?
Apa itu personal branding?
Personal branding pada dasarnya memiliki arti sebuah proses dalam membentuk, membuat, dan menciptakan persepsi orang lain kepada diri kita dalam hal positif. Persepsi yang dibangun dapat bermacam-macam, seperti keahlian, nilai, prestasi, kepribadian, dan lain-lain.
Beberapa ahli seperti Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu berpendapat bahwa personal branding adalah impresi atau kesan yang erat kaitannya dengan keahlian, perilaku, maupun prestasi yang dibangun dengan sengaja ataupun tidak sengaja, dengan tujuan menampilkan citra diri ke orang banyak.
Dengan kata lain, personal branding bisa membuat seseorang mengingat diri kita dengan mudah.
Sepenting Apakah Personal Branding?
Dalam dunia yang serba kompetitif sekarang ini, segala hal membutuhkan persaingan. Menjadi seseorang perlu menonjolkan diri dalam satu bidang dan memberi citra yang berbeda dari kebanyakan orang.
Maka dari itu, membangun personal branding di era saat ini menjadi suatu kepentingan yang dibutuhkan semua orang. Ketika kamu mulai membentuk personal branding, maka akan menjadikan dirimu lebih menonjol dan unik dari teman-temanmu.
Advertisement
8 Tips dalam membangun personal branding
1. Cari Tahu Siapa Diri Kamu
Untuk membangun personal branding yang dapat mencerminkan identitas pribadi, kamu harus mengetahui siapa diri kamu secara profesional dalam bidang tertentu.
Kamu perlu menanyai diri sendiri dengan pertanyaan seperti “apa bidang yang aku kuasai?” “bagaimana orang lain memujiku?” dan “pekerjaan apa yang biasa aku lakukan tapi tidak membuatku bosan?”
Jika kamu sulit menjawab beberapa pertanyaan tadi, kamu bisa menanyakannya kepada teman, keluarga, atau rekan kerja tentang bagaimana mereka melihat diri kamu.
2. Tentukan Diri Kamu Ingin Dikenal Seperti Apa?
Personal branding adalah cerminan siapa diri kamu saat ini. Hal tersebut lah yang bisa membuka jalan ke mana arah kamu di masa depan.
Selain memahami keterampilan dan kompetensimu saat ini, Gresh menyarankan untuk melihat kekuatan dan kelemahan diri yang terkait dengan industri atau karier impian kamu.
Dengan melakukan hal ini, kamu dapat mengungkap keterampilan dan sifat yang bisa membuatmu berbeda serta keahlian yang perlu kamu tingkatkan.
3. Tentukan Audiens
Sebelum membangun personal branding, kamu perlu menentukan siapa yang ingin kamu jangkau. Apakah seseorang dari industri keuangan? musik? media? kamu harus memiliki tujuan akan membawa diri ke arah mana.
Sebagai contoh, ketika kamu bermimpi sebagai seorang jurnalis, maka kamu perlu membangun citra diri sebagai seorang yang update terhadap isu-isu di sekitar. Selain itu, kamu harus mulai membangun portofolio dengan menonjolkan kemampuanmu dalam bidang menulis, reportase, dan komunikasi.
Lalu, bangunlah koneksi bersama orang-orang profesional dari industri media. Kamu bisa memulainya dengan membuat akun di Linkedin agar mempermudah bagi kamu dan perekrut untuk saling mengenal.
4. Temukan Industri Apa yang Kamu Inginkan
Dalam langkah ini kamu perlu membuat peta karier impian, Gresh merekomendasikan untuk mengumpulkan penelitian tentang para ahli dalam peran yang kamu inginkan.
“Cari tahu siapa pemimpin pemikiran di bidang apa pun yang kamu minati, dan jangan hanya mengikuti mereka,” katanya.
“Cari tahu apakah mereka memiliki blog, atau di mana mereka menyumbangkan pemikiran mereka. Carilah orang-orang yang sukses dan periksa apa yang mereka lakukan. Tirulah mereka, lalu lakukan yang lebih baik.”
Advertisement
5. Mintalah Wawancara Informasional
Ketika kamu mulai membuat daftar perusahaan mana saja yang kamu inginkan untuk bekerja, pertimbangkan untuk menghubungi para pekerja profesional tersebut untuk melakukan wawancara informasional.
Saat kamu bertemu dengan orang-orang tersebut, ajukan berbagai pertanyaan yang bisa membantumu untuk mendapat wawasan baru, seperti “bagaimana cara untuk masuk dalam industri ini?” “langkah apa saja yang bisa saya lakukan?” dan lainnya.
Menurut Gresh, langkah ini salah satu dari sepuluh langkah yang penting untuk dilakukan.
6. Siapkan Elevator Pitch
Saat kamu mulai membuat konsep personal branding, luangkan waktu untuk membuat elevator pitch, yaitu sebuah cerita berdurasi 30 hingga 60 detik tentang diri kamu.
“Kamu perlu membuat hal-hal yang sangat singkat dan ringkas untuk dikatakan—cerita untuk diceritakan—yang membingkai atribut dirimu dengan cara yang benar,” kata Frank Cutitta, pendiri Center for Global Branding dan seorang profesor lulusan Northeastern University yang mengajar mata kuliah personal branding.
Pertahankan elevator pitch kamu tetap singkat dengan berfokus pada beberapa poin penting yang ingin ditekankan. Hal ini dapat mencakup bahwa kamu menginginkan posisi baru, memiliki keahlian tertentu.
7. Membangun Jaringan
Dalam proses membangun personal branding, sangat penting jaringan secara konsisten untuk mengembangkan lingkaran profesional. Semakin banyak koneksi yang kamu buat, akan semakin banyak yang mengenali citra dirimu.
Sebagai informasi, sekitar 85 persen seseorang mendapatkan pekerjaannya lewat jaringan yang telah ia bangun. Langkah ini bukan hanya dapat membangun citra yang kamu inginkan, tetapi dapat membantumu dalam menemukan karier.
8. Mintalah Rekomendasi
Memiliki rekan atau manajer yang dapat mendukungmu adalah salah satu cara paling mudah dan efektif dalam membentuk personal branding. Kamu harus memanfaatkan mereka untuk memberi rekomendasi kepada jaringannya untukmu.
Sama halnya dengan bisnis yang bisa memanfaatkan ulasan konsumen, kamu juga dapat membentuk ulasanmu dalam bentuk rekomendasi.
Linkedin menjadi tempat paling tepat untuk meminta dukungan, karena rekomendasi di sini memiliki peluang besar dalam menarik perhatian manajer perekrutan. Oleh karena itu, jangan lupa untuk meminta kenalan dalam memberi dukungannya dalam bentuk rekomendasi dalam platform ini.
Advertisement