Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 3 Desember di seluruh dunia diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional (IDPD). Peringatan ini bertujuan untuk mempromosikan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas di setiap tingkat masyarakat dan pembangunan, serta meningkatkan kesadaran mengenai situasi penyandang disabilitas di semua aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
WHO bergabung dengan PBB dalam memperingati hari ini setiap tahun, guna menekankan pentingnya menjamin hak-hak penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat berpartisipasi secara penuh, setara dan efektif dalam masyarakat dengan orang lain, dan tidak menghadapi hambatan dalam semua aspek kehidupan mereka.
Di kantor pusatnya di Jenewa, WHO menyelenggarakan acara Hari Disabilitas Internasional tahunan untuk mendidik masyarakat, meningkatkan kesadaran, mengadvokasi kemauan politik dan sumber daya, dan merayakan pencapaian WHO.
Advertisement
Dilansir dari United Nations, Minggu (3/12/2023) peringatan ini pertama kali dicanangkan pada tahun 1992 melalui resolusi Majelis Umum PBB 47/3, hari ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai isu-isu disabilitas dan memobilisasi dukungan terhadap martabat, hak-hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.
Tema Hari Disabilitas Internasional 2023 adalah “Bersatu Dalam Aksi untuk Menyelamatkan dan Mencapai SDGs bagi, dengan dan oleh Orang-orang dengan Kondisi Disabilitas.”
Apa itu disabilitas?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui disabilitas sebagai masalah kesehatan masyarakat global, masalah hak asasi manusia dan prioritas pembangunan. WHO mengakui ‘disabilitas’ sebagai “istilah umum untuk disabilitas, keterbatasan aktivitas dan pembatasan partisipasi, yang menunjukkan aspek negatif dari interaksi antara individu (yang memiliki kondisi kesehatan) dan faktor kontekstual (lingkungan dan pribadi) individu tersebut. Disabilitas bukan sekadar fenomena biologis atau sosial.”
Advertisement
Bagaimana Cara Berpartisipasi dalam Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2023?
Berpartisipasi dalam Hari Penyandang Disabilitas Internasional merupakan cara yang berarti untuk menunjukkan dukungan terhadap hak dan kesejahteraan individu penyandang disabilitas. Berikut beberapa cara untuk terlibat:
- Menyelenggarakan Acara: Selenggarakan acara, seminar, atau lokakarya yang meningkatkan kesadaran akan isu-isu terkait disabilitas dan mendiskusikan solusi untuk inklusi.
- Advokasi untuk Aksesibilitas: Advokasi infrastruktur, transportasi, dan platform digital yang dapat diakses untuk memastikan bahwa individu penyandang disabilitas memiliki akses yang sama terhadap layanan dan peluang.
- Rayakan Pencapaian: Akui dan rayakan pencapaian dan kontribusi individu penyandang disabilitas di komunitas Anda dan sekitarnya.
- Berbagi Cerita: Berbagi cerita dan pengalaman para penyandang disabilitas untuk meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan empati dan pemahaman.
- Mendukung Organisasi Disabilitas: Berkontribusi atau menjadi sukarelawan di organisasi yang bekerja untuk meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas dan mendorong inklusivitas.
Sambut Hari Disabilitas Internasional, Komunitas di Bandung Gelar Pameran Lukis Karya Difabel
Menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2023, Komunitas Rasamala di Bandung menggelar pameran lukis [Pe]Lukis Luar Biasa#2.
Pameran ini digelar dengan kolaborasi UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat. Dan berlangsung di Gedung Pusat Kebudayaan, jl. Naripan no. 7-8 kota Bandung, pada tanggal 2 hingga 6 Desember 2023.
Berbagai penampilan tersebut diisi oleh para peserta didik berkebutuhan khusus dari SLB-SLB kota Bandung, yayasan, dan dari sanggar seni.
Pameran lukis sendiri menampilkan karya-karya lukis dari para seniman kota Bandung dan provinsi Banten yang menggambarkan keindahan dari bakat-bakat lukis mereka yang unik. Mengingat setiap seniman merupakan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dan disabilitas.
Selain itu, ada launching dan wakaf produk aksesibel yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
“Pembacaan doa kami kemas dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh peserta didik hambatan visual didampingi oleh peserta didik hambatan pendengaran yang menggunakan bahasa isyarat (Quran isyaroh),” kata Adi kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan tertulis, Sabtu (2/12/2023).
Advertisement