Liputan6.com, Jakarta Hustle culture dikenal dengan gaya hidup yang memposisikan pekerjaan sebagai pusat kehidupan. Mereka yang melakukan budaya ini menganggap produktivitas yang berlebih sebagai suatu pencapaian. Sehingga, waktu istirahat yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan dianggap sebagai bermalas-malasan.
Dilansir dari Forbes, hustle culture adalah budaya bekerja yang mendominasi waktu dari 24 jam dalam satu hari. Umumnya dampak dari hustle culture mengarah ke burnout dan kesehatan yang terganggu. Menurut data Current Cardiology Reports, mereka yang bekerja lebih dari 50 jam seminggu berpotensi mempengaruhi kesehatan parah.
Akan tetapi, hustle culture tak selamanya negatif, seperti kata pepatah segala sesuatu yang terjadi pasti ada dampak positifnya. Apa saja? Yuk simak penjelasan berikut:
Advertisement
1. Meningkatkan Penghasilan
Salah satu manfaat positif yang sangat dirasakan oleh seseorang yang bekerja keras adalah meningkatnya penghasilan. Apa lagi bagi mereka yang memiliki pekerjaan sampingan. Namun, perlu diingat bahwa menemukan manajemen waktu yang pas terkadang membutuhkan latihan yang panjang. Jadi, untuk mendapatkan peluang seperti ini bukanlah suatu hal yang bisa dianggap mudah.
2. Meningkatkan Peluang Karier
Terbukanya peluang karier yang lebih baik biasanya menjadi hasil bagi mereka yang bekerja keras dengan dedikasi yang melebihi orang lain. Kesempatan atau peluang itu akan semakin dekat seiring dengan meningkatnya frekuensi produktivitas yang dilakukan. Jadi jangan heran kalau temanmu bekerja dengan tingkat produktif tinggi akan mencapai kemajuan yang lebih cepat.
3. Meningkatnya Produktivitas
Tak bisa dipungkiri, salah satu manfaat dari budaya hustle culture adalah meningkatnya produktivitas. Mereka yang memposisikan pekerjaan sebagai pusat kehidupan tentu akan menganggap produktif adalah segalanya. Pastinya ini merupakan hal yang positif dalam meraih target dan progres dalam karier yang gemilang.Â
4. Lebih Menghargai Pencapaian
Hustle culture mengajarkan betapa pentingnya menghargai kerja keras dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Bagi seseorang yang telah bekerja hingga mengorbankan jam istirahat, biasanya mereka cenderung menghargai pencapaian dari hasil keringatnya. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan rasa bangga dan kepuasan pribadi ketika tujuannya mulai tercapai satu per satu.
5. Sebagai Motivasi dan Inspirasi
Tak sedikit orang yang menganggap budaya hustle culture sebagai motivasi dan inspirasi. Ini karena semangat dalam diri akan terpacu ketika melihat orang lain mencapai keinginannya dengan hasil keringat sendiri. Dengan begitu, tentunya akan mendorong mereka untuk mengejar impian mereka dengan lebih gigih.
Terlepas dari tantangan dan potensi dampak negatifnya, penting untuk memahami bahwa budaya kerja keras nggak selalu bersifat merugikan. Di beberapa situasi, semangat kerja keras dapat mendorong seseorang untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi.
Meskipun dampak positif dari budaya hustle dapat memberikan dorongan yang besar dalam pencapaian tujuan, penting untuk diingat bahwa keseimbangan hidup yang sehat juga merupakan kunci penting dalam mencapai kesuksesan jangka panjang. Terlalu terfokus pada pekerjaan tanpa memperhatikan kesehatan mental dan fisik dapat mengakibatkan kelelahan, stres, atau bahkan kehilangan kualitas hidup. Menemukan cara untuk tetap produktif dan termotivasi tanpa mengorbankan keseimbangan hidup adalah kunci utama.
Â
(*)
Advertisement