Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Naiknya Asam Lambung?

Sebagai makanan alternatif yang banyak disukai masyarakat Indonesia, seringkali gorengan dijadikan takjil ketika berbuka. Namun, bagaimana efek berbuka dengan gorengan bagi penderita asam lambung?

oleh Eka Fadhila Kharisma Putri diperbarui 12 Mar 2024, 15:31 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2024, 15:00 WIB
Gorengan
Ilustrasi Gorengan / Freepik by freestockcenter

Liputan6.com, Jakarta Selain tradisi berbuka dengan yang manis-manis, seperti kurma, kolak atau es buah, gorengan juga biasa dijadikan camilan berbuka sebelum mengonsumsi makanan berat. Rasanya yang dominan gurih, sangat cocok dikombinasikan dengan makanan manis pencuci mulut.

Sebagaimana umum diketahui, gorengan memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga, hal konsumsi gorengan sebenarnya kontras dengan tujuan berpuasa yang mana salah satunya untuk menyehatkan tubuh. 

Maka dari itu, penting sekali untuk memastikan makanan yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan berbuka dan sahur, terutama bagi pengidap asam lambung agar puasa berjalan lancar dan tubuh semakin sehat. 

Informasi ini dirangkum dari beberapa sumber pada Selasa (12/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Hindari Konsumsi Gorengan Langsung saat Berbuka

tempe goreng
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Baiknya, jika memang sangat ingin makan gorengan, konsumsilah setelah makan berat. Sebagaimana dilansir dari situs halodoc.com, penderita asam lambung memiliki lambung yang cukup sensitif terhadap makanan berminyak. 

Meminimalisir konsumsi gorengan ketika sahur juga sangat dianjurkan. Hal ini karena makanan asin akan menimbulkan rasa haus berlebihan saat menjalani puasa karena sifat garam yang mengikat air. Sebaiknya, konsumsi gorengan saat sahur dihindari, dan utamakan makan sahur dengan gizi seimbang agar puasa lancar.


2. Hindari Konsumsi Es Langsung saat Berbuka

Ilustrasi es buah, takjil buka puasa
Ilustrasi es buah, takjil buka puasa. (Image by wirestock on Freepik)

Dianjurkan untuk minum air dengan suhu normal terlebih dahulu saat waktu berbuka tiba. Hal ini karena dikhawatirkan konsumsi es langsung saat berbuka puasa dapat mengganggu pencernaan.

Informasi dari halodoc.com menyebutkan bahwa suhu es yang dingin akan menghambat aktivitas enzim dan asam lambung. Akibatnya, timbul berbagai gangguan sistem pencernaan, seperti diare, mual, dan perut kembung.


3. Hindari Minuman Berkarbonasi

Ilustrasi minuman bersoda
Ilustrasi minuman bersoda (Sumber: Pixabay/Lernestorod)

Minuman bersoda mengandung gelembung karbondioksida yang dapat menaikkan produksi gas pada saluran pencernaan. Jika dikonsumsi pada saat berbuka dimana perut dalam keadaan kosong seharian, maka produksi kadar asam lambung akan naik. Hal ini lah yang dapat menimbulkan maag hingga sensasi panas yang timbul di dada.


4. Perhatikan Makanan Manis saat Berbuka

Kurma
Ilustrasi Macam-Macam Kurma / Freepik by azerbaijan_stockers

Berbuka dengan yang manis memang dianjurkan untuk mengembalikan energi tubuh setelah seharian berpuasa. Namun demikian, tidak semua makanan dengan “rasa manis” baik dikonsumsi saat iftar. 

Dilansir dari British Nutrition Foundation melalui laman hellosehat.com menyarankan untuk menghindari makanan dan minuman manis dengan banyak gula tambahan ketika berbuka. Karenanya, daripada menjadikan kue-kue manis atau es buah dengan tambahan banyak susu kental manis, buah-buahan alami bisa jadi opsi yang lebih sehat dan aman.


5. Usahakan Jangan Meninggalkan Sahur

Durasi puasa yang panjang tentu akan sangat terbantu dengan selalu membiasakan makan sahur. Sehingga, metabolisme lancar dan tubuh memiliki cadangan energi yang cukup untuk melakukan berbagai aktivitas selama menjalankan ibadah puasa. 

Adapun tips yang diberikan dr. Annta dilansir dari disway.id kurang lebih ketika  sahur, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat dan dapat disertai dengan segelas susu sebagai sumber protein. Idealnya, porsi makanan yang lengkap, termasuk karbohidrat, sayuran, dan lauk pauk, tetap dipertahankan.

Bagi yang memiliki masalah lambung, penting untuk mengurangi bahkan menghindari konsumsi makanan pedas dan asam. Serta, hindari makan langsung dalam porsi besar. 


Kenapa Buka Puasa Tidak Boleh Makan Gorengan?

Nah, asupan kalori berlebih tentu saja tidak baik bagi kesehatan. Jika terus-menerus mengonsumsi gorengan dalam jumlah banyak selama berbuka puasa, risiko terkena penyakit diabetes dan obesitas bisa meningkat.


Apa Efek Samping dari Gorengan?

Makan gorengan dalam jumlah banyak ternyata juga akan meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, diabetes, hingga obesitas. Makanan yang dilapisi dengan tepung dan digoreng memiliki kandungan kalori yang tinggi.


Penyakit Apa yang Disebabkan Oleh Gorengan?

Melansir dari Healthline, mengonsumsi gorengan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolesterol HDL, hingga obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Dua studi observasional besar menemukan bahwa semakin sering orang mengonsumsi gorengan maka semakin besar risiko penyakit jantung.


Berapa Kalori dalam 1 Buah Gorengan?

Gorengan mengandung sampai 140 kalori. Jadi, penting untuk membatasi konsumsi gorengan jika ingin menjaga kesehatan jantung dan organ tubuh lain. 


Apakah Boleh Makan Gorengan di Pagi Hari?

Makanan berlemak tinggi seringkali sulit dicerna oleh sistem pencernaan. Makan gorengan di pagi hari dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Misalnya seperti perut kembung, mulas, atau diare, yang dapat mengganggu produktivitas Anda sepanjang hari.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya